🎈 Bahagian #16 | Rubber Band🎈

42 9 2
                                    

KEYDO, Brina dan Kay berjalan bersama, keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEYDO, Brina dan Kay berjalan bersama, keluar dari rumah. Mereka bersiap untuk beraktivitas. Keydo dan Brina bersekolah, sedangkan Kay bekerja.

Langkah Kay tiba-tiba terhenti saat mendengar suara dering ponsel. Ia menurunkan pandang dan mendapati layar ponselnya yang menyala. “Eh, Ido, Brina, bentar.”

Keydo dan Brina secara otomatis berhenti berjalan. Mereka menoleh ke belakang, menatap Kay.

“Kenapa, Ma?” Keydo bertanya.

“Bentar, ada telepon dari pimred.”

Keydo manggut-manggut mendengar jawaban dari mamanya. Ia pun memutuskan untuk menunggu Kay selesai bertelepon. Tentu, ia menunggu bersama Brina.

“Iya, iya, Mbak. Saya segera ke sana. Siap, tunggu, ya.” Kay mengakhiri sambungan telepon dan berjalan mendekati Keydo dan Brina. “Ido, Brina. Mama ... minta maaf, ya, enggak bisa nganter kalian ke sekolah hari ini. Barusan Mama dapet telepon dari pimred kalo suruh ke kantor sekarang, ada rapat dadakan.”

Keydo yang mendengar hal tersebut sedikit menelengkan kepala. “Sepagi ini, Ma?”

Kay mengangguk, membenarkan. Sementara itu, Brina hanya diam sambil sesekali menatap Keydo dan Kay bergantian.

“Mama minta maaf sekali lagi, ya. Beneran tiba-tiba ini.”

“Enggak apa-apa, Ma. Ido bisa berangkat sendiri naik sepeda.”

“Eh, jangan!” cegah Kay cepat sebelum putra tunggalnya itu hendak berjalan ke arah garasi rumah. “Kalo kamu naik sepeda, nanti Brina gimana berangkat sekolahnya?”

“Kan, di garasi masih ada satu sepeda lagi. Sepeda punyanya Mama.”

“Tapi, aku enggak bisa naik sepeda,” jawab Brina secara spontan.

Pernyataan Brina tersebut berhasil menarik atensi Keydo dan Kay.

“Kamu enggak bisa naik sepeda?” Kay bertanya untuk memastikan.

Pertanyaan Kay itu dibalas dengan anggukan oleh Brina. “Eum ..., Brina berangkatnya naik angkot aja, Tante. Biar Keydo aja yang berangkat pake sepeda,” ujar Brina.

“Eh, jangan!” Lagi-lagi, Kay memberi pencegahan. Kali ini pada Brina. Hal itu tentu saja membuat Brina merasa heran. Gadis itu sampai menautkan kedua ujung alisnya.

“Jangan naik angkot berangkatnya, Brina. Nunggunya pasti lama. Udah, kamu berangkatnya tetep sama Keydo. Biar ada yang jagain.” Kay beralih menatap Keydo. “Do, kamu bonceng Brina, ya, ke sekolahnya.”

Keydo yang mendengar perintah tersebut langsung membulatkan kedua mata karena terkejut. Bukan hanya Keydo yang terkejut, Brina pun merasakan hal yang sama. Dua remaja itu menatap Kay dengan pandangan tak percaya.

“Ya udah. Gitu aja, ya? Kalian berdua tetep berangkat bareng ke sekolah naik sepeda. Mama mau berangkat ke kantor redaksi dulu,” tutur Kay agak terburu-buru. Wanita itu mendekati Keydo dan Brina, lantas memeluk sejenak dua remaja tersebut secara bergantian. “Kalian hati-hati di jalan, ya.”

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang