"Kau sudah dengar kata dokter kalau gadis itu mengalami amnesia?" Tanya Septiawan.
Ferdad menganggukkan kepalanya. "Iya, Pak."
"Kita bisa memanfaatkan situasi ini. Dengan menyandera gadis itu, Mark dan yang lainnya pasti akan kembali untuk mengambilnya. Kau tahu seberapa hebatnya dia. Jika Mark kehilangan anggota yang sangat penting seperti Gynevra, maka timnya akan semakin lemah, ditambah lagi anggotanya yang satu per satu tewas," ujar Septiawan.
Ferdad tampak mendengarkan dengan serius.
"Aku mau kau sedikit berakting. Berpura-puralah menjadi suaminya. Dengan begitu, dia akan mempercayaimu sepenuhnya," ucap Septiawan.
"A-apa?" Ferdad terkejut dengan perintah atasannya yang terdengar gila dan sebenarnya memang gila.
"Ini perintah. Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan." Berakhirnya kalimat tersebut, Septiawan pergi meninggalkan Ferdad.
Septiawan membayar seorang dokter pribadi untuk merawat Nevra. Dia sengaja menyuruh dokter itu untuk memberikan obat yang tidak menyembuhkan Nevra. Bukannya membuat Nevra mendapatkan kembali ingatannya, justru obat itu membuat amnesia Nevra semakin parah.
Marla bertugas membuat foto editan di mana wajah Rayna diubah menjadi wajah Nevra oleh seorang editor foto terbaik. Itu atas perintah Septiawan juga.
Setelah dua minggu koma, akhirnya Nevra siuman. Bella menghubungi Ferdad. "Pak, gadis itu sudah siuman."
Ferdad belum siap menemui Nevra. Dia belum pernah mendapatkan perintah untuk berakting sebelumnya. Jika dia memaksakan diri, dia tidak akan terlihat natural.
"Sore nanti aku akan ke sana," jawab Ferdad.
Setelah membulatkan tekadnya, Ferdad pun pergi menemui Nevra. Saat pertama mereka bertemu setelah Nevra melewati masa koma, Nevra tampak canggung.
Ferdad duduk di kursi dan menatap gadis itu. Dia pun berakting sebagai suaminya seperti yang dikatakan Septiawan.
Saat gadis itu menanyakan namanya, yang teringat dalam benaknya hanya nama mendiang istrinya, Rayna Harrel.
Hal yang membuat Ferdad terkejut adalah ketika Nevra meminta sebuah pelukan. "Apa aku boleh memelukmu?"
Tanpa menjawab, Ferdad pun memeluk gadis asing itu. Terlihat jelas setiap harinya jika Nevra mencintai Ferdad dengam tulus, karena yang gadis itu tahu, Ferdad adalah suaminya.
Namun, permasalahannya di sini. Ferdad juga jatuh cinta pada gadis itu seiring berjalannya waktu. Tidak hanya cantik, Nevra juga sosok gadis yang tidak pernah dia temukan pada diri istrinya. Maksud 'tidak pernah ditemukan pada diri istrinya' tidak hanya kelebihan, tapi juga kekurangannya. Hal tersebut membuat Ferdad jatuh hati untuk kedua kalinya pada gadis lain selain mendiang istrinya.
** End Flashback **
Darah segar mengalir dari hidung Nevra setelah membaca berita dan mengingat kembali ingatan yang sempat hilang dari kepalanya.
"Sial, aku mimisan." Gadis itu mencari tisu di sekitar sana.
Tangan kekar itu mengulurkan tisu padanya. Nevra mendongkak menatap siapa pemilik tangan itu, ternyata Mark. Terjadi kontak mata di antara keduanya.
Karena Nevra malah bengong, Mark pun mengusap darah yang mengalir dari hidung Nevra denga tisu di tangannya tersebut kemudian dia mengecup bibir Nevra. Perempuan itu hanya diam. Saat Mark menciumnya, Nevra tidak merasakan detak jantungnya berdetak kencang seperti dulu. Apakah rasa cintanya pada Mark sudah memudar. Nevra ingat betul betapa dia mencintai Mark dulu. Apakah sekarang cintanya untuk Mark sudah menghilang?
"Aku tahu kau akan kembali," Mark berbisik lirih.
Nevra menunduk. "Maafkan aku."
Mark menggeleng. "Tidak, kau tidak bersalah. Mereka (polisi) yang memanfaatkanmu. Ini juga salahku yang tidak bisa membawamu kembali pada tim."
Mark menangkup wajah Nevra. "Kita akan segera pergi. Aku sudah membeli jet untuk kita semua. Setelah tiba di New Zealand, tim kita akan berpencar dan menentukan hidup masing-masing. Aku akan menepati janjiku untuk membuat identitas baru dan menikah denganmu. Kita akan hidup bahagia di sana."
Nevra tidak segera menjawab. Dia mengalihkan pandangannya. "Aku bukan Nevra yang dulu... aku sudah mengkhianatimu tanpa sadar."
Seolah tahu apa yang dimaksud oleh pacarnya, Mark segera menyanggah ucapan Nevra, "Aku akan menerimamu apa adanya. Aku mencintaimu, Nevra."
Mark memeluk Nevra dan mengecup Puncak kepala perempuan itu.
☆★☆
18.55 | 22 April 2021
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
POLICE VS ASSASSIN
ActionPOLICE VS ASSASSIN by Ucu Irna Marhamah Rayna mengalami amnesia setelah menjadi korban kecelakaan mobil. Dia koma selama 2 minggu. Ferdad, suaminya yang merupakan seorang polisi datang ke rumah sakit untuk menjenguknya. Sayangnya Rayna tidak mengen...