Enem

4.8K 367 5
                                    

Vallery menyeka peluhnya yang menetes. Karena cuaca hari ini sangatlah terik, Dia dan Rein memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon setelah kelas olahraga.

Vallery melirik Rein yang mengipas-ngipas tangannya "Beli minuman dong Rein.." Rengek Vallery.
Rein mendelik tapi sejurus kemudian dia mengangguk "Njih ndoro.." balasnya kemudian beranjak ke kantin.

Vallery terkekeh dan mengalihkan perhatiannya ke arah lapangan basket. Disana beberapa Kakak kelasnya sedang bermain, dan salah satu dari mereka sangatlah memikat. Segi penampilan terutama. Si kriminal. Dari segi wajah cocok sekali dengan tipe idealnya. Jadi, sayang sekali kalau dia mempunyai latar belakang yang buruk. Tapi yang namanya jodoh siapa yang tahu, mungkin saja dia jatuh cinta dengan kriminal sekolah itu. Hehe... Vallery menggelengkan kepala, geli sendiri dengan pikirannya.

Deg
Deg
Deg

Untuk beberapa saat mata mereka bersitatap. Mata biru secerah langit, mata itu menyorotnya datar sebelum memfokuskan pandangannya kembali.

Vallery menghela napas lega, entah kenapa dia meremang.

Tap
Tap
Tap

Rein datang dengan satu kresek hitam yang Vallery tebak isinya jajan dan minuman pesanannya "Nih, dihabisin. Kakak lo pesen, Lo harus makan nasinya" Jelas Rein.

Vallery memberenggut tidak suka "Kan tadi udah sarapan" ujarnya.

"Tetep aja lo harus makan. Selain gue gak mau di marahin kak Vello, gue juga gak mau lo lemes gak berdaya"

Vallery menggeplak bahu Rein "Lo pikir gue selemah itu. Nilai Voli yang tadi aja gue lebih tinggi dari pada lo, sok gak mau gue lemes. Bilang aja takut di marahin kak Vello"

"Y-yaa.. itu salah satunya. Pokoknya lo harus makan. Kalau nasinya gak dimakan, gue aduin ke kak Vello. Lo takut kan sama kak Vello.."

"Ya takut lah" lirih Vallery.

"Maka dari itu nasinya dimakan"

"Iya-iya"

♈️♈️♈️

Vallery berlari menyusuri koridor, dia menoleh dan tersenyum mengejek ke arah Rein yang sedang mengejarnya "Wlee.. gue aduin ke kak Vello" goda Vallery.

"Vall, sialan lo! Gue tadi cuma nerima minuman" Teriak Rein.

Vallery terkekeh geli,mengingat sahabatnya itu mudah sekali dia goda. Tepat di pertigaan koridor dia dikejutkan oleh kehadiran Kakak kelasnya yang tiba-tiba, sehingga dia menabrak tubuh atletis di depannya.

Grep!

Deg
Deg
Deg

Tangan kokoh yang memeluk pinggangnya membuatnya meremang. Astaga, apa dia semesum ini karena di peluk oleh laki-laki. Apalagi, bau parfum musk yang segar di sertai sedikit keringat entah kenapa membuatnya seperti jelly.
Vallery sedikit terengah, dia melirik wajah laki-laki tersebut dan langsung di suguhi oleh mata biru cerah yang menatapnya tajam. Galaksi, si kriminal sekolah.

Cepat-cepat dia melepas pelukannya dan menunduk "Ma-af kak, aku gak sengaja" Lirih Vallery.

"Aduh, cantik.. ngapain lari-lari di koridor? Untung tadi gak jatuh ke selokan depan" ucap laki-laki di belakang kriminal dengan seringai geli dan dibalas kekehan teman di sampingnya. Andromeda dan bintang, teman si kriminal.

"Ma-maaf kak, tadi aku lagi di kejar te—" "VALLERY!!"

Vallery dan kakak kelasnya menoleh menatap si pemilik suara "Anjir, lari lo cepet banget" ucap Rein dengan ngos-ngosan. Rein sedikit menunduk mengatur napasnya tapi sedetik kemudian dia langsung menegakkan badan ketika tahu Vallery tidak sendirian di koridor.

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang