Chapter 1: Run

15.3K 927 43
                                    

Cerita ini di tulis oleh KimMandeukie saya hanya menerjemahkan dan menulis ulang ceritanya dalam Bahasa Indonesia. All the credits belongs to KimMandeukie

Dan mengenai perizinan saya sudah meminta izin dari KimMandeukie untuk menulis ulang cerita ini dalam versi Bahasa Indonesia, tapi belum di tanggapi jadi jika kedepannya terdapat masalah mengenai perizinan, misalkan saya tidak diizinkan untuk mentranslate cerita ini maka cerita ini akan saya unpublis :)

**********


Jennie POV

"Jennie! Kembalilah!" teriak ayahku.

Aku berlari sangat cepat seolah-olah seekor cheetah mengejarku. Aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Air mataku terus jatuh. Aku tidak ingin berbalik, aku tidak bisa dan tidak mau. Ini adalah hidupku. Aku tidak bisa membiarkan mereka memutuskan bagaimana aku harus menjalani hidupku.

Mereka menghancurkan masa depanku, mereka menghancurkanku, putri mereka sendiri.

"Kejar dia! Bawa dia kembali apa pun yang terjadi!" ayahku menginstruksikan para penjaga.

Aku bisa mendengar suaranya keras dan jelas dan aku bisa merasakan betapa marah dan hancurnya dia sekarang.

Maaf ayah tapi aku tidak bisa melakukan apa yang kamu dan ibu ingin aku lakukan. Aku tidak bisa. Karena aku tidak mencintainya. Aku bahkan tidak mengenalnya.

FLASHBACK

"Jennie, sayang, ada sesuatu yang ingin aku dan ayahmu katakan padamu." ibu memberitahuku.

Kami sekarang berada di sebuah restoran menunggu rekan bisnis ayah. Aku bahkan tidak tahu mengapa mereka menyeretku ke sini. Aku tidak suka mendengarkan pembicaraan bisnis, itu membuatku pusing.

Sebelum aku bisa menjawab ibuku, ayah memotongku, "Kami akan memberi tahumu ketika Tuan Kim dan putranya tiba. Jadi tolong, bersikaplah sebaik mungkin." suara berat ayahku membuatku merinding. Aku tidak bisa berkata apa-apa jadi aku hanya mengangguk meskipun aku agak bingung.

Apa sih yang ibu dan ayah rencanakan untuk mengatakan padaku? Ini membuatku cemas. Aku tidak tahu tapi aku pikir itu bukan hal yang baik untukku.

Pikiranku berakhir ketika aku mendengar suara, "CEO Kim, selamat malam." Seorang pria berjas mendekati meja kami dan menawarkan jabat tangan dengan ayahku.

"Tuan Kim, selamat malam juga untukmu. Ngomong-ngomong, ini istriku dan putriku, Jennie." ayah memperkenalkan kami. Ibu dan aku berdiri dan juga berjabat tangan dengan pria itu.

"Halo Nyonya Kim dan Jennie. Sungguh istri dan anak perempuan yang cantik yang Anda miliki di sini, CEO Kim." kata pria itu dengan senyum di wajahnya.

"Anakku masih di luar mencari tempat untuk memarkir mobilnya, dia akan datang sebentar lagi." dia melanjutkan.

"Baiklah, tidak apa-apa. Jadi, ayo duduk? Dan pilih pesanan kita?" tanya ayahku.

Kami duduk dan melihat menu. Aku tidak begitu lapar jadi aku pikir aku hanya akan makan salad. Semua orang sibuk melihat menu ketika seorang pria muda masuk. Dia juga mengenakan jas, tipikal pebisnis, rambutnya disisir rapi.

"Itu dia!" Tuan Kim menunjuk pemuda itu.

"Hai ayah. CEO Kim, selamat malam." pemuda itu dengan sopan menyapa ayahku.

My Safe Haven [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang