Bagian 21

28.6K 3.5K 702
                                    


"Aku senang melihatmu."

Jaemin mamalingkan wajah nya. Terdengar suara tembakan lagi. Jaemin berlari ke arah jendela.

"Mark?!!" Teriak nya.

Jeno menoleh terkejut. Ia mendorong kursi roda menghampiri Jaemin.

"Ada apa?!"

Jeno menatap ke bawah. Disana, Mark tertembak di bagian dada kiri nya dan Haechan tengah meraung-raung di samping tubuh Mark yang terkulai bersimbah darah.

"Kau mau kemana?"

Cegah Jeno. Jaemin melepaskan tangan Jeno.

"Mark dan Haechan terluka" ucap nya.

Jeno kembali menahan tangan Jaemin.

"Tetap disini Na Jaemin! Diluar sana berbahaya!!!"

Jaemin menggelengkan kepala nya. Ia dan Jeno terkejut saat suara dobrakan pintu terdengar.

"Tetap diam. Jangan bersuara" ucap Jeno.

Jaemin berjalan ke pojok ruangan. Ia mengambil ponsel dari saku jas dalam nya.

Jeno menatap kearah Jaemin. Ada rasa tidak suka melihat Jaemin memanggil nama pria lain.

"Sungchan, bagaimana keadaan mu dan Winter juga Yuna?"

"..."

"Aku masih ada di dalam gedung. Aku sudah aman. Kau antar Winter dan Yuna lebih dulu. Setelah itu jemput aku setelah keadaan nya membaik."

"..."

"A-aku..."

Jaemin menatap kearah Jeno.

"Aku sendiri di sini. Tapi kau tenang saja. Aku aman."

Setelah mengucapkan itu. Jaemin mematikan ponsel nya. Jeno tersenyum kecut. Ia memalingkan wajah nya.

Suara jerita terdengar di depan pintu kamar.

"Ah sial kenapa kaki ku sulit di gerak kan?!" Kesal Jeno merutuki diri nya.

Jaemin hanya bisa menatap Jeno dalam diam. Mereka berdua seperti sepasang insan yang tidak saling mengenal.

Ponsel Jeno berdering. Itu panggilan dari Jackson.

"Ada apa?!"

"Mark dan Haechan tertembak. Kakak mu masih disana Jeno. Kami sangat sulit untuk menyelamatkan mereka."

Jeno menatap ke bawah. Disana Mark tengah mati-matian mencoba untuk tetap sadar. Begitu pun dengan Haechan yang ada di samping nya.

"Kau ada dimana? Aku akan menjemput mu."

"Tidak perlu. Aku sudah di tempat yang aman."

Jeno menatap kearah Jaemin. Jaemin beranjak masuk ke dalam toilet.

"Aku disini aman bersama Jaemin."

"Jaemin?"

Jeno langsung mematikan panggilan sepihak. Ia memasukan kembali ponsel nya. Pandangan nya mendongak saat Jaemin sudah keluar dari kamar mandi.

"Kau merima lamaran pria itu?" Tanya Jeno tanpa melihat Jaemin.

Jaemin menatap kearah Jeno. Ia menyeritkan dahi nya. Apakah Jeno melihat saat Sungchan melamar nya?.

"Bukan urusanmu" jawab Jaemin.

Jaemin kembali duduk di sofa ujung ruangan.

"Bayi itu-"

180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang