🎈Bahagian #5 | Segitiga Bermuda🎈

59 11 7
                                    

NAPAS Keydo agak terengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NAPAS Keydo agak terengah. Laki-laki itu memasang standar pada sepeda, lalu berjalan menuju teras. Ia memutuskan untuk duduk sejenak, sekadar menetralkan deru napasnya agar lebih teratur. Lima belas menit yang lalu, laki-laki itu memutuskan untuk berolahraga sejenak, berkeliling kompleks perumahan dengan sepeda.

Langit di atas sana masih terlihat agak gelap, penuh dengan gumpalan-gumpalan awan yang bergerak lambat karena angin. Waktu masih begitu pagi, yaitu pukul 05:20. Pada waktu seperti, udara masih bersih, sejuk, dan menenangkan. Samar, Keydo bisa mendengar suara cicitan burung. Sudut bibir Keydo samar tertarik ke atas. Ia merasa beruntung karena tinggal di kompleks perumahan yang cukup asri seperti ini.

Keydo melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Sudah pukul 05:30. Laki-laki itu berdiri dan memutuskan untuk masuk rumah. Begitu menutup pintu utama, ia berjalan ke dapur untuk minum sejenak.

“Ido?”

Langkah Keydo secara otomatis terhenti. Laki-laki itu menoleh ke kiri dan menemukan mamanya yang tengah berjalan menuruni anak tangga.

“Mama? Ada apa?”

“Ck!, Mama, tuh, nyariin kamu di kamar, eh, enggak ada. Habis dari mana kamu? Kok, keringetan gitu?”

Keydo refleks menyeka peluh yang muncul di dahi. “Biasa, Ma, sepedaan bentar.”

Kay mengembuskan napas pelan. “Kamu, tuh, bikin Mama waswas tau." Wanita itu berjalan melewati Keydo, lalu menuju dapur.

Keydo tersenyum samar. Ia mengikuti langkah mamanya yang pergi ke dapur. “Harusnya Mama udah hafal sama kebiasaan Ido. Udah biasanya, ‘kan, Ido sepedaan 15 menit keliling kompleks habis bangun tidur?”

Kay manggut-manggut sambil mengucir rambut. “Iya, iya. Mama udah hafal sama kebiasaan kamu. Cuma ... tadi kebetulan lupa aja.”

Keydo hanya diam dan mengangkat bahu. Ia berjalan mengambil satu buah gelas kaca di dapur, lalu berpindah ke depan dispenser. Ia mengisi gelas tersebut dengan air panas hingga setengah bagian, lalu ia genapi bagian tersisa dengan air dingin. Air hangat memang cocok diminum setelah berolahraga. Itu lebih baik, daripada Keydo langsung meminum air dingin yang tentu tidak sebanding dengan suhu tubuhnya yang panas.

“Oh, ya. Brina udah bangun belum, ya?”

Keydo menoleh ke arah Kay yang sedang mengeluarkan bahan makanan dari kulkas. “Mama, kan, habis dari lantai atas. Emang, enggak sekalian ngecek tadi?”

Kay tertawa kecil. “Mama lupa. Nanti tolong kamu cek-in, ya. Suruh Brina ke sini kalo udah bangun.”

Keydo terdiam mendengar penuturan mamanya. Mengapa jadi dirinya yang harus mengecek Brina?

“Udah, buruan. Biar cepet. Kamu juga, buruan mandi. Entar telat, lho, ke sekolahnya.”

Keydo meletakkan gelas di meja dapur dan mengangguk. “Iya. Keydo ke atas dulu,, Ma.”

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang