Pitulas

3.1K 253 5
                                    

Vallery menghela napas bosan, dia melirik Galaksi yang duduk menghadap TV memainkan PSnya "Kak Gala masih gak mau ngomong?" Tanyanya.

"Ya udah deh aku pulang aja.." Ujar Vallery kemudian beranjak keluar dari kamar Galaksi, ketika Vallery hendak membuka pintu sebuah tangan menahannya. Vallery berhenti bergerak, jantungnya berdebar kencang, bayangan Galaksi tanpa memakai baju dan memeluknya membuat dirinya meremang. Vallery hendak bergeser kesamping tapi lagi-lagi sebuah tangan menahannya, sehingga posisi Vallery berada di kungkungan Galaksi.

"Mau kabur?" Desis Galaksi di belakang telinga Vallery. Vallery meneguk ludah gugup, dengan pelan Vallery memberanikan diri untuk menatap wajah Galaksi "Kak Gala.." Cicitnya.

Dengan sekali tarikan, Galaksi membalik tubuh Vallery agar menghadapnya kemudian dengan rakus menciumnya. Dengan kasar Galaksi mengangkat tubuh Vallery di gendongannya dan membawanya ke atas kasur, dengan napas terengah-engah Galaksi berucap "Bener kata lo, lebih baik lo gue tiduri dan gue hamili biar lo gak lepas dari gue.."

Vallery tersentak, apalagi bibir panas galaksi yang menjamah bagian sensitifnya yaitu leher dan telinga "K-kak Gala stop.." Bisik Vallery berusaha mendorong Galaksi. Galaksi bergeming dan semakin menekan tubuhnya merapat kepada Vallery.

"K-kak Gala jangan kaya gini.. Aku takut..." Ujar Vallery terisak, matanya memanas mendapati Galaksi yang bersikap kasar.

Galaksi mengangkat tubuhnya dan menatap mata Vallery yang berkaca-kaca. Tatapannya tidak terbaca, kemudian dengan sekali gerak Galaksi menjauh dari tubuh Vallery dan masuk ke dalam toilet.

Vallery menangis melihat itu, dia berharap Galaksi kembali menenangkannya dan meminta maaf tapi semuanya tidak sepeti yang di harapkannya, setelah satu jam suara pintu toilet terbuka dan keluarlah Galaksi yang segar bugar sehabis mandi. Suara isakan tangis membuat Galaksi menoleh, tubuh kekasihnya yang bergetar tertutup selimut membuat Galaksi khawatir "Sayang?" Panggilnya.

Disibakkan selimut yang menutupi tubuh Vallery kemudian terpampanglah wajah Vallery yang banjir air mata "Hei,Sayang kenapa?" Tanya Galaksi lembut.

Tangisan Vallery semakin kencang, dengan lembut Galaksi menarik tubuh Vallery ke pelukannya "Jahat!jahat!!.." Ujar Vallery memukul tubuh Galaksi dan memberontak tidak mau di peluk.

"Maaf, gak di ulangi lagi. Maaf sayang.." Ujar Galaksi sadar kalau Vallery takut kepadanya.

♈️♈️♈️

"Mau makan?" Tanya Galaksi setelah Vallery sudah tenang. Vallery mengangguk menjawab. Galaksi tersenyum dan mengecup pipi Vallery sayang.

"Delivery aja ya? Gak usah makan di luar.." Tanya Galaksi meminta persetujuan. Lagi-lagi Vallery mengangguk.

Setelah memesan makanan Galaksi ikut berbaring di kasur dan menarik Vallery ke pelukannya, di belai lembut rambut Vallery dan berbisik "I love you.."

Vallery tidak menjawab sehingga Galaksi mengulang ungkapan cintanya "Sayang, I love you.." Ujar Galaksi, Vallery bergeming sehingga Galaksi menoleh menatap wajah Vallery "Sayang, kok gak di jawab? Beneran gak cinta?" Tanyanya.

"....wuv uh.."

Galaksi mengernyit "Apa? Gak kedengaran.."

"I love you.." Bisik Vallery. Galaksi tersenyum dan mengeratkan pelukannya "I love you more.." Balasnya.

♈️♈️♈️

Vallery cemberut, dia melirik Galaksi yang sedang berenang dengan Nevan, laki-laki itu setelah membuatnya menangis tidak memberikan penjelasan apapun karena tingkahnya. Ini sudah menjelang petang, apa cowok itu tidak kedinginan?
"Kak, Berenangnya udahan. Kasihan Nevan kedinginan.." Ujar Vallery.

Galaksi mengangguk dan menggendong Nevan untuk naik "Mommy marah.. awas Mommy marah.." Ujar Galaksi mengikuti suara anak kecil. Vallery terkekeh dan mengikuti langkah Galaksi yang memasuki kamarnya.

"Lo nginep sini ya.." Ujar Galaksi memerintah.

Vallery menggeleng dan membawa Nevan di gendongannya dan memandikannya "Aku Gak bawa baju ganti.."

"Pakai baju mamah.." Celetuk Galaksi.

"Gak mau.."

"Ya udah beli.. ya?" Ujar Galaksi masih tetap memaksa.

Vallery menghela napas "Iya.."

Galaksi tersenyum dan mengecup pipi Vallery cepat dan berjalan ke arah shower.

♈️♈️♈️

"Ssst.. lo lihat beritanya.. haha cocok sih.."

Vallery mengernyit, setiap langkah dirinya dan Galaksi selalu ada gunjingan. Ada apa?

"Val! Val.." Panggil Rein. Vallery menoleh menatap Rein yang berlari kearahnya.

"Mading Val! Mading.." Ujarnya kemudian menarik Vallery kearah mading di ikuti oleh Galaksi.

"Oy, minggir-minggir orang gila mau lewat. Haha.. cocok njir, lo sama kriminal sama-sama gila.." Ujar Kezia senang. Seluruh murid menatapnya, tatapan mata mengejek, mencibir dan mengasiani membaut Vallery tidak nyaman.

Tatapannya terjatuh pada foto yang tertempel di mading. Foto kunjungan Vallery di rumah sakit. Tubuhnya bergetar, suara bising terdengar. Sial, lagi-lagi tubuhnya tidak terkendali.

"Val!" Panggil Rein, Galaksi dengan cepat memegang Vallery dan membawanya ke pelukan "Everthing is fine, sayang lo hebat.." Ujar Galaksi menenangkan.

Tidak lama setelah itu Vello datang dengan khawatir "Dek?.." Panggilnya. Vallery bergeming masih meringkuk di pelukan Galaksi dengan menutup kedua telinganya.

Vello murka, dia menoleh kepada murid sekolahannya "ANJING LO PADA! SENENG?IYA?! KALIAN SENENG LIHAT ADEK GUE GAK BERDAYA KAYA GINI?! EMANG KENAPA KALAU ADEK GUE GILA?? HA?!! Lo semua bukan manusia tahu gak? Lo melihat apa yang kalian mau lihat tanpa tahu kebenarannya. Kalau sampai Adek gue kenapa-kenapa, LO SEMUA GUE TUNTUT! Terutama bagi lo yang udah pasang foto sampah kaya gini di sini mampus lo!!" Ucap Vello, kemudian memerintahkan Galaksi agar membawa Vallery ke UKS.

Galaksi membawa Vallery ke UKS dan membaringkannya. Tubuh Vallery masih bergetar dan meringkuk menutup telinganya "Val?" Panggil Galaksi, Vallery bergeming.

"Sayang.." panggilnya lagi, tapi tetap tidak ada jawaban.

"Vallery.. VAL!!" Sentak Galaksi menarik tangan Vallery yang menutup telinganya.

Vallery tersentak dan menatap Galaksi berkaca-kaca "Kak Gala..."

"Hey, its Fine. Ada gue, ada kakak lo.. lo gak sendiri.." Ujar Galaksi menenangkan.

"Mereka semua tahu, Kak Gala sama Kak Vello pasti di jauhin temen-temen.." Ujar Vallery sesenggukan.

Galaksi menggeleng "No, kita Gak butuh mereka. Kita butuh cuma elo.." Ujar Galaksi lembut.

"Kak Gala.. Aku Gak mau sendirian.." Ujar Vallery menangis.

"Lo gak sendirian sayang, ada gue"

Setelah itu Vello masuk dengan tergesa "Gimana?" Tanyanya kepada Galaksi.

Galaksi tidak menjawab, dia hanya memberi sinyal agar Vello mendekat "Dek, kakak di sini.." Ujar Vello.

Vallery mendongak menatap Vello "Kak maaf, salah Ery. Kakak pasti di jauhin temen-temen. Maaf salah Ery.." Ujarnya sesenggukan.

"No, bukan salah Ery. Kakak Gak peduli mau mereka gimana. Kakak hanya pengen Ery saja.." Ujar Vello menenangkan.

Vallery semakin terisak, dia semakin merasa bersalah, sampai akhirnya.....semua gelap.

Tbc
Dont forget to tap the ⭐️
Tks u bestie😘
Satu kata buat Gala??

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang