PVSA - 34

207 12 0
                                    

Ferdad dan Rayna tengah makan malam bersama di sebuah restoran. Keduanya tampak serasi di mana Ferdad memakai kemeja merah dan celana jeans hitam. Sementara Rayna memakai gaun selutut berwarna merah dengan bunga-bunga kecil berwarna hitam yang bertaburan di gaunnya tersebut.

Mereka berdua tampak seperti sepasang suami istri yang menikmati hidangan makan malam.

"Kau cantik sekali hari ini, Rayna," puji Ferdad.

Rayna tersipu. "Terima kasih. Kau juga tampan sekali hari ini, Sayaaang."

Ferdad tersenyum. "Setelah menyelesaikan misi ini, aku ingin kita pindah ke luar negeri dan membangun rumah baru di sana bersamamu."

"Kau ingin berhenti menjadi polisi?" Tanya Rayna.

Ferdad mengangguk. "Ada banyak polisi berbakat yang bisa menggantikan posisiku. Aku ingin membangun sebuah restoran yang isinya adalah makanan-makanam khas Indonesia."

Rayna tersenyum. "Aku mendukungmu, jika kau sudah memikirkannya dengan matang. Aku yakin dengan pilihanmu."

Ferdad menatap Rayna. Dia senang melihat senyuman perempuan itu, tapi rasa bersalah masih menghantui pria itu. Dia ingin mengatakan yang sejujurnya, meskipun itu akan membuat Rayna membencinya atau bahkan lebih buruk lagi, Rayna meninggalkannya setelah mengetahui yang sebenarnya.

"Rayna, ada yang ingin aku katakan padamu," ucap Ferdad serius.

Rayna mengangguk menatap Ferdad menunggu pria itu mengatakan hal yang mengganjal dalam hatinya.

Ferdad ingin mengatakannya saat itu juga. Dia ingin bilang kalau dia bukan suami Rayna, dia merasa lelah karena terus berbohong, dia tidak ingin Rayna bahagia dalam kebohongan terlalu lama. Semua itu berkecamuk dalam kepalanya.

Rayna mengangkat kedua alisnya, karena Ferdad tidak bilang apa-apa. Perempuan itu menggenggam tangan Ferdad. "Kau terlihat ragu mengatakannya. Katakan saja, aku tidak akan marah."

Ferdad mengusap tangan Rayna yang menggenggam tangannya. "Aku mencintaimu, Rayna. Aku sungguh mencintaimu."

Rayna tertegun sesaat. "Aku tahu, aku pikir kau mau mengatakan hal lain."

"Aku hanya ingin kau tahu, kalau aku sangat penting mencintaimu." Ferdad menunduk. Maafkan aku, Rayna. Aku tidak bisa mengatakannya.

"Oh, ya, bagaimana kue kering buatanku? Apa kalian menyukainya?" Rayna mengalihkan pembicaraan.

"Mereka menyukainya, apalagi pacarnya Gunawan. Dia sangat menyukainya," jawab Ferdad.

Rayna tersenyum. "Besok aku akan membuatnya lagi. Kalau kau mengizinkan, aku akan datang dan membaginya pada kalian."

"Iya, datang saja," kata Ferdad.

Rayna mengangguk. "Baiklah. Oh, ya, bagaimana pekerjaanmu hari ini? Para penjahat itu membuatmu pusing?"

Ferdad tampak serius. "Iya, mereka memang pandai. Sebelumnya aku gagal menangkap mereka, karena rencanaku belum matang. Sekarang aku ingin membuat strategi yang lebih matang untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi nantinya."

"Aku percaya padamu. Kau pasti bisa menangkap mereka," kata Rayna.

"Mereka pencuri internasional. Selain mencuri di tempat-tempat elit, mereka juga membunuh orang," ujar Ferdad.

"Jika kau menghadapi sebuah masalah besar, ingatlah... sebelumnya kau pernah melewati masalah yang jauh lebih besar dari sekarang," kata Rayna.

Mendengar ucapan Rayna, Ferdad merasa sedikit lebih tenang, karena perkataan Rayna ada benarnya. Sebelum menjadi polisi, dia seorang ketua tim anggota AKPT dan pekerjaannya tersebut jauh lebih berat dibandingkan dengan sekarang.

"Kau benar, Rayna."

"Aku mendapatkan quotes tersebut dari buku yang aku baca," ucap Rayna.

"Misi ini seperti bermain catur. Aku dapatkan rajanya, permainan selesai dan aku pemenangnya," kata Ferdad penuh keyakinan.

☆★☆

21.39 | 21 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang