🎈 Bahagian #36 | Brina's Healing🎈

29 7 5
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum bacaThanks and enjoy the story!😊❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
😊
❤️

🎈


BRINA kian mengeratkan pegangan pada cutter. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya. Perlahan, gadis itu mulai berjalan ke arah pohon.

Penglihatan Keydo mengekori setiap pergerakan Brina. Ia jadi penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh gadis itu.

Brina memegang cutter dengan kuat. Ia mendongak, menatap pohon yang tumbuh di halaman belakang rumah Keydo. Gadis berambut panjang tergerai itu lantas menatap lurus ke depan, ke arah permukaan batang pohon. Ia kembali menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. “Aku harus gores pohonnya bentuk pola apa, Keydo?”

Keydo tercenung untuk beberapa saat. Laki-laki itu sedikit tercengang karena ternyata Brina mau menuruti perintahnya. Diam-diam, Keydo merasa lega dan senang atas respons Brina. Ternyata, usahanya untuk mengalihkan Brina dari menyakiti---melukai lebih tepatnya---diri sendiri mulai menampakkan hasil. Tak mengapa jika hasilnya belum terlihat signifikan karena Keydo tahu, semua hal yang ada di dunia itu perlu waktu untuk berproses.

“Keydo?”

Keydo tersentak dari lamunan. Laki-laki itu berdeham dan segera menguasai diri. “Ya ..., terserah kamu mau gores permukaan pohon itu dengan bentuk apa. Ikuti pikiran dan kata hati kamu aja.”

Brina manggut-manggut mendengar jawaban Keydo. Ia lantas memajukan tangan kanan yang membawa cutter ke arah batang pohon. Perlahan, ia mulai menggores permukaan batang pohon tersebut. Ia melakukan hal tersebut dengan telaten dan konsentrasi, juga kehati-hatian. Fokusnya kini terpusat sepenuhnya untuk menciptakan goresan-goresan di batang pohon.

Rasa lega dan senang hinggap di hati Keydo. Laki-laki itu berdiri di tempat, mengawasi Brina yang sedang fokus menggores batang pohon. Sebenarnya, cara pengalihan itu adalah cara yang sering ia lakukan dulu, ketika masih kecil. Ia biasa melakukannya jika sedang merasa kesal. Terakhir ia melakukan cara tersebut adalah saat SMP, tepatnya setelah sang papa meninggal dunia karena kecelakaan pesawat terbang.

“Keydo?”

Lamunan Keydo buyar oleh panggilan Brina. Laki-laki itu berkedip beberapa kali dan segera menatap gadis yang baru saja memanggil. “Ya?”

“Emang ... enggak apa-apa kalo aku gores pohon ini? Nanti kalo pohonnya kenapa-kenapa, gimana?”

“Enggak apa-apa. Setau aku, pohon trembesi justru bagus kalo digores kayak gitu.”

Brina manggut-manggut sambil terus menggores permukaan pohon. “Jadi, pohon ini namanya pohon trembesi? Aku baru tau,” akunya polos.

Keydo terenyum samar mendengar pengakuan polos Brina itu.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang