"Lo lihat? Pasangan Gila jalan bareng, emang cocok anjing.."
"Hush! Jangan keras-keras. Lo gak denger? Papa Kezia bangkrut gara-gara Daddy Vallery.."
"Serius njir? Gila.. backingannya kuat banget"
"Makanya jangan main-main"
Blablabla
Suara kasak kusuk terdengar setelah Vallery dan Gala memasuki sekolahan.
"Mau gue samperin mereka?" Tanya Galaksi menatap dingin murid tersebut.
Vallery mendengus "Ngapain? Buang-buang waktu aja, mereka cuma bisa ngomong di belakang" Ujar Vallery kemudian menoleh menatap Galaksi geli "Santai.." ujarnya sembari menata rambut Galaksi yang berantakan.
"Gue lebih seneng kalau kata itu buat lo.." Ujar Galaksi kemudian berjalan mendahului Vallery. Vallery terperangah.
"I was trying.." Sentak Vallery kemudian menyusul Galaksi.♈️♈️♈️
"Dek, buat kamu. Dimakan ya.." Ujar Vello menyodorkan sepiring nasi goreng.
"Did u not see it? She was eating her noodle.." Ujar Galaksi.
"Yup, tapi itu gak bikin kenyang kan? Aku tebak Adek belum sarapan kan?" Tanya Vello kepada Vallery.
Vallery mengangguk "Iya belum.."
"See, berhenti makan mie, sekarang makan nasi gorengnya.." Tegas Vello.
"Lo—"
"Kak Gala" Tegur Vallery memotong ucapan Galaksi. Galaksi mendengus dan menarik mie Vallery dan memakannya.
"Kakak nanti ke Apart kamu ya. Mau nginep sana, besok kan libur" Ujar Vello sembari memakan nasi gorengnya. Tak lama kemudian teman-teman Vello datang dan duduk di meja mereka, yang mana membuat Galaksi menatap tidak suka.
"What?" Tanya Angkasa remeh.
Galaksi tidak menjawab, dia langsung berdiri meninggalkan meja mereka menuju meja teman-temannya.
"Gak sopan banget tuh anak, heran gue.." Ujar Devan menatap kepergian Galaksi.
"Udah dari dulu, Lo inget pertama kali dia masuk? Langsung adu jotos sama pangeran kita anjir!! Iya gak? Lo inget kan??" Ujar Samuel heboh.
Samudra mengangguk "Kira-kira apa yang mereka omongin kok sampe kaya gitu ya.." Ujarnya menatap Angkasa jahil.
Angkasa mendengus "Bukan urusan lo"
"Cewek nih pasti! Cewek kan?" Ujar Samuel.
"Cewek atau bukan itu bukan urusan lo, udah sana makan jangan bikin orang emosi.." Dengus Angkasa sembari memakan nasi gorengnya.
Samuel memberenggut dan memakan nasi gorengnya.
♈️♈️♈️
"Mau kemana?" Tanya Vallery ketika Galaksi melewati jalan menuju apartemennya.
"Gue kasih lihat tempat bagus buat lo" jawab Galaksi sedikit keras agar Vallery mendengarnya.
Beberapa saat kemudian Galaksi dan Vallery telah sampai, Vallery turun dan melepas helmnya "Danau?"
Galaksi tidak menjawab malah menggandeng tangan Vallery untuk masuk.
"Kakak mau ajak aku kencan di danau?" Tanya Vallery lagi.
Galaksi menoleh "Kenapa?"
"Gak apa-apa" Ujar Vallery cepat.
"Angkasa boleh ajak kencan lo di danau, gue gak boleh ?"
Vallery berhenti berjalan dan menoleh "Kata siapa? Aku cuma tanya aja. Lagi pula itu udah lama, kenapa di bahas lagi.." Sangah Vallery.
Galaksi tidak menjawab dan semakin mengeratkan genggamnya "Ayo naik"
"Mendung ini, nanti kalau sampai tengah kehujanan gimana?" Ujar Vallery.
"Bentar aja, ayo" Ujar Galaksi sembari menarik-narik kecil tangan Vallery. Vallery hanya mendesah pasrah.
Benar kata Vallery, tak lama kemudian gerimis rintik-rintik muncul, sehingga Galaksi menarik tangan Vallery untuk memasuki gereja tua di samping danau.
"Tuh kan bener, kak Gala sih ngeyel" Ujar Vallery sedikit kesal.
Galaksi melepas hoodienya dan memberikannya kepada Vallery "Maaf, pakai dulu"
Vallery menurut dan diam saja ketika Galaksi memakaikan hoodie miliknya,
"Would you like to be my bride?" Tanya Galaksi tiba-tiba sembari menyodorkan tangannya.
Vallery mendongak dan menatap geli kekasihnya "I would"
Galaksi menempatkan tangan Vallery di lengannya dan mengajak Vallery untuk maju di depan altar.
"Di depan Tuhan aku berjanji. I do like to take you as my wife, mencintaimu, menyayangimu, menghormatimu. Sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, muda ataupun tua sampai maut memisahkan kita" Ucap Galaksi lantang.Vallery terperangah, matanya memanas " I do, i do like to take you as my husband. Mencintaimu, Menyayangimu,menghormatimu. Sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, muda ataupun tua sampai maut memisahkan kita.. khekehe" Ucap Vallery, dengan kekehan di akhir.
♈️♈️♈️
"Dari mana saja? Kenapa baru pulang?" Tanya Vello ketika Vallery baru saja membuka pintu Apartemennya.
"Main sama kak Gala.." Jawab Vallery lembut.
"Kenapa gak pamit, kakak khawatir waktu masuk apartemen kamu Gak ada" omel Vello.
"Iya, maaf" ujar Vallery menghampiri kakaknya "Jangan marah" rengeknya.
"Hm, kakak khawatir. Kemarin kamu masih satu rumah sama kakak dan Daddy jadi bisa awasin kamu. Kalau sekarang? Galaksi bukan cowok baik-baik, kakak harus extra awasin kamu"
"Kak Gala baik"
"Iya sekarang, kalau besok?"
"Udah ah jangan debat mulu, panas kuping Adek" Ujar Vallery kemudian berjalan kearah dapur.
"Gimana gak mau debat, Adek susah di bilangin" Dengus Vello mengikuti adeknya ke dapur.
"Udah, urusan kak Gala biar Adek saja yang urus. Kalau dia berani macem-macem pasti Adek langsung bilang kakak sama Daddy" Ujar Vallery menenangkan.
"Bener ya, kamu jangan bohong. Jangan di pendam-pendam"
"Iya.."
♈️♈️♈️
"Mau ikut kakak gak?" Tanya Vello di depan pintu kamar Vallery.
Vallery yang duduk di depan laptopnya menoleh "Kemana?"
"Puncak, ikut ya?" Jawab Vello seraya memasuki kamar Adeknya.
"Boleh, kak Gala boleh ikut?"
Vello menoleh menatap Adeknya kurang suka "Kemarin kamu sudah maen sama pacar kamu, sekarang waktunya kita yang maen, jangan ajak Galaksi" Dengus Vello.
Vallery memberenggut "Daddy ikut?" Tanya Vallery.
"Enggak, Daddy lagi istirahat besok katanya mau ke Jerman. Kamu di suruh nginep rumah" Ujar Vello.
Vallery mengangguk "Iya.."
"Iya apa? Kamu ikut kakak ke puncak? Atau nginep di rumah?" Tanya Vello.
"Iya dua-duanya"
"Ok sip, kamu siap-siap jangan begadang biar besok bisa bangun pagi" ujar Vello memberitahu.
"Iya.." Angguk Vallery.
Tbc
Yang kangen Gala unjuk jari!!
Jangan lupa ⭐️ yaaa
😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Me
Teen Fiction17+ Indah Menjalani kehidupan baru dengan tubuh berbeda. lalu apakah dia bisa melepas semua beban di pundaknya? Dia ingin menjadi orang yang bebas, dia ingin hidup berdasarkan keinginannya. Dia ingin meraih apa yang ingin di raih. Tapi lagi-lagi di...