Sepuluh

4.2K 336 3
                                    

Vallery turun dari mobil Angkasa dengan cemberut. Kakaknya Vello meninggalkan dirinya sewaktu sarapan. Sepertinya Kakaknya masih marah soal kejadian kemarin, padahal dia sudah menjelaskan semuannya.
"Ayo, gue anter ke kelas" Ajak Angkasa.

Di perjalanan menuju kelas, Vallery berpapasan dengan Kezia yang sedang mengganggu Isabella. Isabella menunduk takut, kemudian melirik Angkasa memohon. Vallery mengernyit, menoleh menatap Angkasa. Kemudian mengangguk mengerti kalau mereka adalah tokoh utama. Tapi ekspektasi berbeda dengan kenyataannya, Angkasa berjalan melewati Kezia dan Isabella begitu saja, sehingga membuat Vallery sedikit heran. Vallery menghampiri mereka menegur untuk jangan membuat keributan, apalagi ini masih pagi-pagi. Kezia mendengus mencibir Vallery.
"Jalang kaya lo diem aja deh. Belagu banget, baru dekat sama Angkasa, gayanya udah kaya ratu" decih Kezia.

Vallery mengedikkan bahu, tidak mempermasalahkan omongan Kezia, kemudian lanjut berjalan karena Angkasa sudah memanggilnya untuk segera pergi ke kelas.

"Jangan dekat-dekat mereka" ujar Angkasa.

Vallery mengangguk "Kasian Isabella, kenapa kakak gak bantuin lagi?"

Angkasa menoleh menatap mata Coklat Vallery "Gue udah bilang dia kalau harus lawan Kezia, karena Kezia kalau dibiarkan bakal ngelunjak. Tapi kalau dia tetep diam ya udah, itu pilihan dia. Gue pun gak harus selalu bantu dia, gue juga punya prioritas" Jelas Angkasa.

"Loh, bukannya Isabella kekasih kakak?" Tanya Vallery heran.

Angkasa menatap Vallery tidak suka "Kata siapa? Gue gak punya kekasih" Sanggah Angkasa cepat.

"Anak-anak bilang kalau kak Angkasa itu kekasih Isabella makannya selalu belain dia" Ujar Vallery.

Angkasa mendengus "Maka dari itu gue gak bisa bantu dia lagi, jadinya bakal ada rumor kaya gini kan, lagi pula gue lagi suka seseorang" ucap Angkasa kemudian melirik Vallery, ingin melihat ekspresi wajah cantiknya ketika mendengar perkataannya.

"Kak Angkasa suka seseorang? Siapa?" Tanya Vallery antusias.

Angkasa tersenyum kemudian mendekatkan wajahnya kearah Vallery "Rahasia" Bisiknya, kemudian mengacak rambut Vallery.
"Udah, sana masuk kelas" ujarnya sambil mendorong bahu Vallery lembut.

"Kasih tahu dulu siapa yang kakak suka.." rengek Vallery menolak dorongan Angaksa.

"Besok-besok gue kasih tahu" ujar Angkasa. Vallery memberenggut dan berjalan memasuki kelasnya.

♈️♈️♈️

Vallery dan Rein berjalan dengan santai di koridor, sesekali Vallery menjawab celotehan Rein yang aneh. Di ujung koridor Vallery bisa melihat Galaksi yang barusan lewat. Dia melirik Rein yang masih asik bercerita, menimang apakah di harus menemui Galaksi atau tidak.
"Ehem, Rein gue mau ke toilet dulu ya.." Ujar Vallery. Rein menoleh dan mengangguk "Ya udah ayok gue anter"

"G-Gak usah gue sendiri aja" Tolak Vallery.

Rein mengernyit dan mengangguk "Okey, tapi lo harus balik ya. Gue pesenin makanan. Kalau ada apa-apa telpon" Jelas Rein.

Vallery mengangguk mengiyakan.

♈️♈️♈️

"Kak gala" sapa Vallery setelah sampai di Rooftop. Galaksi menoleh kemudian mengalihkan pandangannya dan menyesap rokoknya lagi.

"Aku boleh mendekat?" Tanya Vallery, akan tetapi Galaksi tetap acuh.

Vallery berjalan menghampiri Galaksi dan berdiri disamping cowok itu "Aku mau minta maaf sama kakak" Jelas Vallery.
"Maaf karena kak Vello sudah memukul kak Gala"

Galaksi mendengus, membuang putung rokoknya dan menginjaknya. Dia menoleh dan berdiri menatap Vallery "Bukannya kakak lo marah, karena lo deket sama gue. Kenapa mau ketemu gue lagi? Apa lo gak takut?" Tanya Galaksi sembari berjalan ke arah Vallery, Vallery tergagap sedikit demi sedikit berjalan mundur karena Galaksi yang semakin dekat dengannya.

"Apa lo gak takut kalau gue perkosa disini?" Tanya Galaksi di depan wajah Vallery. Badan Vallery sudah menempel di tembok sehingga Galaksi dengan mudah mengungkungnya.

"K-kak Gala gak mungkin gitu.." Ujar Vallery.

"Kenapa gue gak gitu, Lo lupa gue seorang kriminal. Seperti yang kakak lo bilang, kalau gue laki-laki brengsek yang suka nidurin perempuan sampai mereka hamil" kata Galaksi sembari menatap bibir mungil yang dekat sekali dengannya.

"KAK GALA GAK GITU!! kak Gala gak mungkin gitu.." sentak Vallery sembari memukul dada Galaksi. Merasa tidak terima karena Galaksi bilang kalau dirinya sendiri adalah kali-laki brengsek.

Galaksi terkekeh "Lo aneh" Ujarnya sembari menghentikan pukulan Vallery dan menariknya mendekat "Tapi gue suka" bisik Galaksi kemudian menyambar bibir yang sedari kemarin menggodanya.

Vallery tersentak, takut apabila yang dikatakan cowok itu akan dia lakukan. Memperkosanya. Sialan, Vallery memberontak ingin lepas dari pelukan Galaksi. Galaksi tetap kukuh dengan pelukannya sembari mengecap rasa manis bibir Vallery.
Menyesap, menggigit, mengulum dan mengabsen gigi Vallery.

Galaksi melepas ciumannya, menatap bibir Vallery dengan bangga. Sedikit mengusap bibir mengkilap Vallery karena ciuman mereka.

Vallery menatap kosong dada Galaksi dan memegang bibirnya. Galaksi terkekeh melihatnya dan berpikir apakah ini ciuman pertama Vallery.
Galaksi mengelus pipi mulus Vallery sembari menyelipkan anak rambutnya kebelakang.
"Makasih, makasih udah percaya sama gue" ujar Galaksi.

Vallery mendongak menatap Galaksi "K-kak Gala.. habis cium Vallery.. Kak Gala gak boleh kaya gitu, kita bukan kekasih. Gimana kalau cewek kakak diatas melihatnya" Ucap Vallery ngelantur sembari menatap Galaksi dan menutup bibirnya.

Galaksi tertawa, pertama kali tertawa setelah kematian pujaan hatinya. Dia menyugar rambutnya kebelakang dan menatap langit di atasnya "Dia udah bahagia di atas sana" ujar Galaksi kemudian menatap Vallery di depannya, menangkup pipinya dan mengecup dahinya "Lo, bakal gue milikin".

♈️♈️♈️

Vallery memasuki kantin dengan Galaksi di sampingnya. Semua mata menatapnya penasaran, ada hubungan apa antara si Kriminal dan cewek yang di gadang-gadang calon pacar Angkasa itu.

"Dari mana saja?" Tanya Vello ke arah Adiknya dan melirik Galaksi tidak suka.

"Ketemu kak Gala, meminta maaf karena kakak sudah mukul kak gala" jelas Vallery.

Vello mendengus "Kenapa meminta maaf, salah dia sudah mengajak kamu membolos. Apa menurutmu membolos itu tindakan yang baik dan keren?" Tanya Vello sarkasme.

"Bukan begitu kak, walau kak Gala mengajak Ery bolos bukan berarti kakak harus memukul kak Gala.." jelas Vallery hati-hati, takut kakaknya tersinggung.

Vello terkekeh menatap adeknya tidak percaya "Kayaknya kamu udah di cuci otak sama dia" tunjuk Vello ke arah Galaksi.
"Val, kamu lupa dia siapa? Dia seorang kriminal, DIA BAHKAN SUDAH MEMBUNUH DAN MEMPERKOSA CEWEKNYA!" Sentak Vello.

"Vello!" Tegur Angkasa, takut kalau Vallery ketakutan mendengar bentakan kakaknya.

"Lalu?" Tanya Vallery, tatapannya berubah dingin. Dia tidak menyukai ucapan kakaknya yang membuka Aib dan luka seseorang. Bukankah seseorang berhak bahagia. Dirinya dan Galaksi berhak bahagia. Vallery yakin Galaksi tidak seperti itu, melihat tatapan penuh luka di matanya, Vallery bisa menebak kalau Galaksi menyesali sesuatu di masa lalunya.

"Gila!" Ujar Vello, kemudian berjalan keluar kantin.

Rein mengahampiri Vallery, kemudian memegang tangannya "Gue bakal dukung keputusan lo.  Tapi yang pasti Val, lo tidak boleh terluka" ujar Rein.

Vallery mengangguk dan menoleh menatap Galaksi yang juga menatapnya campur aduk.

TBC
Jangan lupa tekan ⭐️ bestie..
Komen reaksi kalian ya..😘

The Real Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang