KEYDO mencoba untuk fokus dengan mata pelajaran yang sedang berlangsung. Akan tetapi, hasilnya kurang memuaskan. Laki-laki itu melirik ke kiri, menatap Brina yang sedang mencatat materi yang ada di papan tulis. Ia lantas beralih menatap Saki yang duduk di pojok kiri paling belakang kelas. Ternyata, sahabatnya itu juga tengah menatap Brina.
Tak sengaja, tatapan Keydo dan Saki bertumbukkan. Kedua laki-laki itu terdiam sejenak. Saki terlihat menaikkan kedua alisnya dan melirik Brina, seolah sedang memberikan kode kepada Keydo. Keydo yang melihat gerak-gerik Saki itu melirik Brina, lalu kembali menatap Saki. Laki-laki itu mengangkat bahu kemudian.
Saki mengembuskan napas panjang sambil menatap Brina dengan raut datar. Tangannya terjulur, seolah mempersilakan Keydo melakukan sesuatu. Sekarang, giliran Keydo yang mengembuskan napas panjang. Laki-laki itu mengalihkan tatapannya dari Saki menuju Brina yang menduduki bangku di sebelah kirinya. Ia diam memandangi Brina yang benar-benar fokus mencatat materi. Gadis itu sepertinya tidak sadar jika sedang diperhatikan dari samping.
Teringat dengan kode yang diberikan oleh Saki, Keydo segera melancarkan aksinya. “Kamu ... beneran baik-baik aja, Brina?” Keydo akhirnya bertanya.
Gerakan tangan Brina yang sedang menulis terhenti. Gadis itu perlahan menoleh ke kanan dan langsung bertemu pandang dengan Keydo. Ia mengerutkan kening samar. Agak mengherankan saja Keydo bertanya padanya.
Keydo memperhatikan Brina. Laki-laki itu menunggu jawaban dari gadis di sebelah kirinya. Alasan mengapa ia menanyakan keadaan Brina karena ia teringat akan kejadian di koridor tadi, saat perjalanan kembali ke kelas. Ia masih penasaran mengapa Brina tiba-tiba menghentikan langkah sambil memegangi dada. Apalagi, ekspresi gadis itu terlihat seperti sedang menahan sakit. Sayangnya, saat ditanya, Brina hanya menjawab, “Enggak apa-apa, kok. Tadi ..., kayak ada yang gigit. Semut kayaknya.”
Sampai sekarang, Keydo masih penasaran. Ia merasa kalau ada yang sedang disembunyikan oleh Brina.
“Emang ... aku kenapa?”
Keydo mengerjap beberapa kali, tersadar dari perenungannya. Laki-laki itu diam sesaat. Ia tidak menjawab pertanyaan Brina, tetapi malah menggerakkan tangan kanannya secara perlahan menuju dada. Ia memegang bagian tersebut, masih dengan menatap Brina.
Brina yang melihat gerak-gerik Keydo tersebut secara otomatis menurunkan pandang. Ia memandang dadanya sendiri, lalu kembali menatap Keydo. “Keydo ...,” panggilnya pelan.
Keydo hanya diam mendengarkan.
“Kamu ... kenapa megangin dada sambil ngelatin aku terus?” tanya Brina merasa agak curiga.
Keydo tercenung. Refleks, ia menjauhkan tangannya dari dada. Hah, sepertinya, Brina salah tangkap dengan bahasa tubuhnya. Perhatian Keydo tak sengaja terjatuh pada Saki yang terlihat membekap mulut, menahan tawa. Langsung saja, Keydo menghadiahi sahabatnya itu tatapan yang paling tajam. Namun, Saki dengan santainya hanya tersenyum lebar, menampilkan kedua lesung pipi yang dimiliknya. Laki-laki itu juga mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah yang membentuk huruf ‘V’.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_
Fiksi Remaja[Fiksi Remaja] - [Tamat] ❨Cerita ini diikutkan dalam ajang High Future Books Writing Competition (HICOM)❩ Keydo itu laki-laki yang dingin, cuek, tertutup, dan tidak terlalu banyak bergaul dengan orang lain. Sedangkan Brina itu gadis yang ceria, mura...