"Silahkan Tuan putri .." Ujar Angkasa sembari membuka pintu mobil untuk mengantar Vallery pulang.
Vallery tersenyum geli dan memasuki mobil Angkasa.
"Mau ke bazar nggak?" Tanya Angkasa melirik Vallery.
Vallery menoleh dan menatap Angkasa antusias "Iya mau.." ujar Vallery langsung.
Angkasa terkekeh dan mengangguk.
10 menit kemudian mobil yang mereka tumpangi sampai di salah satu sekolahan yang cukup terkenal."Loh, kok ke sini? Tadi bilangnya mau ke bazar?" Tanya Vallery heran.
Angkasa terkekeh "Iya, bazarnya ada di dalam" Ujar Angkasa.
"Emang boleh kita masuk?" Tanya Vallery.
"Boleh, gue ada tiket dari temen buat masuk bazarnya" Jelas Angkasa, kemudian keluar mobil dan memutar membuka pintu untuk Vallery.
"Makasih kak.." Ujar Vallery dan di angguki oleh Angkasa.
"Ayo masuk, kita sapa dulu temen kakak.." Ajak Angkasa kemudian menggandeng tangan mungil Vallery. Melihat bagaimana tingkah Angkasa yang terlihat biasa, sepertinya dia sudah sering ke sini. Batin Vallery.
"Hoi Rim!" Sapa Angkasa sembari mengangkat tangannya.
"Hoi Sa! Bareng siapa nih? Pacar?" Tanya cowok yang di sebut Rim oleh Angkasa setelah mereka sudah dekat.
Angkasa terkekeh "Do'ain aja.." Ujarnya kemudian menoleh menatap Vallery "Kenalin temen gue..Rimba.." Tambahnya, kemudian menoleh ke arah Rimba untuk mengenalkan Vallery.
"Ya udah, langsung masuk aja. Didalam banyak permainan di jamin lebih seru di banding punya lo tahun kemarin" Ujar Rimba tersenyum senang.
Angkasa mengangguk dan menggandeng Vallery untuk masuk.
"Mau beli minum dulu?" Tanya Angkasa.
"Boleh.." Jawab Vallery mengangguk.
Setelah mereka membeli minum, Angkasa mengajak Vallery untuk memasuki rumah hantu. Vallery tidak menolak, jujur dia tidak takut yang namanya hantu.
"Nggak takut?" Tanya Angkasa setelah mereka keluar dari rumah hantu.
Vallery menggeleng "Kacang hijau.." Ujar Vallery remeh sembari menjentikkan jari kelingkingnya.
Angkasa terkekeh kemudian mengacak rambut Vallery gemas "Mau kemana lagi?" Tanyanya.
"Ayo kesana, tadi aku lihat ada perahunya" Ujar Vallery seraya menunjukkan arahnya.
For your information bazar di adakan di lapangan belakang di dekat danau.Setelah Angkasa membayar, mereka langsung naik ke perahu kecil yang di dayung manual.
"Kak Asa beneran bisa dayung kan?" Tanya Vallery memastikan. Takut kalau saja mereka tidak bisa dayung dan berakhir di tengah-tengah danau."Bisalah, ayo naik" Ujar Angaksa yakin, kemudian Vallery naik ke perahu dan duduk menghadap Angkasa. Setelah perahu yang mereka tumpangi bergerak, Vallery mengedarkan pandangannya keseliling. Suasana asri yang menenangkan, angin yang berhembus lembut dan cuaca yang tidak terlalu terik cocok sekali dengan saat ini, dia tidak menyesal mengiyakan ajakan Angkasa.
Tepat di tengah danau Angkasa menghentikan dayunganya, Vallery menoleh menatap Angkasa heran "Kenapa kak?" Tanyanya.Angkasa tidak menjawab, dia menggenggam lembut tangan Vallery dan sedikit menariknya agar Vallery lebih dekat "Gue suka lo" Ujar Angkasa tegas.
Vallery cukup terkejut dengan pernyataan Angkasa, ketika dia hendak menjawab sebuah kecupan lembut terasa di bibirnya. Vallery mengerjap-ngerjapkan matanya cepat kemudian menyentuh bibirnya.
Wajahnya memerah ketika dia sadar Angkasa sudah menciumnya."Gue bakal nunggu. Gue bakal nunggu sampai lo yakin sama perasaan lo lagi" Ujar Angkasa sembari menyelipkan anak rambut Vallery kebelakang.
Merasa dejavu, sekilas bayangan Galaksi terlintas di benaknya.♈️♈️♈️
"Val!! Val gawat!! Kak asa sama kak Gala berantem.." Teriak Rein panik, kemudian menarik Vallery menuju lapangan sekolahan. Disana Angkasa dan Galaksi saling memukul dan menendang satu sama lain.
