7 : Menuju Rusia (2)

588 40 2
                                    

23.30
3 jam setelah take off dari Bandara Internasional Kuala Lumpur

Aku menatap bengong ke arah jendela yang terbuka lebar di sampingku. Alexandro yang duduk di sebelahku sedang tertidur, alangkah bebasnya pergerakanku saat ini. Aku merengangkan otot-ototku yang mulai lelah karena sudah duduk selama hampir 3 jam. Kursi yang terletak di sebelah kananku tidaklah terisi, sangat pas. Aku pun pindah ke kursi yang berada tepat di samping jendela dan menaruh tas ransel dan sweaterku diatas kursi yang tadi kududuki. Membuatku dan Alexandro seolah-olah terpisah oleh tembok tak kasat mata.

Langit malam begini sangatlah cantik. Karena di atas sini tentunya tidak ada polusi cahaya, bintang-bintang bertaburan di langit. Membuat langit seakan-akan adalah sebuah kanvas lukisan minyak yang baru saja disiapkan oleh pelukisnya. Indah sekali.

Aku pun bersandar sembari terus mengamati langit yang gelap. Suasana pesawat sangat hening, karena sebagian besar penumpang memilih untuk tidur. Aku merogoh tasku dan kembali mengeluarkan headphone biru-ku yang masih tersambung ke smartphone-ku, namun tidak memainkan lagu apapun sama sekali. Aku pun memilih sebuah lagu yang menurutku lumayan enak jika didengarkan disaat begini, lagu Paradise yang dinyanyikan oleh Coldplay.

When she was just a girl
She expected the world
But it flew away from her reach
So she ran away in her sleep
Dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Every time she closed her eyes
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh

Masih menatap langit yang berhias kerlap kerlip bintang, pikiranku mulai membayang-bayangkan sesuatu yang mulai merasuki pikiranku sejak tadi.

When she was just a girl
She expected the world
But it flew away from her reach
And the bullets catch in her teeth

Life goes on
It gets so heavy
The wheel breaks the butterfly
Every tear, a waterfall
In the night, the stormy night
She closed her eyes
In the night, the stormy night
Away she'd fly.

And dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh

Aku masih saja memikirkan Alexandro. Namun sekuat apapun, dia bukanlah tempat kebahagiaanku. Dia bukanlah tempat yang bisa kupanggil 'rumah'.

She dreamed of para- para- paradise
Para- para- paradise
Para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.

La la la La
La la la

So lying underneath those stormy skies.
She said oh-oh-oh-oh-oh-oh.
I know the sun must set to rise.

This could be para- para- paradise
Para- para- paradise
This could be para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.

Aku hanya ingin mempercayai bahwa masa-masa itu takkan bisa diulang lagi. Maka dari itu, semua yang terjadi dengan Alexandro dulu, biarlah hanya menjadi sebuah kenangan. Tidak lebih dan tidak kurang.

This could be para- para- paradise
Para- para- paradise
Could be para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.

This could be para- para- paradise
Para- para- paradise
Could be para- para- paradise
Whoa-oh-oh oh-oooh oh-oh-oh.

Oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo
Oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo

Tapi mengapa sebagian hatiku tidak rela? Apakah mungkin dia akan menjadi orang yang dimana aku bisa menumpahkan segala keluh kesahku? Apakah dia orang yang akan menjadi pemberhentian terakhirku?

Our Shadows |MAJOR EDITING SOON|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang