🎈 Bahagian #51 | What She Think Of🎈

20 3 2
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

“SELAMAT, ya, Bu. Keydo lagi-lagi berhasil masuk peringkat 10 besar, peringkat 1 pula. Pasti Bu Kay seneng banget.”

“Ya ampun, Bu Sania. Saki, kan, berhasil masuk peringkat 10 besar juga. Bu Sania juga pasti seneng,” balas Kay, menanggapi pujian Sania---bunda dari Saki.

“Hehe, Bu Kay bisa aja.”

Kay dan Sania asyik berbincang-bincang. Sementara itu, Keydo, Brina, dan Saki hanya berdiri dalam diam. Entahlah, atmosfer persahabatan di antara mereka bertiga terasa berbeda hari ini.

Keydo melirik Saki. Ia merasa ada yang aneh dari sahabatnya itu. Saki lebih banyak diam hari ini, tidak seceria biasanya. Hal itu membuat Keydo berpikir, apakah Saki sedang memiliki masalah?

Tak hanya Keydo, Brina juga menyadari perubahan sikap Saki. Saat ia tak sengaja bertemu pandang dengan Saki, laki-laki itu langsung melengos begitu saja. Apa ... Saki kebawa perasaan sama obrolan kemarin, ya? batinnya, merasa penasaran.

“Ehem!” Saki berdeham, menginterupsi keadaan. “Bunda, kapan pulangnya?” bisiknya pada Sania.

Sania terpaksa menunda sejenak perbincangannya dengan Kay. Ia menatap putranya dengan dahi berkerut samar. “Pulang? Mau sekarang?”

Saki langsung mengangguk dengan wajah memelas.

“Eh, kenapa buru-buru gitu?” timbrung Kay. “Gimana kalo ... Bu Sania sama Saki mampir dulu ke rumah saya. Rencananya, habis penerimaan rapor, saya, Ido, sama Brina, mau makan bareng. Makan telur balado, makanan kesukaannya mereka berdua.”

“Wah, menarik banget itu. Gimana Sak---”

“Maaf, Mama Kay. Bunda sama Saki udah ada acara lain,” sela Saki. Laki-laki itu langsung menggamit lengan bundanya. “Iya, ‘kan, Bun?”

Sania menatap Saki dengan raut terkejut sekaligus heran. Apalagi, saat melihat putranya yang tersenyum tidak jelas, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Keydo, Kay, dan Brina menatap Saki dengan raut penasaran. Terutama Keydo dan Kay. Mereka berdua heran, biasanya jika ada rencana makan bersama, Saki-lah yang paling bersemangat untuk ikut.

“Bunda,” rengek Saki.

Sania mengembuskan napas panjang. Ia mengulas senyum tipis dan mengangguk. Ia lantas beralih menatap Kay. “Ah, iya, Bu Kay. Maaf banget, nih. Saya, tuh, baru inget kalo udah ada rencana sama Saki mau makan bareng. Mungkin, lain kali, ya,” ujarnya.

Saki tersenyum penuh kemenangan mendengar perkataan sang bunda. Namun, raut mukanya sekejap langsung berubah datar saat tak sengaja bertemu tatap dengan Keydo dan Brina. Ia langsung memalingkan muka, tak mempedulikan perasaan kedua sahabatnya.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang