PVSA - 52

317 11 0
                                    

"Sore ini kita akan ke gedung terbengkalai itu lagi. Sepertinya ada seseorang yang tertinggal di sana," kata Gunawan dengan tatapan tertuju pada Ferdad.

Ferdad tampak khawatir. Dia tidak ingin seseorang yang dimaksud oleh Gunawan itu adalah Nevra.

"Kita semua akan kembali ke sana, kecuali Senior Ferdad. Sekarang kita rapat." Gunawan menepuk bahu Ferdad kemudian berlalu diikuti yang lainnya.

Di ruang rapat, Gunawan menjelaskan rencana Nevra pada teman-temannya. Arghi, Marla, Bayu, dan Andy mendengarkan dengan serius.

"Oh, aku lega Nevra masih berada di pihak kita," kata Arghi.

"Apa yang harus kita lakukan, Gunawan? Jika Nevra melukai Pak Septiawan, mau tidak mau kita harus menembaknya," ujar Marla.

"Dengar, aku sudah memberikan rompi anti peluru milikku padanya. Kita hanya perlu menghindari kepalanya," ucap Gunawan.

Tiba-tiba Bayu dan Andy memeluk Gunawan. "Kami khawatir, kami kira Senior Gunawan berubah gara-gara menginginkan jabatan Pak Ferdad."

Arghi menjitak kepala Gunawan. "Kau juga membuatku sempat berpikir buruk tentangmu."

Marla tertawa kecil melihat mereka.

"Berhenti memelukku!" Gerutu Gunawan sambil mendorong Bayu dan Andy agar menyingkir darinya.

"Kenapa Nevra tidak ingin Pak Ferdad tahu rencananya?" Tanya Marla.

Gunawan mengedikkan bahunya. "Entahlah."

** End Flashback **

Berkat bukti-bukti dalam flashdisk yang diberikan Nevra pada Gunawan, kepolisian menangkap dua polisi yang jabatannya lebih tinggi dari Septiawan dan satu orang perwakilan pemerintah pusat karena telah menerima suap untuk menutupi kasus keluarga Brandon dan kasus-kasus lainnya. Mereka dihukum dan diadili oleh hakim.

Karena Ferdad menghilang secara misterius di laut belakang gedung terbengkalai, maka posisi Ferdad digantikan oleh seorang polisi wanita bernama Yerisca Zega La Bima.

"Kudengar atasan baru kita adalah seseorang dari keluarga San," bisik Gunawan.

"Apa? Apakah dia galak seperti Pak Ferdad?" Tanya Bayu.

"Keluarga San terkenal kejam, dia pasti galak," bisik Andy.

"Apakah kita akan lembur terus? Dia pasti senior yang kejam." Arghi tampak khawatir.

"Ah, aku tidak sanggup memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpa kita," rengek Marla.

Terdengar suara ketukan sepatu melangkah memasuki ruangan tempat mereka berada. Pandangan mereka tertuju ke pintu. Terlihat seorang perempuan cantik berdiri di sana.

"Oh, halo?"

Kelima polisi itu tersenyum. "Halo, selamat datang, Senior."

Zega tersenyum.

Ternyata Zega bukan sosok yang serius seperti yang dibayangkan Gunawan dan teman-temannya. Zega terbilang konyol dan agak bar-bar, tapi dia seorang senior dan atasan yang baik serta sangat bertanggung jawab atas junior-juniornya.

Tibalah saatnya Tasya melahirkan. Seorang bayi laki-laki yang tampan. Gunawan menangis terharu. "Seandainya Senior Ferdad di sini. Dia pasti bahagia bersama kita."

Arghi merangkul Marla. Mereka tersenyum sendu. Bayu dan Andy juga ikut bahagia untuk Tasya dan Gunawan.

"Selamat, Gunawan, kau telah menjadi seorang ayah sekarang," ucap Zega.

"Terima kasih, Senior."

Keesokan harinya, Zega membawa seorang anggota baru ke dalam timnya. Dia adalah polisi wanita seperti dirinya.

Gadis itu memberikan hormat. "Perkenalkan, nama saya Brigitta Alyora La Reino."

☆★☆

21.33 | 22 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

Bagi yang penasaran dengan cerita Zega, silakan kunjungi "H-07". Dalam novelet tersebut isinya menceritakan tentang perjalanan seorang Zega.

Sementara cerita Brigitta Alyora bisa kalian baca dalam novel yang berjudul "H-12 : CATCH".

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang