41. Kalah Taruhan

3.4K 450 94
                                    

Sebenarnya gak masalah vote nya gak nyampe 170 wkwkw.

Cuma aku rasa kurang jadi kutambahin beberapa adegan pendukung, makanya update nya lama.

Biar lebih greget kalo banyak adegan.

Tengkyu banget buat semua yg udah usaha hehe.

Curhat dikit buat gambarin suasana aku saat ini.

Aku nulis ini di kafe outdoor yang lagi rame banget suara orang bicara.

Tapi aku ngerasa bicara sendiri sama isi pikiranku.

Di luar lagi hujan.

Anginnya dingin.

Sama dari tadi playlist lagu kesukaanku keputar di seluruh penjuru kafe ini.

Rasanya nyaman banget, walaupun sendirian.

Btw aku ke sini sama teman2 ku yang lagi asyik ngobrol.

Obrolan memang bisa habis, tapi ide ngalir terus.

***

"Halo, malam bu, ini bener rumah pak Seun?" tanya seorang lelaki di balik pintu. Aku terkesiap secara otomatis lantas mengangguk.

"Iya bener, ada apa?" tanyaku.

"Saya dari karyawan kantor, nganter minuman soda yang pak Seun pesan," ujar lelaki itu sopan.

Aku mengangguk lantas membiarkan pegawai itu kembali ke mobilnya untuk mengambil minuman soda tersebut. Pegawai tadi terlihat mengeluarkan tenaga ekstra kala mengangkat dua box minuman soda.

"Langsung ke dapur aja, ikutin saya ya," ujarku. Aku berjalan di depan diikuti oleh pegawai tersebut.

Seun sudah selesai dengan masakannya. Dia terlihat sedang menaruh beberapa daun di atas dua piring berisi spageti. Dari aromanya saja sudah tercium begitu menggoda. Aku merasa menjadi orang yang cukup spesial karena berkesempatan mencicipi makanan yang Seun buat.

Box berisi minuman tersebut ditaruh di atas meja pantry. Dengan hormat pegawai kantor tadi pamit pergi dari hadapan kami. Seun sempat memberitahukan akan mengirim bonus sebelum pria itu pergi.

"Daripada lo minta pegawai lo dan ngasih bonus ke dia, mendingan tadi lo minta gue yang beliin," ujarku.

"Terus gue harus makan malam sama pegawai gue itu?" tanya Seun sarkas.

"Yah gak juga, makan sendirian kan bisa," balasku.

"Mulai sekarang, gue benci sendiri," ujar Seun.

Aku mengangguk menyetujui. Menurutku prinsip itu sangat cocok untuk Seun. Jadi, ketika besok aku meninggalkannya, Seun akan langsung menikah dengan Liette. Tanpa perlu membiarkan Christian sendiri tanpa kasih sayang seorang ibu.

***

Aku dan Seun menikmati spageti sambil meminum soda di secret room. Rasanya luar biasa nikmat. Dari awal aku memang sudah mengakui bahwa Seun memiliki skill memasak yang jauh lebih mumpuni dari diriku.

"Ini enak banget," ujarku dengan wajah sumringah. Seun menatapku sejenak kemudian melanjutkan makan.

"Gue beruntung jadi cewek yang lo masakin." Aku melahap spageti itu dengan syahdu. Untuk beberapa saat aku lebih fokus pada makananku dari pada menatap Seun.

"Lebih beruntung lagi kalo jadi cewek yang tiap hari lo masakin," lanjutku. Aku melihat Seun berhenti sejenak mengunyah makanannya.

"Lo beruntung karena jadi istri gue," ujar Seun.

Bad PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang