🎈 Bahagian #30 | Ketika Keydo Penasaran🎈

30 8 0
                                    

Sebelumnya, aku mau ucapin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya, aku mau ucapin ...
Yeay, TMYS genep 30 bahagian!😭
Alhamdulillah, setengah perjalanan udah tercapai💅🏻

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

“HARI ini catetannya enggak terlalu banyak, soalnya sempet ada jamkos tadi. Tapi, aku tetep bakal terangin ulang materinya ke kamu. Kalo kamu mau, sih.”

Keydo mengembuskan napas pelan. Laki-laki itu menjulurkan tangan kiri ke arah Brina. “Mana catetannya?” tagihnya.

Brina sigap memberikan fotocopy catatan pada Keydo. “Ini,” katanya. “Jadi ..., gimana? Mau aku terangin ulang meterinya?” Gadis itu kembali pertanyaan.

Keydo memandang fotocopy catatan materi yang kini sudah ada di tangan. Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangkat wajah, memandang Brina. “Enggak perlu. Aku udah paham, kok.”

Brina meluruskan bibir sambil mengangguk pelan. Gadis itu tersenyum tipis kemudian. “Kamu keren, ya. Walaupun enggak masuk sekolah, kamu tetep belajar.”

Alih-alih menanggapi pujian yang baru saja diungkapkan Brina, Keydo malah bertanya, “Berapa uang fotocopy-nya? Biar aku ganti.” Laki-laki itu menurunkan kedua kaki dari ranjang, bersiap untuk berdiri.

Kedua alis Brina terangkat tinggi mendengar pertanyaan tersebut. “Eh, enggak usah, Keydo,” tolaknya. “Enggak perlu diganti uang fotocopy-nya. Aku ikhlas, kok.”

Keydo urung berdiri. Laki-laki itu akhirnya hanya duduk di tepi ranjang.

“Aku tulus bantuin kamu. Jadi, santai aja,” sambung Brina. Gadis itu tersenyum canggung kemudian.

Keydo memandang Brina yang berdiri di hadapannya dengan raut datar, tetapi serius. “Kenapa?” tanyanya.

Dahi Brina berkerut samar. “Kenapa ... apanya?” tanyanya polos.

Keydo mengembuskan napas pelan. “Kenapa kamu mau repot-repot bantuin aku? Nyatet dan fotocopy-in materi, ngejelasin ulang materi, bahkan ....” Keydo memalingkan wajah ke kanan. Jujur, ia agak malu untuk mengungkapkan satu hal lain yang sering Brina lakukan akhir-akhir ini.

Brina sedikit menelengkan kepala ke kanan. “Bahkan apa?” tanyanya, merasa penasaran.

“Nyuapin aku makan,” ungkap Keydo dengan suara pelan. Sungguh, rasanya ia ingin menenggelamkan kepala di lautan terdalam usai mengungkapkan hal tersebut.

Memang benar, semenjak tangan kanan Keydo patah, Brina jadi sering menyuapi makan laki-laki itu. Terutama saat Kay---mamanya Keydo---sedang tidak ada di rumah. Keydo sudah sering menolak, tetapi ia langsung diam saat disindir mengenai telur balado yang meluncur dari piring karena ia memaksa makan menggunakan tangan kiri.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang