Wolulas

3.1K 258 3
                                    

"Mommy, Ery juga pengen seperti Allen mii.." Rengek Vallery kecil meminta permen kapas seperti milik saudari kembarnya. Vallen.

"Loh, Ery kan udah punya sendiri.." Ujar sang Mommy melirik punya Vallery yang berwarna biru sedangkan milik Vallen berwarna merah muda.

"Tapi pengen kaya punya Allen.." Lirih Vallery.

Mommy tersenyum "Ya sudah kamu tunggu sini sama Allen ya.. Mommy belikan lagi sama seperti Allen.. ingat jangan lari-lari.." Ujarnya memperingati.

Vallery kecil mengangguk, dan menarik Vallen untuk duduk bermain boneka milik mereka. Tak lama kemudian Vello kakaknya datang bersama Daddynya, Vello meminta adiknya untuk bermain bola bersama. Ketika giliran Vallery menendang, bolanya terlempar jauh sehingga Vallery cemberut dan menyuruh Vallen untuk mengambilkannya "Allen, ambil bola ya.. Ery capek.." Ujarnya.

Vallen mengangguk, dan berlari mengambil bola. Senyum Vallen merekah ketika melihat mommynya di seberang jalan, dengan segera Vallen berlari menghampiri mommynya tanpa sadar bahwa banyak kendaraan laju dengan cepat.


BRAK!!!

Suara teriakan panik terdengar, sang Daddy terkesiap ketika mendengar teriakan, dia menoleh menatap Putrinya Vallery "Ery, Dimana Allen?" Tanyanya.

"Ery suruh ambil bola.." Ujar Vallery enteng.

"Ap—" Suarany tercekat, dengan panik Daddy bangkit dan berlari menuju tempat kejadian kecelakaan.
Di depan sana, Sang istri dan putrinya terbujur lemas dengan darah yang membanjirinya.

"Mommy!!" Teriak Vello sadar ketika mommynya tidak bergerak.

"Daddy! Mommy sama Adek.." Lirih Vello.

Daddy menoleh menatap Vallery yang berdiri terpaku, kemudian menatap tangan sang istri yang memegang permen kapas merah muda.
Kenapa istrinya membeli permen kapas lagi?
Bukankah anak-anak sudah kebagian semua?

"Aduh, karena adeknya sih tadi merengek minta permen kaya kakaknya.." Bisik ibu-ibu disamping Daddy. Teman-temanya pun mengangguk "Iya, Tadi Kakaknya juga ambil bola karena disuruh adeknya.."
"Kasian ya.."
"Iya.."


♈️♈️♈️

Napas Vallery terengah, ingatan menyakitkan terngiang-ngiang di kepalanya. Perasaan menyesal memenuhi hatinya. Tuhan, apakah selama Vallery asli hidup seperti ini? Rasanya sesak.

Vallery memejamkan matanya, setetes air mata turun.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, Vallery menoleh menatap Daddynya, Seketika matanya memanas.
"Sayang.." Ujar Daddy Alex berjalan menghampiri putrinya.
"Kenapa menangis hem??" Tanyanya lembut sembari menghapus air mata Vallery.

"Maaf.." bisik Vallery.

"Maaf kenapa?hm? Vallery nggak salah kenapa minta maaf.." Ujar Daddy.

"Rasanya sakit..." Bisik Vallery memegang dadanya.
"Gara-gara Ery.. Mommy sama Vallen pergi.. maaf.." bisiknya lagi.

"Bukan salah Ery. Itu sudah di atur oleh Tuhan. Lalu, bukankah Ery sudah berjanji untuk memulai dari awal hem? Kenapa begini lagi?"

Vallery menggeleng, Dadanya sesak. Apa yang harus dia lakukan.
Hidup sebagai Vallery benar-benar pedih. Perasaan sesal benar-benar membuatnya tertunduk.

"Sayang, lihat Daddy" Bisik Daddy.

Vallery mendongak menatap Daddynya.

"Dengar, semua bukan salah Ery. Ya? Yang ikhlas, Kasian Mommy sama kakak di atas sana.." Bisik Daddy.
"Nggak apa Ery menangis, tapi jangan terus-terusan. Kasian Ery sendiri nanti. Jangan nangis ya? Yang ikhlas.."

Vallery mengangguk.

"Anak baik, Udah jangan nagis lagi. Mau makan nggak? ada kakak di bawah sama temen-temennya.." Ujar Daddy.
Vallery mengangguk lagi.


♈️♈️♈️

"Udah baikan?" Tanya Galaksi ketika
Vallery mendudukkan diri dekat dengan Galaksi dan memeluknya.

"Udah.." Ujar Vallery serak.

"Kenapa nangis?" Tanya Galaksi ketika melihat mata sembab Vallery.
Vallery menggeleng dan semakin memeluk Galaksi erat.

Teman-teman Vello yang melihat itu melemparkan tatapan mengejek kepada Angkasa. Sedangkan Angkasa hanya terdiam menatap Vallery yang berada di pelukan Galaksi.

"Gue udah nemu pelakunya.." Ujar Devan.

Galaksi dan Vello menoleh menatapnya.
"Kezia" Ujar Devan.

"Cewek itu.. benar-benar!" Dengus Vello geregetan.

"Kezia harus merasakan apa itu malu dulu, baru dia tahu gimana rasanya menjadi olok-olok publik.." Ujar Angkasa.

"Makanya terima dong cinta Kezia, biar dia anteng gak gangguin anak lainnya.." Ujar Samuel mengejek.

Angaksa menliriknya sinis "Lo pikir gue cowok apaan? Gue bisa bedain mana yang baik, mana yang enggak" Ujarnya kemudian menatap Vallery yang sedang memejamkan matanya.

"Udah ada yang punya itu.." Ujar Samuel lagi dan Angkasa hanya mendengus.

♈️♈️♈️

"Mau ikut gue?" Tanya Galaksi ketika Vallery tidak membiarkan dirinya pulang. Vallery mengangguk sedangkan Vello menatapnya tidak suka.

"Adek barusan bangun. Gak baik pergi-pergi.." Tegur Vello.

Mendengar itu Vallery semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya udah, berarti Galaksi saja yang nginep sini.." Ujar Sang Daddy.

"Dad!" Tegur Vello tapi Daddy menggeleng mengisyaratkan kalau Vello tidak boleh mendebatnya.

Vello mendengus dan berdiri beranjak menuju kamarnya.

Kemudian disusul Daddy, sebelum Daddy beranjak dia menepuk bahu Galaksi setelah itu batu berlalu.

"Aku bukan Ery" Lirih Vallery.

"Hm?"

"Aku bukan ERY! AKU BUKAN DIA..!!" Sentak Vallery memukul dada Galaksi.

"Benar, Lo bukan Ery. Lo cewek gue, punya Galaksi" Ujar Galaksi seraya memegang tangan Vallery yang memberontak.
Vallery terengah, dia menggigit bibirnya gemetar. Bagaimana cara memberitahu Galaksi kalau dia bukan Vallery asli, ada jiwa Indah di tubuhnya.
Vallery menggeleng, jika dia memberitahu Galaksi maka dia akan di anggap gila.
"Kheke.." Vallery terkekeh, dia gila. Dia sudah benar-benar gila!!!

"Vallery!" Tegur Galaksi, dia tidak menyukai tatapan Vallery yang terlihat kosong.

Vallery mendongak menatap Galaksi putus asa.

"Apa gue harus bawa lo pergi dari sini hem? Apa mereka benar-benar ganggu lo?" Tanya Galaksi sembari membelai pipi mulus Vallery.

Tbc
Maaf bestie aku lama update ya...
Lagi rewatching The Untamed nih☺️
Btw selamat malam Jumat😘

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang