🎈 Bahagian #44 | Beauty and Shy🎈

25 4 4
                                    

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, vote dulu, yuk, sebelum baca

Thanks and enjoy the story!
🙃❤️

🎈

PENILAIAN Akhir Semester 1 yang berlangsung selama hampir 2 minggu---5 hari di minggu pertama dan 2 hari di minggu kedua---telah selesai. Kini, tinggal menanti tibanya waktu penerimaan rapor. Namun, hari itu tiba, sesuai kalender sekolah, SMA Speranza mengadakan acara Peringatan Hari Ibu, bekerja sama dengan pengurus OSIS sekolah tersebut. Acara tersebut jatuh pada hari ini, hari Jumat. Memang, acara Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember sudah menjadi agenda tahunan di SMA Speranza, walaupun pada akhirnya akan mengundang pro dan kontra.

“Kalo yang ibunya udah enggak ada, gimana coba?” gumam Kay yang sedang memoles lipstik di bibir.

“Ya enggak gimana-gimana, Ma.”

Kay terlonjak. Wanita itu menoleh ke belakang dan menemukan putra semata wayangnya yang berdiri di ambang pintu kamar. Putranya itu terlihat telanjang dada dan handuk melilit pinggang, menutup tubuh bagian bawah. Kay mengembuskan napas pelan. “Ya ampun, Ido. Kamu, tuh, ngagetin Mama aja, deh. Ada perlu apa masuk kamar Mama, hm?”

Tanpa mengatakan apa-apa, Keydo mengangkat tangan kiri yang membawa beberapa setel pakaian.

Kay yang melihat hal tersebut segera paham. “Tutup pintunya,” titahnya pada Keydo. Wanita itu menutup lipstik dan berdiri. Ia berjalan menghampiri sang putra.

Keydo pun menuruti permintaan sang mama untuk menutup pintu kamar.

“Omong-omong, kamu enggak protes sama setelan yang Mama pilih itu?” tanya Kay sambil membantu Keydo mengenakan pakaian. Hal tersebut sudah menjadi kegiatan baru baginya semenjak Keydo mengalami patah tulang tangan.

“Enggak. Kan, kalo acara formal Ido biasanya pake pakaian yang kayak gitu, yang simpel.”

“Iya, deh, iya.” Kay berdiri tegak. “Oh, ya. Jawab pertanyaan Mama tadi,” pintanya sambil membantu Keydo mengenakan kaus pendek putih.

“Ya enggak gimana-gimana, Ma. Yang ibunya udah enggak ada, tetep bisa ikut acara itu. Bisa ajak anggota keluarga yang lain, kok. Selain itu, panitia pasti udah nyiapin rangkaian acara yang menarik buat semua warga sekolah. Jadi, semuanya bisa seneng-seneng. Enggak ada diskriminasi,” terang Keydo.

Kay manggut-manggut. “Oh, iya. Tahun kemarin juga kayak gitu, ya?”

“Iya. ARGH!” Keydo tiba-tiba mengerang saat mengenakan jas hitam dibantu Kay.

To Make You Smile [TAMAT✓] | @penaka_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang