Bagian 35

26.1K 3.1K 1.2K
                                    


Jaemin menunggu Jeno yang baru saja selesai mandi. Jeno yang tengah mengeringkan rambut nya menggunakan handuk menatap Jaemin heran.

"Kenapa belum tidur, hmm?" Tanya Jeno.

Jeno duduk di samping Jaemin dan mengecup pipi Jaemin singkat.

"Jeno, boleh kah aku bertanya?"

Jeno tersenyum mengusap pipi Jaemin.

"Tentu saja, babe. Kenapa hm?"

Jaemin menghela nafas nya lebih dulu kemudian menatap Jeno dengan pandangan sulit di artikan.

"Kapan kau akan menikahiku?" Tanya Jaemin.

Jeno menggangguk kecil. Ia sudah tau jika Jaemin suatu saat akan mempertanyakan hal ini padanya.

Jeno menggenggam tangan Jaemin dan meremasnya pelan.

"Kapanpun kau mau. Aku akan melakukan nya jika kau mau" ucap Jeno.

"Bagaimana jika minggu depan?"

Jeno mengerutkan dahi nya.

"Apa tidak terlalu buru-buru?"

Jaemin menggeleng pelan.

"Aku hanya mau kita menikah di gereja tanpa pesta mewah. Jeno, apakah kau bisa memberikan apa yang aku mau?"

Jeno mengusap pipi Jaemin dengan lembut.

"Tentu saja sayang. Minggu depan kita anak menikah sesuai yang kau inginkan."

Jeno menarik tubuh Jaemin ke dalam pelukannya.

"Kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Jeno mengelus punggung Jaemin.

"Tidak ada. Hanya sedikit khawatir."

Jeno mengecup pucuk kepala Jaemin.

"Apa yang membuatmu khawatir, sayang?"

Jaemin mendongak. Pandangan mereka bertemu.

"Aku takut dengan pekerjaanmu sekarang" lirih Jaemin.

Jeno menatap bingung pada Jaemin.

"Memang ada apa dengan pekerjaanku yang sekarang?"

Jaemin mengeluh.

"Kau banyak bertemu dengan banyak wanita di pekerjaanmu yang sekarang. Aku..."

Jeno terkekeh gemas. Ia membawa Jaemin ke dalam pelukannya.

"Kau cemburu hmm?"

Jaemin hanya bergumam sebagai jawaban.

"Tidak ada yang perlu kau cemaskan, babe. Aku hanya akan memandangmu dan memilihmu. Aku sangat ingat bagaimana aku menyakitimu dulu dan mengejarmu untuk mendapatkanmu kembali. Itu tidak mudah. Dan aku sekarang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah kau berikan padaku. So, aku hanya milikmu begitupun sebaliknya."

Hati Jaemin berdesir. Ada sedikit kelegaan saat Jeno mengatakan hal itu.

"Lagi pula, minggu depan kita akan menikah sesuai yang kau mau. Aku pun menginginkan nya. Aku tidak sabar untuk menggantikan margamu menjadi Lee Jaemin atau Jaemin Lee?"

Jaemin mendongak. Jeno menggesekan hidung nya pada hidung Jaemin.

"I love you more, always" ucap Jeno mengecup lembut bibir Jaemin.

Jaemin tersenyum lega. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang Jeno. Setidaknya ucapan Jeno membuatnya sedikit meringankan fikiran negatif nya tentang parfum wanita yang menempel pada kemaja kerja Jeno.



180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang