🎈 Bahagian #33 | Pesan yang Hilang🎈

34 8 3
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum bacaThanks and enjoy the story!😊❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
😊
❤️

🎈

KALIAN minggu depan udah mulai tes, ya?” Kay bertanya, membuka pertanyaan saat sarapan.

Keydo dan Brina mengangguk sebagai tanggapan.

“Ido boleh sekolah berarti, ‘kan, Ma?”

Kay menyendok nasi juga lauk, lalu menyuapkannya pada Keydo. “Nanti Mama tanya Bu Lyla dulu, ya, baiknya gimana.”

“Semoga aja boleh.”

Kay tersenyum geli. “Kamu ngebet banget, sih, pengin sekolah.”

“Bosen di rumah, Ma.”

Kay kembali tersenyum geli. Ia menyuapi makan untuk putranya lagi.

TIN! TIN!

Suara klakson sepeda motor dari luar rumah berhasil merenggut atensi Keydo, Brina, dan Kay. Mereka secara otomatis menoleh ke arah pintu utama rumah.

“Siapa, ya?” gumam Kay penasaran. Wanita itu sudah akan meletakkan piring di meja makan. Akan tetapi, niatnya urung saat melihat Brina berdiri dan mencegahnya.

“Tante di sini aja. Biar Brina yang cek.”

“Lho, kamu, kan, lagi makan.”

Brina tersenyum. “Enggak apa-apa, Tante. Lagian, sarapan Brina udah habis, kok.” Gadis yang rambut panjangnya kini diikat satu seperti ekor kuda itu segera berjalan menuju depan rumah, memeriksa siapa yang bertandang ke rumah Keydo.

“Ah, Mama penasaran, deh. Bentar, ya, Do.” Kay memutuskan untuk mengikuti jejak Brina.

Keydo mengembuskan napas pelan. Ia memandang sejenak piring makannya. Isinya tinggal sedikit lagi, tetapi ia ingat kalau akan kesulitan makan jika menggunakan tangan kiri. Laki-laki itu mendengkus pelan dan memilih berdiri. Ia memutuskan untuk ikut pergi ke depan rumah daripada bosan menunggu sendirian di ruang makan.

Sementara itu, Brina memelankan langkah begitu tiba di teras. Penglihatannya langsung disambut oleh seorang remaja laki-laki yang berseragam sama seperti dirinya. Laki-laki itu tengah duduk di jok sepeda motor yang berhenti di depan rumah Keydo. Ia terlihat sedang berkaca pada spion sepeda motor, merapikan tatanan rambut.

“Saki?” gumam Brina. Ia mengerjap beberapa kali, memastikan penglihatan.

Remaja laki-laki yang semula sedang merapikan rambut akhirnya menoleh ke kiri. Ia langsung tersenyum lebar saat melihat Brina di teras rumah Keydo. Senyum lebar laki-laki itu secara otomatis memperlihatkan dengan jelas dua lesung pipi yang dimilikinya. “Pagi, Brina!” sapanya dengan lantang sambil melambaikan tangan kanan.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang