Siji

9.7K 460 2
                                    

Ceklek

Suara pintu yang di buka, Indah melirik siapa yang masuk ke kamar inapnya. Rupanya Bu Jum, naninya.

"Sudah sadar non, sebentar ya Nani panggil dokter dulu" pamitnya setelah itu kembali keluar kamar.

Bu Jum kembali dengan Dokter muda. Dokter berkata Indah harus istirahat cukup. Benturan di kepalanya tidak terlalu parah. Tapi jika dalam seminggu rasa pusingnya masih terasa Indah dianjurkan untuk periksa ke Dokter lagi. Indah dan Bu Jum mengangguk paham, kemudian Dokter muda itu izin undur diri.

"Non, gimana perasaannya? Apa masih sakit??" Tanya Bu Jum.

Aku mengangguk."Sedikit Nani"

"Ya sudah, kita pulang agak sorean saja ya"

"Apa Daddy dan kakak gak jengukin Ery ni??" Tanya Indah

"Tuan tadi pagi baru berangkat ke Australia, seminggu lagi baru kembali. Kalau den Vello dari kemarin belum pulang non" Jelas Nani sambil mengupas apel untuk Vallery.

"Oohhh.." Indah hanya ber oh ria

"Jangan sedih ya, Tuan kerja kan untuk Non Ery" kata Bu Jum dengan lembut.

Indah terkekeh kemudian menggeleng "Enggak ni, ngapain sedih. Buang tenaga saja" dengus Indah kemudian menerima apel dari Bu Jum.

Vallery D'Arthur putri bungsu keluarga Arthur. Tekanan dari keluarga dan sekelilingnya membuat Vallery merasa kurang percaya diri. Dengan penampilan yang biasa saja. Rambut hitam panjang yang biasanya di kepang lurus dengan kaca mata minus dan seringkali berjalan menunduk, pasti dan selalu mendapat ejekan. Keluarga Arthur mempunyai sifat keras kepala dan tidak kenal takut yang kental sekali. Tapi tidak dengan Vallery, Vallery merasa kecil. Sehingga dia menyembunyikan hubungan darahnya dengan sang Kakak, Vello D'Arthur.
Dimulai dari kematian mommy dan saudara kembarnya. Daddy dan kakaknya berubah menjadi dingin tak tersentuh.

♈️♈️♈️

Indah meneliti kamar didepannya. Tidak buruk untuk ukuran anak cupu seperti Vallery. Indah berjalan menuju meja samping tempat tidurnya. Disana ada sebuah HP dan Black card. Indah melotot, meneliti Black card yang ada di tangannya "Mimpi apa gue sebelum kesini, cita-cita gue mau jadi single bad bitch with a lot of money kesampaian nih" Dia terkekeh, membayangkan apa saja yang bisa dibeli dengan kartu ini. Kemudian dia mengambil HPnya, tidak ada APP apapun di sana kecuali WhatsApp, kemudian dia membuka gallery dan langsung disuguhi beratus-ratus foto candid seorang cowok "Cukup ganteng" Indah mengedikan bahu kemudian menghapus semua fotonya.

♈️♈️♈️

Indah baru saja pulang dengan sopirnya yang membawa puluhan kantong belanjaannya "Langsung bawa naik saja pak" Kata indah.
Well hari ini Indah merombak semua isi lemari dan meja rias Vallery. Dia juga baru saja memotong rambutnya yang panjang menjadi sebahu dengan aksen pirang di poninya. Indah berjalan riang menuju kamarnya, tapi di tengah tangga dia berpapasan dengan kakaknya Vello "Udah tahu cara habisin uang lo??" Dengus Vello menyindir.

"Well, gue dikasih Black card sama Daddy. Kalau gak dipakai lalu buat apa?? Buat ganjel kulkas??" Sinis Indah. Vello menaikkan satu alisnya kemudian melengos berjalan turun melewati Indah.

♈️♈️♈️

Di kamarnya Indah mengetikkan pesan singkat kepada Daddynya

Me
Dad, Ery habis belanja banyak

Send

Setelah itu menutup HPnya dan mulai menata barang-barang barunya.

♈️♈️♈️

Pagi-pagi sekali Indah dibangunkan dengan gedoran di pintu kamarnya "Iya ni, Ery bangun!" Jawab Indah seadanya.

Setelah selesai mandi dan berganti baju dia menghadap kaca full body menatap pantulannya yang cantik dengan seragam sekolah yang pas di badan "Fix, sudah mirip Jennie Blackpink" kata Indah dengan kekehan dibibirnya. Kemudian dia turun untuk memakan sarapannya. Disana sudah ada kakaknya yang memakan Roti.

"Non, ini kunci mobilnya. Tadi mobil non Ery baru sampai" kata Bu Jum.
Indah mengangguk "Makasih Ni" Dan Bu Jum mengangguk.

"Bisa Nyetir lo? Sok sok an beli mobil, naik sepeda aja takut" Sinis Vello.

Indah balas melirik sinis "Dih, kenal gue??"

Vello memutar bola matanya jengah kemudian bangun dan jalan menuju garasi tanpa pamit. Indah?? Dia memakan sarapannya dengan santai.

♈️♈️♈️

Indah sampai di depan gerbang sekolah barunya. Well, dia di dunia aslinya sudah kuliah tahun kedua. Jadi cukup menyebalkan jika harus mengulang pelajaran kembali. Indah merasakan pandangan murid-murid yang menatap penasaran.
Dan Indah cukup bangga dengan dirinya. Dia bisa membawa mobil dengan selamat sampai tujuan tanpa gores apapun. Di dunia aslinya dia pernah belajar dengan mobil sahabatnya. Indah terkekeh mengingat sahabatnya di Universitas dulu.

Indah keluar dengan percaya diri, dia melepaskan kacamata hitamnya dan mengedarkan pandangan kesekeliling
. Banyak bisikan murid-murid yang membicarakan dirinya terang-terangan. Begitu pula geng kakaknya Vello yang sedang menatap dirinya.

"Cewek baru??" Tanya Samuel si buaya SMA Langit kepada ketua OSIS Devan.

"Gak tahu" jawab Devan menggeleng.

"Ck. Caper" decak Vello
Tentu saja teman-temannya mendengar apa yang Vello bicarakan.

"Lo kenal dia Vel?" Tanya Samuel semangat. Vello tidak menjawab dia malah melengos pergi diikuti Angkasa dan disusul Devan.

"Ih! Kok di tinggal!!" Sentak Samuel kemudian menyusul teman-temannya.

Indah mengedikan bahu cuek. Dia berjalan menuju kelasnya dengan santai. Ketika Indah sampai di kelasnya dia langsung duduk di meja depan barisan nomer satu, yang mana langsung ditatap heran sama penghuni kelas. Indah berdiam diri sambil mendengarkan musik sampai bel masuk berbunyi. Seorang guru masuk dan di sambut salam oleh penghuni kelas. Pak Sholeh, wali kelasnya XI IPA B "Vallery, senang melihatmu lebih percaya diri" ujar Pak Sholeh sambil tersenyum. Indah membalas dengan mengangguk dan tersenyum tipis. Murid-murid yang mendengar pak Sholeh terkesiap kaget .

"Lo Vallery si cupu??!" Tanya Adel, cewek paling rusuh di kelasnya.

"Adel.." Tegur pak Sholeh. Sedangkan Adel hanya cengengesan.

Banyak gumaman teman kelasnya yang di dengar. Indah berdiri dan menghadap mereka "Ada masalah??" Tanya Indah datar dengan pandangan lurus. Seketika teman-temannya diam dan meneguk ludahnya canggung. Mereka berpikir Vallery sekarang berbeda, kelihatan ganas dan seram.
Indah memutar bola matanya jengah dan kembali duduk dengan tenang. Diam-diam dia menyeringai tipis, seolah puas dengan respon teman-temannya.

Note:
Setelah part ini Indah di panggil Vallery ya, matur nuhun🙏

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang