Well, vote dulu, yuk, sebelum baca
Thanks and enjoy the story!
🙃❤️🎈
“IDO!”
Keydo dibuat tertegun dengan seruan yang baru saja dilontarkan Saki. Dahinya berkerut samar melihat ekspresi sahabatnya yang tampak begitu serius.
Bukan hanya Keydo yang tertegun, Brina pun merasakan hal yang sama. Gadis itu mengerjap beberapa kali karena merasakan atmosfer yang berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya santai-santai saja, tetapi sekarang berubah mencekam. Saki bagai sedang menginterogasi tersangka kejahatan.
Saki memicingkan mata dan menuding Keydo.
Keydo dengan polosnya memusatkan pandang ke arah jari telunjuk Saki yang berada tepat di depan wajah. Hal itu membuat kedua mata Keydo tampak juling.
“Biru,” ucap Saki sambil berjalan mengitari bangku yang Keydo duduki. Nada bicara laki-laki itu terdengar begitu serius. “Dari artikel yang pernah aku baca, warna biru itu menggambarkan kepercayaan, konsistensi, ketenangan, keyakinan, keseriusan, dan ... profesionalitas.”
Keydo dan Brina menyimak perkataan Saki dengan penuh perhatian.
“Tapi, warna biru juga identik sama sikap dingin, keras kepala, enggak ramah, dan kurang empati,” terang Saki, memberi penekanan di setiap kata yang terlontar. Laki-laki itu selesai berjalan mengitari bangku dan kembali berdiri di hadapan Keydo. “Relate banget, ‘kan, sama kamu, Do?”
Keydo mengerutkan dahi. “Relate dari mananya?”
“Dari muka kamu yang jarang senyum, lah,” balas Saki. “Asal kamu tau, warna biru itu ngelambangin kesedihan, Do. Oh, enggak cuma kesedihan, tapi juga de-pre-si.”
Mendengar kata ‘depresi’ yang baru saja terlontar dari mulut Saki membuat Brina refleks memindahkan tali balon ke tangan kiri. Tangan kanannya beralih memegang tangan kiri dengan kuat. Ia merasa sensitif jika mendengar kata tersebut.
“Next, Brina.” Saki beralih memandang Brina yang tengah menatapnya dengan serius. Laki-laki itu terdiam beberapa saat. Aneh. Ia mendadak merasa gugup saat bertemu pandang dengan Brina. Ada sesuatu yang menggelitik sukma dalam diri Saki saat itu juga.
Keydo yang menyadari kontak mata antara Brina dan Saki segera mengambil tindakan dengan berdeham cukup keras. Usahanya ampuh menarik diri Saki kembali ke kesadaran. “Kenapa diem, Sak?” tanyanya datar.
Saki menengok kaku ke arah Keydo. “O-oh, enggak. Enggak ada apa-apa, kok. Cuma ... terkesima aja. Eh!” Laki-laki itu buru-buru menutup mulut menggunakan tangan. Aduh, keceplosan! rutuknya dalam hati.
Keydo dan Brina sama-sama tercenung dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Saki.
Brina menelengkan kepala ke kanan, menatap Saki dengan ekspresi heran. “Terkesima? Terkesima karena apa, Sak?” tanyanya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_
Novela Juvenil[Fiksi Remaja] - [Tamat] ❨Cerita ini diikutkan dalam ajang High Future Books Writing Competition (HICOM)❩ Keydo itu laki-laki yang dingin, cuek, tertutup, dan tidak terlalu banyak bergaul dengan orang lain. Sedangkan Brina itu gadis yang ceria, mura...