EP 1 : Not Supposed To

407 20 0
                                    

Beberapa pasang orang menatapku dengan tatapan hangat, dan setelah itu, mata mereka berpindah kepada tiga orang anak kecil yang berjalan bergandengan denganku dan suamiku tercinta, Matvei.

Kami sedang berada di pesta ulang tahun Antonov Corporation yang ke 75. Well, ini perusahaan turun temurun, sih.

Aku membalas senyuman mereka dengan senyuman yang sama hangatnya, lalu mengalihkan perhatianku pada ketiga buah hati kecilku.

Putra sulungku, Christopher Antonov. Nama yang tidak begitu Rusia, bukan? Atas desakanku, Matvei akhirnya mengalah namun dengan syarat harus memberi nama Rusia jika kami memiliki anak lagi.

Dan ya, ternyata kami dikaruniakan anak lagi, dan kembar fraternal. Kami menamainya Valentina dan Valentino. Valentina lebih tua 4 menit daripada Valentino.

Ketiganya sangat menggemaskan. Betapa aku melihat diriku diwajah putra tertuaku ini, Chris. Dia memiliki rambut dengan warna yang sama denganku, coklat gelap, dan bola matanya biru tua. Perpaduan antara warna bola mataku dan Matvei. Bahkan bentuk wajahnya menyerupaiku.

Beda halnya dengan kedua anak kembarku ini. Mereka sangat mirip dengan Matvei. Warna rambut, bola mata, bentuk wajah bahkan sifatnya. Namun sifat Matvei yang pendiam itu hanya menurun kepada Valentino. Sedangkan sifat Valentina? Sepertiku, agak heboh dan suka berkeliaran kesana-sini.

Aku mendekap Valentina serta Valentino lalu menggendong mereka, masing-masing terduduk diatas lenganku. Sedangkan Chris bergelayut manja di kaki ayahnya.

"Chris.. Tuh, kamu bantuin Mama nyari makanan buat adik kamu, ya." rayu Matvei agar Chris melepaskan pelukannya yang sedikit terlalu erat dari kaki Matvei.

Chris menggeleng kuat, sementara Matvei meringis kecil sambil menatapku. Aku mengedarkan pandanganku untuk mencari penyelamat kami yang biasanya berguna dalam situasi seperti ini.

Dan akhirnya aku menemukannya. Aku berbicara tanpa suara padanya agar cepat mendatangi kami. Dia pun tampaknya mengerti dengan apa yang kumaksud dan berjalan.

"Eh, Chris, tuh ada paman Pavel loh. Kamu nggak mau sama paman?" bujukku pada Chris yang langsung memutar kepalanya dengan semangat mengikuti pandanganku.

Wajahnya langsung berseri-seri, dan dia dengan cepat melepaskan pelukannya di kaki Matvei dan gantian memeluk kaki Pavel. Tak lama, dia meminta untuk digendong oleh pamannya itu.

"Makasih." bisik Matvei sambil mengecup pipiku cepat dan dia pun berlalu menuju sebuah meja tempat para pemegang saham perusahaan yang lainnya sedang duduk dan bercengkrama.

Aku tersenyum lembut menatap Pavel yang sedang bermain sambil bercanda dengan Chris. Dia tampaknya sangat dekat dengan anak sulungku ini.

"Kau tahu Pavel, sebaiknya kau cepat-cepat menikah dan mempunyai anak, tahu? Sudah waktunya." ucapku sambil menyubit pipi Chris gemas.

Pavel menatapku dengan muka mengernyit sok ambigu. "Ah, apa itu menikah? Semacam pertemanan model baru ya?"

Aku mendelik kesal kearahnya yang terkikik kecil. "Kau ini. Tahun depan kau akan menginjak 30 tahun, sudah waktunya."

Pavel pun terkekeh kecil. "Asalkan kau mencarikanku yang hampir sama denganmu, mungkin aku mau-mau saja."

Aku ingin sekali menyasarkan sebuah pukulan dibahunya, tetapi terhalang karena aku menggendong Valentina dan Valentino. "Sudah dari berapa tahun yang lalu kau memberi alasan itu? Tak semua orang sama, Pavel."

Aku menghela nafas pasrah sambil memperbaiki posisi kedua tanganku yang berpindah karena Valentina dan Valentino saling bermain. "Yah, sebaiknya kau segera mencari atau aku akan menjodohkanmu dengan paksa." ucapku sambil berlalu.

Our Shadows |MAJOR EDITING SOON|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang