PVSA - 13

256 12 0
                                    

Keesokan harinya di Danuarga Hospital.

Marla dan Arghi sedang berbicara dengan Gunawan. Sementara Ferdad sedang menelepon seseorang.

"Pak, kami sudah mengumpulkan petunjuk dari tempat-tempat yang pernah didatangi orang-orang mencurigakan itu."

"Kirimkan semua petunjuk penting itu ke kantor polisi. Semua bukti sekecil apa pun akan aku gali," kata Ferdad.

"Siap, Pak!"

Ferdad kembali masuk ke rumah rawat Gunawan.

"Aku tidak mengira sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah," kata Arghi.

Gunawan terkekeh. "Sebenarnya aku tidak sengaja melakukannya. Mungkin aku terlalu banyak minum waktu itu."

Marla memutar bola matanya. "Makanya lain kali pakai pengaman."

"Pekerjaan memanggil, kita harus kembali ke kantor," ucap Ferdad.

"Baik, Pak." Arghi dan Marla pergi duluan.

"Aku pergi dulu." Ferdad berpamitan pada Gunawan.

"Iya, Pak." Gunawan tersenyum kecil.

Ferdad berlalu, tapi Gunawan memanggilnya, "Pak!"

Ferdad menoleh.

"Terima kasih, Senior."

Ferdad mengangguk. "Beristirahatlah."

Di kantor polisi, Ferdad mendapatkan beberapa informasi dari dua anggota baru yang ditambahkan ke timnya. Mereka berdua adalah Bayu dan Andy.

"Berdasarkan bukti-bukti yang kami temukan, para penjahat ini tidak tinggal di satu tempat. Mereka hanya akan berkumpul apabila ada sebuah rencana," kata Bayu.

"Dari mana kalian mendapatkan informasi itu?" Tanya Arghi.

"Mereka yang memotret semuanya. Selain mereka, aku juga mendapatkan foto-foto itu dari paparazzi," Marla yang menjawab.

"Lanjutkan," suruh Ferdad.

"Setelah kami meminta bantuan ARN, mereka memberikan informasi penting yang seharusnya mereka berikan sejak awal, yaitu identitas para penjahat ini," kata Andy yang membuat ketiga seniornya terkejut.

"ARN punya informasi pribadi para penjahat ini? Lalu kenapa mereka menyembunyikannya dari kita?" Arghi terlihat kesal.

"Mungkin mereka sengaja melakukannya. Karena misi ini diambil alih oleh kepolisian, mereka tidak terima dan mengubur sendiri informasi yang mereka punya," kata Marla yang terlihat kesal.

"Nama pria yang menyerang Senior Gunawan adalah Evan, dia seseorang berkebangsaan Inggris. Ada tato bunga tulip di lengan mayat pria itu. Dia ahli menyamar dalam tim." Andy meng-slide laptopnya menunjukkan foto Evan di layar lebar.

"Perempuan yang bersamanya waktu di rumah gang itu bernama Aquene Wagner, gadis campuran Indo-Rusia. Dia petarung ahli," Bayu menambahkan.

Tampak wajah wanita berambut pirang yang waktu itu menyamar menjadi wanita hamil dan menelepon polisi lewat telepon umum.

"Lalu mereka bertiga adalah James, Brandon, dan Zack. Masing-masing berkewarganegaraan Inggris, Indonesia, dan Spanyol. Mereka petarung juga. Sebagai tambahan, James dan Jack mantan hacker yang cukup handal. Kita harus berhati-hati padanya," jelas Andy.

Foto beralih pada 3 orang pria di lokasi yang berbeda dalam satu foto. Selanjutnya foto pria tampan berjas.

"Seperti yang sudah kita ketahui, dia Mark Demetrio, pemimpin kelompok ini. Dia berdarah Amerika-Indonesia, dia berkewarganegaraan Indonesia. Dia juga mantan tentara yang sangat terlatih," ujar Bayu.

Andy beralih pada foto terakhir, yaitu Rayna. "Dia adalah petarung dan mantan assassin yang cukup terkenal di dunia assassin. Namanya adalah Gynevra Syakhlislamova, berkewarganegaraan Rusia. Informasi tambahan, Gynevra dan Mark berpacaran."

Ferdad sudah mengetahui identitas Rayna dari Septiawan waktu itu. Tapi, dia cukup terkejut setelah mengetahui kalau Mark dan Gynevra berpacaran.

"Namanya Gynevra? Sangat sulit diucapkan," ujar Marla.

"Ini informasi yang kami dapatkan," Bayu mengakhiri persentasinya.

Ferdad mengangguk. "Kita akan menangkap mereka."

☆★☆

22.26 | 20 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang