Bagian 33

27.4K 3.4K 1.1K
                                    

Sebelum nya makasih yaa buat kalian yang udah antusias sama book ini. Aku masih gak nyangka kalau book ini bener-bener banyak peminat nya. Makasih juga buat beberapa pembaca jadiin book ini rekomendasi di vt kalian sampai ngundang beberapa orang buat ikutan baca juga.

Pertama nulis ini awal nya aku gak percaya diri karena yang minat nya cuman sedikit. Tapi aku tekunin sampe sekarang dan banyak banget yang baca bahkan komen kalian selalu aku baca dan selalu naikin mood aku.

Aku bakalan berusaha buat lanjutin alur ini sesuai yang kalian harapkan❤️.

*****


Jaemin baru selesai menidurkan Chenle setelah memberinya ASI milik Renjun yang sudah di pompa oleh pemuda cantik itu. Kamar Jeno kini sudah di dekor dengan tambahan box bayi juga peralatan khusus bayi.

Jaemin mengusap pipi gembil Chenle dengan pelan. Ia tersenyum menatap tubuh gempal Chenle.

"Kau anak ku dan Jeno. Sampai kapan pun. Sekarang, daddy mu sedang mengurus dokumen-dokumen mu yang tertinggal di rumah lama mu. Maafkan kami, kami harus menghapus semua tentang masalalu mu termasuk keluargamu, Lele-ya."

Chenle menggeliat khas bayi. Tangan nya menangkup jemari Jaemin yang berada di samping nya. Jaemin yang melihat itu lantas tersenyum hangat.

"Sepertinya Tuhan mengirim mu untuk menggantikan mendiang anak ku yang sudah di ambil oleh Nya" ucap Jaemin.

"Lele-ya, percaya pada kami ya. Kau akan sangat bahagia disini."

Setelah itu, Jaemin mengecup wajah Chenle dan menutup box bayi dengan kelambu agar tidak ada serangga yang mengigit kulit seputih susu milik si mungil.

Dirasa Chenle sudah aman. Jaemin keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar.

"Aku baru saja menidurkan Jia. Kau akan menyusul Jeno?" Tanya Renjun yang memakaikan jaket pada Guanlin.

Jaemin berdiri di depan dua pasangan yang sudah menikah itu.

"Iya sayang. Jeno mengatakan ada beberapa dokumen yang tidak ia mengerti. Felix juga ikut bersamaku untuk menghandle data-data keluarga Chenle" ucap Guanlin.

Guanlin mengecup kening Renjun dan segera pergi dari mansion.

"Chenle sudah tidur?" Tanya Renjun.

Jaemin mengangguk. Ia duduk di samping Renjun.

"Apakah Jia tidak rewel berbagi ASI dengan Chenle?" Tanya Jaemin.

Renjun terkekeh.

"Jia masih sangat kecil untuk mengerti itu Jaemin" ucap Renjun.

"Ah iya, kau masih belum mengidam?" Tanya Renjun.

Jaemin terdiam sejenak.

"Aku tidak tau. Selama dua bulan ini aku hanya merasakan keinginan yang tidak terlalu di paksakan" ucap Jaemin.

Renjun menghadap kearah Jaemin.

"Kau harus memanfaatkan situasi ini Jaemin. Disaat kau hamil, Jeno akan memberikan apapun yang kau minta. Percaya padaku. Sekalipun itu hal gila."

Jaemin mengerutkan dahi nya.

"Apakah benar?"

Renjun mengangguk cepat.

"Saat aku hamil. Apapun permintaanku, Guanlin akan dengan sigap memberikan nya padaku."

Jaemin terdiam. Ia menimang apa saja yang tengah ia rasa sekarang.

"Aku belum merasakan apapun Renjun" ucap Jaemin.

Renjun mengangguk.

"Ternyata anak mu tidak rewel. Berbeda saat aku mengandung Jia. Anak gadis ku itu selalu meminta hal aneh" ucap Renjun:

180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang