Bagian 8

45.9K 4.3K 588
                                    


Dor!!!

Dor!!!

Dor!!!

Suara tembakan terdengar nyaring di ruangan bawah tanah. Jeno menatap bangga pada sosok yang di sukai nya. Eric mendekat, ia memberikan beberapa lembar kertas pada Jeno membuat Jeno berdecih.

"Kau tau bukan, jika aku sedang bersama kekasih ku jangan pernah kau ganggu dengan kerjaan semacam ini!" Sentak Jeno.

"Ini surat isi nya tentang pembunuhan ayah Jaemin dan ibu tiri nya bodoh" Ucap Eric.

Jeno mengambil nya dengan kasar kemudian membaca nya.

"Kenapa tidak tulis tangan saja? Polisi akan lebih percaya" Ucap Jeno menatap Eric.

"Polisi akan semakin curiga jika tulisan nya berbeda, Lee."

Jeno mengangguk. Ia memberikan kembali beberapa lembar kertas itu.

"Urus semua nya sebelum kita pindah ke Kanada" Ucap Jeno di angguki oleh Eric.

Asisten nya itu segera pergi saat Jaemin selesai latihan menembak. Si manis melepaskan beberapa aksesoris latihan nya kemudian duduk di pangkuan Jeno.

"Kau lelah hm?" Tanya Jeno mengusap peluh di dahi Jaemin.

"Tertanya sangat berat, tanganku jadi pegal" Rengek Jaemin.

Jeno yang gemas pun mengigit bibif bawah Jaemin membuat si manis terpekik dan mendorong dada Jeno.

"Kau ini! Kenapa selalu agresif sih?!" Tanya Jaemin mengusap bibir bawah nya.

Jeno terkekeh.

"Maaf. Sudah selesai kan? Kau harus mandi setelah itu kita makan malam bersama yang lain" Ucap Jeno menggendong tubuh Jaemin.

Jaemin menggelengkan kepala nya.

"Turunkan aku. Aku masih mempunyai kaki untuk berjalan" Ucap Jaemin.

Jeno mengangguk menurunkan tubuh Jaemin.

Kedua nya berjalan menuju mension Shin.

"BAJINGAN!!! JIKA DIA DATANG KEMARI, AKU AKAN PERGI DARI SINI DAN MEMESAN HOTEL!!!."

Jeno dan Jaemin berjalan cepat saat mendengar teriakan Renjun juga Yeji dari ruang makan.

"Ada apa ini?" Tanya Jeno.

Renjun menatap kesal pada Jeno.

"HEY BODOH!! KENAPA KAU MEMBERITAHU TEMPAT INI PADA YUMNA SI BURUK RUPA?!!" Teriak Renjun menendang tulang kering Jeno.

Guanlin mendesah lelah. Ia sulit mengontrol Renjun semenjak hamil.

Jeno meringis. Ia mengusap tulang kering nya menatap Renjun kesal.

"Apa maksudmu Renjun?!" Tanya Jeno.

Jaemin menatap kearah Jeno.

"Tunanganmu?" Tanya nya.

Jeno menatap Jaemin dengan panik.

"Hey."

Jaemin menggedigan bahu nya.

"Apa salah nya tunangan Jeno kemari? Harus nya kalian menyambutkan bukan?" Tanya Jaemin menatap satu persatu anak buah Jeno.

"Baby~"

"NO!!! AKU SANGAT TIDAK SUDI!!" Teriak Yeji.

Ryujin mencoba menenangkan kekasih nya itu.

"NANA!!! DIA ITU IBLIS!!" Ucap Yeji memanggil nama panggung Jaemin.

180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang