PVSA - 10

266 16 0
                                    

"Permisi" Wanita hamil itu pun pergi. Ferdad menatap punggung wanita itu. Dia tampak curiga.

Gunawan segera memeriksa bilik telepon lalu menoleh pada Ferdad. "Pak."

Ferdad segera berlari mengejar wanita itu. Wanita hamil itu tersenyum kemudian berlari ke gang.

"Tunggu!" Ferdad mengerjar wanita itu. Frizki dan Gunawan berpencar.

Di gang, wanita itu melepaskan pakaian longgarnya beserta balon yang dia gunakan untuk pura-pura hamil. Ya, dia adalah wanita yang sama yang membunuh dua orang polisi yang berjaga di depan ruang rawat Rayna waktu itu. Dia menaiki pagar kawat di gang lalu lompat.

Ferdad masih mengejarnya. Pria itu mengeluarkan pistolnya dan mencoba menembak wanita itu, tapi meleset, karena ada banyak halangan di gang sempit itu. Melihat wanita itu melewati pagar kawat setinggi 3 meter di depannya, Ferdad mendengus kesal lalu mundur beberapa langkah dan berhasil lompat dengan menginjak box sampah sebagai tumpuan.

Wanita itu cukup kaget dengan kemampuan Ferdad yang bisa melompat tinggi. Dia pun berlari lebih cepat. "Hebat juga dia."

Frizki muncul dari gang sebelah. Ferdad menoleh padanya. Kedua pria itu saling pandang kemudian mengangguk berbarengan. Mereka pun berpencar.

Giliran Frizki yang mengejarnya. Dia mencoba menembak kaki wanita itu, tapi tembakannya meleset, karena wanita itu lompat dan meraih tali jemuran kemudian berayun dan masuk ke jendela rumah orang.

"Kok, bisa?" Frizki mengernyit bingung. Dia mencoba melakukan hal yang sama menarik tali jemuran untuk melompat masuk ke jendela, tapi yang ada dia jatuh ke tanah, karena tali jemurannya putus.

Frizki harus mencari tangga menuju ke rumah di tingkat 3 itu. Dia menaiki tangga dan berpapasan dengan Gunawan.

"Dia masuk ke jendela rumah ke-6 di tingkah 3 ini," kata Frizki dengan napas terengah-engah.

Gunawan mengangguk. Mereka pun segera mencari rumah yang disebut oleh Frizki tadi. Gunawan mendobrak pintu rumah tersebut dan menodongkan pistol ke berbagai arah.

Tidak ada siapa-siapa di dalam. Mereka memeriksa seluruh ruangan di kamar itu. Frizki dan Gunawan memasuki ruangan terakhir, yaitu kamar. Ternyata wanita itu menyadra seorang pria tua di kamar tersebut.

"Kalian tahu apa yang kami inginkan, kenapa menahannya?" Tanya wanita itu.

Gunawan menautkan alisnya. "Lepaskan pria itu dan ikut kami ke kantor polisi. Kami akan membicarakannya baik-baik."

Wanita itu tersenyum. "Bawa rekan kami kemari."

Yang dia maksud adalah Rayna.

"Tolong aku." Pria tua itu tampak ketakutan, karena wanita itu menodongkan pistol ke kepalanya.

"Gadis itu akan membunuh kalian, setelah dia ingat segalanya," kata wanita itu lagi.

Frizki dan Gunawan saling pandang. Mereka tidak mengira wanita itu akan mengetahui kalau Rayna amnesia.

Dor!

Pria tua itu berteriak, karena wanita itu menembak pahanya.

Ferdad muncul dengan menerobos kaca jendela hingga pecah. Dia menendang lengan wanita itu. Hingga dia tersungkur. Pria tua itu terlepas darinya. Frizki menolongnya.

Terjadi perkelahian antara Ferdad dan wanita itu. Gunawan menembak kaki wanita itu dan berhasil. Wanita itu jatuh terduduk.

Ferdad menodongkan pistolnya ke wajah wanita itu.

Tiba-tiba pria tua tadi bangun menyerang Frizki dan Gunawan. Dia menusuk leher dan perut mereka.

Perhatian Ferdad teralihkan pada kedua rekannya yang terluka. Wanita itu menendang dagu Ferdad dan menembak dadanya.

Dor!

Saat dia akan menembak lagi, terdengar suara sirine polisi. Dia dan pria tua yang menyamar itu pun melarikan diri.

☆★☆

17.13 | 20 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang