PVSA - 09

235 11 0
                                    

** Flashback **

Bendera merah-putih di sudut ruangan, foto-foto pria berseragam dan berpangkat menghiasi dinding, dalam ruangan itu terlihat ada 4 orang sedang duduk berbincang. Salah satu dari mereka adalah Septiawan. Dia sedang berbicara dengan wakil pemerintah pusat dan dua orang polisi yang berpangkat lebih tinggi darinya.

"Pak Septiawan, kudengar Anda berhasil menangkap salah satu penjahat internasional itu," kata Arman Ardianto, wakil pemerintah pusat.

Septiawan mengangguk. "Kami sedang menginterogasinya."

"Selama 3 minggu?" Tanya salah seorang polisi.

"Dia cukup berbahaya. Kami harus menahannya," ujar Septiawan.

"Kenapa tidak langsung mencari sisanya?" Tanya Arman.

"Dia mengalami amnesia. Saya bisa memanfaatkannya dengan mencuci otaknya dan menangkap yang lainnya," kata Septiawan berusaha meyakinkan mereka.

Polisi yang satunya mendecih. "Kau sangat licik. Bukannya menangkap dengan tanganmu sendiri, kau malah menyuruh penjahat itu yang menangkap rekannya sendiri."

Septiawan berkata, "Saya memberikan misi ini pada mantan pasukan khusus. Saya yakin dia bisa mengatasinya. Kami hanya membutuhkan waktu untuk menyusun rencana."

** End Flashback **

Setelah bercerita panjang lebar, Septiawan berkata, "Kau harus segera menangkap mereka semua secepatnya. Pemerintah pusat tidak akan mempercayai kita jika kita terus menunda."

Ferdad merasa tertekan dengan desakan Septiawan.Setelah berbicara dengan Ferdad, Septiawan pun pergi. Ferdad memasuki ruangannya. Dia kembali membuka data-data penting mengenai para penjahat yang sekarang menjadi targetnya.

Marla mengetuk pintu ruangannya. Ferdad mempersilakan Marla masuk. Gadis itu menunjukkan sebuah kertas bergambar tato bunga.

"Setelah mencari referensi dari berbagai sumber, ini adalah bunga tulip. Paparazzi berhasil memotret orang-orang yang mencurigakan yang berkeliaran di kota. Mereka menemukan anggota penjahat lain yang ternyata juga memiliki tato yang sama." Marla menunjukkan foto-foto yang dia dapat dari paparazzi.

"Mereka tampak berbaur dengan warga biasa. Karena kebanyakan dari mereka orang asing, aku khawatir mereka akan melukai warga sekitar," sambung Marla.

"Tandai lokasi yang pernah mereka datangi. Kita akan kesana," ucap Ferdad.

"Baik, Pak." Marla pergi dari ruangan Ferdad. Dia berpapasan dengan Gunawan.

"Lapor, Pak." Gunawan memberikan hormat di depan pintu ruangan Ferdad yang setengah terbuka.

Ferdad berdiri. Dia juga melakukan hormat. "Kita tidak sedang dalam situasi formal. Langsung bicara saja."

"Pak, barusan ada telepon masuk. Wanita itu bilang, dia ingin temannya kembali. Saat kami melacak posisinya, jaraknya kurang dari 20 meter dari kantor kita," kata Gunawan.

"Mereka sudah keluar?" Ferdad bergumam. Dia dan Gunawan langsung ke meja Gunawan.

Ferdad melihat lokasi tersebut. "Sebelah Utara." Pandangannya tertuju ke jendela. Ada sebuah bilik telepon di seberang jalan. Ya, titik lokasi yang dilacak gunawan lewat panggilan tadi di komputer menunjukkan tepat di bilik telepon tersebut.

Ferdad melihat seorang wanita berpakaian serba hitam berdiri di sana. "Gun, Frizki, ikut bersamaku."

Ferdad mengambil pistolnya dan segera keluar diikuti Gunawan dan Frizki.

Ferdad telah sampai di bilik telepon. Perempuan berpakaian serba hitam itu masih di sana. Ferdad menunggu perempuan itu keluar. Terlihat dia menutup teleponnya lalu keluar dari bilik telepon.

Ferdad menautkan alisnya. Gunawan dan Frizki bersiap-siap dengan pistol mereka. Tapi, mereka segera menyembunyikan pistol saat yang keluar dari bilik telepon itu ternyata seorang wanita hamil.

"Ka-kalian siapa?" Tanya wanita itu ketakutan.

Ferdad tersenyum ramah sambil menunjukkan lencananya. "Kami polisi yang sedang bertugas."

"Tidak perlu khawatir, Nyonya. Apa Anda melihat seseorang yang mencurigakan di sini? Mungkin orang itu menelepon sebelum Anda," tanya Frizki.

Wanita hamil itu menggeleng. "Hanya ada aku di sini."

Frizki dan Gunawan saling pandang.

☆★☆

15.19 | 20 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang