PULANG sekolah, Keydo dan Brina langsung menuju rumah. Sama seperti saat berangkat sekolah, Brina duduk di bagian depan sepeda. Lagi-lagi, ia harus rela merasakan siksaan sementara.
Keydo menarik rem dan menurunkan sebelah kaki ke tanah untuk menahan sepeda. Ia dan Brina telah sampai di rumah. Brina segera turun dan melakukan peregangan pada otot-otot tubuh. Keydo yang memperhatikan Brina itu hanya geleng-geleng pelan. Ia segera membuka pagar rumah dan menuntun sepeda hingga depan garasi.
“Makasih, ya, Do.”
Keydo menoleh ke sumber suara. “Buat?”
“Ya ..., makasih karena udah mau boncengin aku.”
Keydo hanya mengangkat bahu dan berjalan menuju teras. Ia lepas sepatu dan kaus kaki, lalu membuka pintu utama rumah. Brina mengikuti di belakang. Mereka berdua masuk rumah dan segera menuju kamar masing-masing.
“Makan siangnya mau pake apa?” Keydo tiba-tiba bertanya.
Brina menatap Keydo dengan kedua alis terangkat. “Eum ...,Tante Kay enggak masak, ya?”
Keydo hanya mengangguk sebagai jawaban.
Brina manggut-manggut. “Eum ..., aku apa aja, deh. Tapi, jangan nasi sama garem.”
Keydo melirik tajam Brina. Perkataan gadis itu seolah menyinggung apa yang pernah ia katakan dulu.
Melihat ekspresi Keydo tersebut, Brina langsung mengatupkan kedua bibir rapat-rapat. Dalam hati, ia merutuki diri sendiri karena telah lancang berbicara. Gadis itu menunduk dan curi-curi lirik pada Keydo. “Ma-maaf, Keydo. A-aku ... enggak maksud nyindir kamu,” sesalnya kemudian.
Keydo masih melirik tajam Brina. Namun, laki-laki itu segera menatap lurus ke depan. “Terus, mau makan siang pake apa?” tanyanya lagi.
Brina memberanikan diri menatap Keydo. “Eum ..., kamu sendiri mau makan siang pake apa?”
Keydo mulai terlihat masam raut mukanya. Baru saja ia akan membuka mulut, berbicara, Brina sudah mendahuluinya.
“Iya, aku tau, harusnya aku enggak jawab pertanyaan kamu dengan pertanyaan. Maksud aku nanya gitu, biar aku nyesuain sama selera kamu aja. Kamu makan itu, aku juga makan itu. Kamu makan ini, aku juga makan ini. Kamu---”
“Okay.”
Brina langsung diam saat Keydo menyela perkataannya. Lagi-lagi, ia merasa lancang karena terlalu cerewet.
“Aku mau beli makanan di luar. Tapi, belum tau mau beli apa. Kamu bilang ngikut aku aja, ‘kan?”
Brina tersenyum dan mengangguk kemudian.
“Ya udah. Nanti aku pergi beli makan siang.” Setelah berkata seperti itu, Keydo masuk kamar. Ia tutup pintu dan berjalan ke arah meja belajar. Seperti yang biasa ia lakukan, ia mengeluarkan notes dan pulpen dari dalam tas. Ia coret kegiatan hari ini yang telah selesai ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_
Ficção Adolescente[Fiksi Remaja] - [Tamat] ❨Cerita ini diikutkan dalam ajang High Future Books Writing Competition (HICOM)❩ Keydo itu laki-laki yang dingin, cuek, tertutup, dan tidak terlalu banyak bergaul dengan orang lain. Sedangkan Brina itu gadis yang ceria, mura...