"JAUHIN DIA BRENGSEK!! Gak cukup gue pukul kemarin HA?!" Sentak Angkasa sembari menarik kerah Galaksi.
"LO YANG JAUHIN ASU!! Berani-beraninya lo sentuh CEWEK GUE!!" Sentak Galaksi balas menarik kerah Angkasa.
Teman-teman Galaksi dan Angkasa di sertai murid lainnya berkerumun mengelilingi mereka tanpa ada niatan untuk menghentikan pertengkaran. Mereka menunggu informasi, masalah apa yang menyebabkan mereka bertengkar. Vallery dan Rein sudah sampai di lapangan dan membelah kerumunan mencoba masuk melihat Galaksi dan Angkasa.
Vallery terperangah ketika melihat mereka berdua babak belur parah, dia ingin menghentikan tapi sebuah tarikan menghentikannya "Mau kemana? Bahaya.." Tegur Rein.
Vallery tidak mengindahkan, dia tetap maju sehingga membuat Vello melotot kaget.
"Kak Asa! Kak Gala!!" Sentak Vallery menarik Galaksi mundur dan mendorong Angkasa mundur.
Melihat itu Angkasa menarik lengan Vallery mendekat sehingga mereka terlihat seperti berpelukan. Suara pekikan terdengar, dan tatapan tajam Galaksi yang terasa menghunus."Mumpung Vallery disini, kita tanya dia pilih Lo atau gue?" Ujar Angkasa dengan seringaian.
"Kak Asa! Apaan sih!!" Tegur Vallery sembari menarik diri agar sedikit berjauhan dengan Angkasa.
"Okey, sesuai apa yang lo omongin. Vallery bakal milih di antaranya kita"
"Kak Gala! Apaan sih kak?! Jangan kaya gini.." Tegur Vallery kemudian menarik tangan Galaksi mundur, Galaksi menolak dan menatap Angkasa mengejek.
"Biarin dia dan mereka semua tahu kalau lo punya gue" Kata Galaksi sembari menarik Vallery mendekat.
"Val? Kemari, lo pilih gue kan?" Tanya Angkasa seraya mengulurkan tangannya.
Vallery menggeleng "Kak Asa jangan kaya gini, kak Gala juga. Kita bisa ngomong baik-baik kan?" Tanya Vallery resah. Dia melirik Vello meminta bantuan, tapi sepertinya kakaknya sedang menikmati pertunjukannya, dia bahkan memberikan ucapan semangat tanpa suara ke arahnya.
Vallery mendengus dan mencoba berbicara kepada Angkasa dan Galaksi agar mereka berbicara baik-baik tanpa berkelahi."Lo punya gue, iya atau enggak?!" Tanya Galaksi sembari memegang tangan Vallery.
"Jangan pegang Vallery sialan!" Sentak Angkasa seraya menarik Vallery mendekat "Val?" Panggil Angkasa agar Vallery mendekat.
Vallery menggigit bibir bawahnya resah, bingung dengan situasi di depannya.
"Kak Angkasa jangan kaya gini" lirih Vallery, matanya berkaca-kaca takut apa yang di putuskan membuat mereka sakit hati."Its Okey, Lo bi—" "Vallery!"
Cupp
Galaksi melumat bibir Vallery lembut, takut luka Vallery semakin parah "Jangan di gigit, nanti semakin luka" Ujar Galaksi sembari mengusap bibir Vallery.
Vello tersentak mendengar ucapan Galaksi, kemudian dia beranjak menghampiri Vallery. Tapi sebelum itu dia menghadiahkan sebuah bogeman ke arah Galaksi "Buat lo yang udah cium Vallery seenaknya!" Sentak Vello kemudian memfokuskan pandangannya kearah Adeknya.
"Sakit?" Tanya Vello ketika melihat bibir Vallery luka karena di gigit oleh Vallery sendiri.Vallery menggeleng dan menunduk "Maaf.." Ujarnya. Vello menghela napas, kemudian melirik kerumunan dan menyuruhnya untuk bubar.
"Hentikan Sa, lo gak boleh paksa Vallery buat milih lo atau Galaksi, itu bisa dilihat besok, entah lo atau Galaksi yang Vallery pilih, gue harap lo semua jangan pernah sakitin Adek gue.." Jelas Vello kemudian menarik Adeknya menjauh.
♈️♈️♈️
Tbc
Dont forget to tap the ⭐️
And comment dong favorite kalian🥺
Angkasa>
Gala>

KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Me
Novela Juvenil17+ Indah Menjalani kehidupan baru dengan tubuh berbeda. lalu apakah dia bisa melepas semua beban di pundaknya? Dia ingin menjadi orang yang bebas, dia ingin hidup berdasarkan keinginannya. Dia ingin meraih apa yang ingin di raih. Tapi lagi-lagi di...