Sewelas

3.6K 321 5
                                    

"Kalian bertengkar?" Tanya Daddy Alex setelah melihat putrinya beranjak dari meja makan tanpa menyapa kakaknya.

"Hem" jawab Vello berdehem, suasana hatinya sedikit buruk mengingat dirinya sedang bertengkar dengan adeknya.

"Jangan terlalu menekannya" Ujar sang Daddy.

"Vello gak akan begini kalau Adek bisa nurut, lagi pula Si bajingan itu gak ada apa-apanya di bandingan temen Vello"

Daddy Alex membuang napas berat "Seperti yang Daddy bilang, Jangan terlalu menekannya. Lagi pula apa kamu lupa, Ery itu seorang D'Arthur. Ery bisa jadi sekeras kepala kamu. Daddy yakin Ery bisa lebih lama marah sama kamu. Coba, kamu bicara baik-baik. Kasih pengertian. Kalau suatu saat nanti laki-laki yang kamu maksud menyakiti putri Daddy, tentu Daddy tidak akan tinggal diam"

Vello semakin menunduk, menyesal karena sudah membentak Adeknya "Iya, nanti Vello bicara sama Adek"

♈️♈️♈️

Tok
Tok
Tok

"Dek, kakak boleh masuk?" Tanya Vello sembari mengetuk pintu kamar Vallery.

Ceklek

Vallery membuka pintu kamarnya lalu mundur memberi jalan kakaknya untuk masuk.

Vello berjalan memasuki kamar sembari melihat sekeliling kamar Adeknya. Nyaman, Vello suka kamar Adeknya.

Vello membalik badannya menatap Adeknya yang sedang menunduk, lalu Vello mendudukkan diri di atas kasur empuk milik Vallery sembari menepuk samping dirinya.
"Sini, kakak mau Ngomong" Ujar Vello.

Vallery berjalan ke arah kakaknya dan duduk di samping kakaknya.
"Kakak mau minta maaf, maaf karena sudah membentak Adek" ujar Vello sembari meraih tangan mungil Adeknya. Menggenggamnya erat.

Vallery mendongak, menatap kakaknya "Ery juga minta maaf, karena gak bilang apa-apa sama kakak" Lirihnya.

"Hm, kakak maafin. Tapi Ery juga maafin kakak, kan?" Tanya Vello dan Vallery mengangguk.

"Lalu, coba Adek cerita gimana bisa Adek bolos bareng Galaksi? Kakak pengen tahu" Ujar Vello.

"Waktu di rumah Dokter kak Galaksi gak sengaja bikin Adek bad mood. Jadi, sebagai permintaan maaf Adek dibawa ke pantai. Pantainya cantik kak, Adek suka" Jelas Vallery.

Vello mengangguk, lalu menjelaskan kalau membolos bukan tindakan yang baik dan jangan mengulanginya lagi,  Vallery mengangguk mengerti.

"Kamu suka kan sama Galaksi?" Tanya Vello memastikan.

"Gak tahu, Adek nyaman sama kak Galaksi" Jelas Vallery.

"Kalau Angkasa?"

"Adek juga Nyaman sama kak Angkasa" Ujar Vallery.

Vello mendengus "Kamu mau jadi play girl? Pilih salah satu. Kakak merekomendasikan Angkasa saja" Ujar Vello.

Vallery memberenggut "Kok gitu sih.."

"Mau gimana lagi? Sebagai kakak, kakak mau Adek pacaran sama laki-laki yang punya latar belakang yang baik" Jelas Vello.

"Kak Galaksi juga baik"

"Saat ini Galaksi baik, gimana kalau besok? Dia punya geng, dia pernah masuk rumah sakit jiwa, dia juga bolak balik masuk penjara. Kakak Gak mau suatu saat kamu tersakiti oleh keadaan Galaksi" Jelas Vello lembut, mencoba memberi pengertian Adeknya.

"Adek percaya sama kak Gala. Lagi pula Adek gak suka kakak ngomong kaya gitu di depan orang banyak sepeti tadi siang. Kakak boleh tahu kenyataannya, tapi kakak juga gak boleh mengumbarnya. Itu sama saja mengumbar Aib. Kalau saat ini kak Galaksi sedang dalam penyesalan dan merubah diri jadi lebih baik dan di ingatkan oleh masa kelamnya, gimana perasaannya? Pasti akan terpuruk. Lalu bagaimana jika orang-orang tahu kalau Adek sedang depresi berat dan hampir gila, pasti Adek juga terpuruk. Makannya Adek marah tadi siang" Jelas Vallery.

Vello tertegun, tidak menyangka apa yang di lakukannya membuat Adeknya tertekan.
"Maaf, kakak gak akan mengulanginya lagi" ujar Vello, matanya memanas. Hatinya sakit ketika dirinya tidak bisa mengerti adeknya.

"Tidak apa, Adek mengerti. Kakak pasti begitu karena khawatir sama Adek" Ujar Vallery sembari tersenyum.

♈️♈️♈️

"Sudah baikan?" Tanya Rein melirik Vallery yang berjalan di sampingnya. Dirinya melihat kalau Vallery berangkat bareng dengan Vello, padahal kemarin masih berperang dingin.

"Sudah" Angguk Vallery.

"Jadi pilih siapa? Kak Gala atau kak Angkasa?" Tanya Rein semangat.

"Gak pilih siapa-siapa. Lagi pula gue Nyaman sama mereka bedua" Ujar Vallery.

"Dih, maruk lo jadi cewek" Dengus Rein.

"Emang kenyataannya gitu, kak Gala sama kak Angkasa punya tingkah laku yang mirip" jelas Vallery.

"Lagak lo, tapi bener juga ya. Di lihat-lihat wajah mereka juga mirip. Apa jangan-jangan mereka saudara kembar. Galaksi dan Angkasa, benar. Mereka mirip Anjir. Kenapa baru sadar sekarang ya?" Ujar Rein heboh.

"Dih, bocah freak" dengus Vallery.

♈️♈️♈️

Vallery memakan baksonya dengan tenang. Dia melirik kakak dan teman-temannya yang juga ikut satu meja dengannya. Mereka heboh membahas pacar Samudra yang mau mengadakan pesta ulang tahun. Tapi tiba-tiba suasana heboh itu langsung berhenti ketika suara pecahan terdengar di samping kanannya.
Vallery melirik, menatap Isabella yang terduduk dengan tangan yang berdarah karena terkena pecahan piring.

"Lo gak papa?" Tanya Vallery sembari membantu Isabella berdiri namun langsung di tepis.

"J-jangan sentuh..maaf.." Lirih Isabella dengan suara bergetar. Vallery mengernyit bingung, apa lagi mendengar permintaan maaf Isabella. Nih cewek mabok atau gimana? Pikir Vallery.

"Wow wow wow, apa nih? Setelah kemarin lo sok baik mau nolongin dia, tapi ternyata lo suka bully juga ya. Rubah lo, kelihatan kan sifat asli lo. Ini kan sifat asli lo, suka dandan cupu tapi sebenarnya suhu. Kagum gue" Ujar Kezia memanasi keadaan, menyeringai senang karena murid-murid mulai menyetujuinya.

Vallery menatap Isabella dan Kezia bergantian, terkekeh pelan karena mereka mencoba mendrama "Astaga, gue ketahuan ya? Hahaha...Apa lo lupa kalau nama belakang gue D'Arthur. Gue gak takut omong kosong kalian yang mencoba menjatuhkan gue. Karena beginilah gue, The real of me. Vallery D'Arthur" Ujar Vallery. Dia mendekat ke arah Isabella.

"Lo licik" Bisik Vallery. Isabella balas menatap Vallery sedih dan marah, tapi dia tidak bisa bertindak sembarangan.
"Lo disuruh dia kan?" Ujar Vallery sembari menatap Kezia.
"Lemah" Lanjut Vallery balik menatap Isabella.

Isabella marah, dia menatap Vallery tajam "Ini semua salah LO! SALAH LO! kalau seandainya lo tetap dandan cupu, pasti kak Angkasa tetap SAMA GUE!!" Sentak Isabella sembari mendorong Vallery.

Vallery terdorong mundur tapi tidak sampai terjengkang, dia bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Vallery mendengus "Lo ngeri juga ya" Ucap Vallery yang bisa di dengar seluruh kantin.

"Kak Angkasa, lo dengar? Dia bilang gue udah rebut lo dari dia" Tanya Vallery sembari menatap Angkasa. Angkasa berdiri dan menghampiri Vallery.

"Lo gak rebut gue dari siapa-siapa. Gue yang milih lo" Jelas Angkasa. Vallery tersentak, sedikit kaget mendengar pengakuan Angkasa.
Kemudian Vallery terkekeh "See, kak Angkasa yang milih gue. Jadi kalian mau gimana?" Tanya Vallery ke arah Isabella dan Kezia.

"Rubah!" Sentak Kezia lalu beranjak keluar kantin, sedangkan Isabella menangis sesenggukan sembari menatap Angkasa sedih. Isabella sudah terperangkap, tidak seharusnya dia jatuh cinta kepada Angkasa yang tidak menganggapnya, lalu dia harus bagaimana?

Vallery Acuh, ketika dia hendak duduk sebuah tarikan kuat di lengannya menghentikannya.

"Kak Gala.."

TBC
Hi bestie dont forget to tap the ⭐️
And comment your fav😘😘

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang