12 : Date or..?

489 35 3
                                    

Tes...

Sesuatu jatuh dan mengenai kepalaku.

Tes.....

Lagi. Aku memegang rambutku dan tanganku menjadi basah.

Tes.. Tes...Tes....

Hujan pula, hih. Nanti malahan si Alexandro ambil kesempatan.

Aku segera berlari menuju sebuah stand makanan yang terletak di taman rekreasi ini dan berlindung disana.

Ya, kami sedang berada di taman rekreasi karena Alexandro mengajakku dengan paksa. Ingat, dengan paksa.

Dengan enggan aku memberi sebuah lambaian kearahnya. Kalau dia sakit, aku juga sih yang ribet. Ya sudahlah.

Dia berlari tergopoh-gopoh seperti kakek-kakek sembari menutupi kepalanya yang terkena hujan yang mulai deras.

"Kok hujan sih," keluhnya lalu bersandar pada tiang stand makanan itu.

"Daritadi kan emang udah berangin," ucapku. Walaupun aku memakai crop tee berwarna merah dan diluarnya aku memakai sweater, tetap saja kedinginan.

"Tiep hari juga ada angin," ucapnya.

"Iya tapi gak sedingin tadi, lagipula seharusnya kan matahari terik banget, sekarang kan jam 1." balasku.

"Ya udah, ya udah... Oh iya, kita belum makan siang loh," ucapnya lagi.

"Iya, tapi restorannya seberang sana." balasku lalu menggerakkan daguku kearah restoran yang terletak cukup jauh dari tempat kami berteduh.

"Ya udah, ayok lah," ajaknya. Tanpa bahkan meminta persetujuanku, dia menarik lenganku dan memaksaku mengikutinya menembus derasnya hujan.

"Alexandro!!!" teriakku sembari memukul bahunya dengan tangan kananku yang bebas.

"Cepetan, atau gue tinggalin ditengah-tengah sini," ucapnya, masih mencengkram lengan kiriku melintasi sebuah lapangan kecil yang ditumbuhi rumput. Jika saja tidak hujan, tempat ini pasti dipenuhi dengan orang yang sedang berpiknik.

"Iya iya," ucapku malas. Aku melepaskan ranselku dan menaruhnya diatas kepalaku agar aku tidak sakit. Sia-sia dong jika aku sakit nantinya, padahal kan tujuan kesini mau kursus.

Setelah berlari dengan tidak anggun menembus hujan, kami akhirnya berdiri didepan sebuah restoran bernuansa klasik. Tanpa basa-basi, Alexandro menarikku masuk.

Kami langsung duduk disebuah meja kosong dan seorang waiter pun mendatangi kami.

"Excuse me, what do you want to order?" tanyanya dengan bahasa Inggris dan aksen Rusia yang cukup kental.

"Let me see," ucapku, lalu membuka buku menu yang lumayan besar.

Ternyata banyak juga yang mereka sajikan disini, seperti masakan Western dan Italia. Aku jadi ingin memakan steak.

"Tenderloin steak, please," ucapku. Aku lalu membalikkan halaman dan membuka daftar minuman. "And hot chamomile tea." sambungku. Aku menutup buku menu dan mengembalikannya padanya dengan sebuah senyuman.

Alexandro pun memberitahukan makanannya. Entah apapun yang dipesannya, aku tidak peduli karena aku berusaha untuk menjaga hatiku setelah pernyataan diapartemen sebelumnya.

Aku mengambil ponselku dan membuka aplikasi internet. Aku mencari gambar dari aktor-aktor favoritku dan menyimpannya untuk menghabiskan waktu dan menghindari pembicaraan dengan Alexandro yang dapat membuatku jatuh padanya. Mungkin saat ini detak jantungku masih normal, tapi siapa yang dapat menebak jika nanti tiba-tiba saja aku jatuh cinta padanya.

Our Shadows |MAJOR EDITING SOON|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang