🎈 Bahagian #38 | Iblis di Bahuku🎈

36 5 2
                                    

Sambil play mulmed-nya sabi, lah, yawCocok buat self-healing😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil play mulmed-nya sabi, lah, yaw
Cocok buat self-healing
😊

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

KEDUA alis Brina terangkat tinggi setelah mendengar permintaan dari Keydo. Ia mengerjap beberapa kali karena merasa heran. “A-apa? Nulis ... nama orang yang paling aku sayang di tangan kiri pake spidol itu?” Gadis itu mengulang pertanyaan Keydo. Ia lantas memandang Keydo dan spidol bergantian. “Emangnya ... mau buat apa?”

Keydo mengembuskan napas pelan. Tatapannya tertuju lurus ke depan, ke arah kedua mata jernih Brina. “Tulis aja dulu,” katanya.

Brina termenung. Ia mencoba memahami maksud Keydo. Gadis itu memandang tangan kiri yang tertutup oleh lengan kemeja putih---bagian dari seragam sekolah. Ia lantas memandang cutter di tangan kanan. Brina terdiam selama beberapa detik, memikirkan nama siapa yang akan ia tulis di tangan kiri.

Keydo pun diam, menunggu Brina.

Detik demi detik berlalu, Brina akhirnya mendapatkan ide. Gadis itu dengan pelan dan penuh kehati-hatian mulai menyingsingkan lengan kemeja seragam. Ia membuka tutup spidol menggunakan gigi.

Gerak-gerik Brina tersebut tak luput dari pandangan Keydo. Laki-laki itu memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Brina. “Kalo bisa, untuk nama yang pertama, kamu tulis di posisi paling atas,” katanya.

Brina terlihat mengangguk dan mulai menempelkan ujung spidol ke kulit tangan kiri yang tidak terluka. Gadis itu dengan telaten menuliskan nama orang yang disayanginya.

“Udah?” tanya Keydo, memastikan.

Brina menjauhkan spidol dan menutupnya kembali. Ia lantas menatap Keydo dan mengangguk singkat. “Udah,” lapornya.

Keydo ikut mengangguk. Laki-laki itu berjalan satu langkah mendekati Brina dan bertanya, “Siapa nama pertama yang kamu tulis?”

Brina terdiam beberapa saat. Ia melirik tangan kiri yang dihiasi oleh luka sayat dan sekarang, hiasannya bertambah dengan tulisan nama orang yang disayanginya.

Tatapan Brina terlihat sendu saat membaca tulisan spidol yang ia torehkan di tangan kiri.

Keydo tentu menyadari ekspresi Brina tersebut. Tak ayal, ia pun penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Brina.

Brina menelan ludah dengan berat. Entah mengapa, dadanya perlahan mulai terasa sesak. Kedua matanya terasa agak memanas. Ia mengerjap beberapa kali, menahan lapisan bening yang akan tercipta.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan untuk menenangkan sekaligus menguatkan diri. “Mama ...,” lirihnya dengan suara agak serak.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang