Bagian 29

26.6K 3.4K 886
                                    


"Kau duluan saja. Aku akan menyusul menggunakan taxi" ucap Jaemin segera keluar dari mobil Sungchan dan berlari menuju lobby.

Langkah Jaemin terhenti saat melihat Jeno tengah membenarkan letak jaket nya dan menyisir rambut nya ke belakang. Sejenak, tatapan Jaemin terkunci pada paras rupawan bak dewa di depan nya.

"Hai."

Jeno terkekeh kecil saat melihat mulut Jaemin sedikit terbuka. Terlihat sangat menggemaskan. Sedangkan Jaemin segera mengatur air wajah nya dan memalingkan pandangan nya kearah lain.

"Ayok ikut aku."

Jaemin mengangguk. Ia menyamakan langkah nya dengan langkah pandang Jeno.

Kedua nya berhenti saat melihat Mark terduduk lemah di atas kursi roda yang tengah di dorong oleh asisten Mark.

"Hai kakak, sudah lama tidak berjumpa denganmu" ucap Jeno tersenyum di depan Mark.

Sedangkan Jaemin menatap Mark dengan diam.

"Sepertinya ada sesuatu yang ingin sajangnim katakan padamu Jeno-ssi." Ucap asisten Mark.

"Ah benar kah? Apa itu?" Tanya Jeno melirik Mark.

Rahang Mark mengeras. Ia menatap tajam Jeno dan juga Jaemin.

"Bajingan!!! Karena mu istriku meninggal dan aku lumpuh total!!!!"

Jeno terkekeh.

"Ahh sayang sekali. Aku tidak bisa mendengar suara hati mu, kakak" ucap Jeno tersenyum remeh.

Pandangan Mark menatap benci pada Jeno. Kemudian melirik Jaemin. Jaemin menaikkan satu alis nya memandang Mark dengan tenang.

"Aku pinjam ruangan multimedia" ucap Jeno menepuk bahu Mark kemudian menggenggam tangan Jaemin.

Mark yang melihat itu seketika semakin marah. Ingin memaki Jeno. Namun itu sangat sulit karena diri nya lumpuh.

Jeno sampai di ruangan multimedia. Ia duduk di kursi putar dan memasukan flashdisk pada komputer. Jaemin berdiri di belakang Jeno.

"Apa yang kau temukan?" Tanya Jaemin.

"Banyak. Kau akan merasa puas atas kerja ku dan Jackson" ucap Jeno tak luput dari komputer.

Jaemin mengangguk samar. Ia menatap pada layar komputer dimana Jeno mencoba memindahkan data-data yang ia curi.

Tatapan mata Jeno menajam. Wajah serius nya sangat begitu semakin menawan. Jaemin menatap nya tanpa bosan.

"Apa naskah berita yang bagus untuk aku tulis" gumam Jeno.

Kedua jari nya mengelus dagu nya sambil mencoba untuk berfikir.

"Menurutmu-"

Ucapan Jeno terhenti saat menatap Jaemin yang kini tengah menatap nya tanpa berkedip.

Jeno melebarkan paha nya membawa pinggang Jaemin untuk duduk di atas paha kanan nya.

"Kaki mu akan membengkak jika berdiri lama-lama. Disini tidak ada kursi lagi" ucap Jeno tersenyum pada Jaemin.

Jaemin memalingkan wajah nya yang bersemu. Terlihat sangat sangat menggemaskan.

Jeno tersenyum samar. Ia kembali fokus pada komputer di depan nya.

Pandangan Jaemin mengikuti arah panah yang bergeser kesana kemari di layar komputer.

"Ada yang ingin kau tambahkan?" Tanya Jeno.

Jaemin menoleh, ia menggeleng pelan.

"Sudah cukup" ucap nya.

180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang