"Sorry Alex, aku di sini bukan hanya sebagai dokter tapi juga seorang ibu, aku sudah menganggap Vallery anakku sendiri. Vallery benar-benar tidak bisa di temui sekarang. Kondisi mentalnya lemah, beberap kali aku dan Galaksi memergoki Vallery memukul dirinya sendiri sampai memar. Aku takut jika kamu dan Vello datang menjenguknya akan membuatnya tambah down" Jelas Dokter Maria dengan informal, sedikit sungkan tapi mau bagaimana lagi dia menyayangi Vallery sebagai anaknya sendiri.
"Please Maria, aku hanya mau ngobrol saja. Mau jelasin kalau apa yang dipikirkan Vallery salah, aku mau keluarga kita kumpul tanpa terbayang-bayang masa lalu dan menata masa depan. Aku tidak bermaksud menyisihkan Vallery.." Lirih Daddy Vallery memohon.
"Itu pemikiranmu, lalu bagaimana pemikiran Vallery? Apa kamu sudah menanyakan pendapatnya? Pendapat keluargamu yang lain?? Maaf bukan bermaksud ikut mencampuri urusan keluargamu, hanya saja melihat Vallery yang tidak bisa tidur nyenyak dan menyakiti dirinya sendiri membuatku dan Galaksi prihatin" Jelas Dokter Maria
"Lagi pula Alex, jika kamu ingin bertanggung jawab dengan Isabella hanya karena mata Putrimu satunya bukankah cukup hanya membiayai pendidikan dan menyediakan tempat tinggal untuknya? Tapi mengapa kamu mengungkit dan menyakiti putri kandungmu? Dari awal aku sudah tekankan Vallery membawa perasaan sesalnya hingga sekarang""Lalu aku harus bagaimana Mar.. aku Gak mau kehilangan Vallery, aku Gak mau Vallery pergi dan membenci keluarganya.." Ujar Daddy Alex dengan mata yang memerah menahan tangis, sungguh dia sangat menyesal membuat Vallery berada di titik ini.
"Beri waktu satu minggu, besok datang lagi. Aku dan Galaksi akan mencoba memberi pengertian Vallery agar bisa mengobrol dengan enak" saran Doktet Maria.
Daddy Alex mengangguk mengiyakan "Terimaksih Mar, makasih sudah menjaga Vallery di saat aku belum menjadi Daddy yang baik untuknya"
♈️♈️♈️
Indah memukul dadanya karena perasaan sesak yang terus menerus menghimpitnya, sungguh Vallery yang asli sangat memprihatinkan. Dulu dia cukup percaya diri dengan kontrol emosi yang baik tapi sekarang di saat memasuki tubuh Vallery dirinya sangat lemah dan mudah terlena.
"Val cukup! Val!!" Sentak Galaksi mencoba menghentikan pukulan Vallery di dadanya sendiri.
Vallery mendongak menatap kekasihnya, tatapannya tajam tapi air matanya meluruh "I hate this shit" Lirihnya.
"Maka ikhlaskan sayang, jangan di pendam. Jika mereka tidak mengakuimu maka ada aku dan mamah, Hm? Jangan menangisi mereka yang tidak menangisimu" Jelas Galaksi.
"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa keluarga menghancurkan keluarga lainnya untuk meraih keinginannya?" Bisik Vallery.
"You just need to be here, with me" Tegas Galaksi "Would you?"
Vallery mengangguk, Galaksi tersenyum senang dan mengecup bibir Vallery sekilas.
"Gue pengen lo ketemu seseorang.." Ujar Galaksi yang sedikit kaku.
Vallery mendongak "Siapa?"
♈️♈️♈️
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan seorang pemuda yang memandang mereka heran "Ngapain lo di sini?" Tanyanya.
Vallery mendongak menatap Galaksi bingung, untuk apa mereka ketemu Angkasa.
"Bukan urusan Lo, minggir" Dengus Galaksi menerobos masuk.
Vallery meringis melihat perilaku kasar Galaksi, sehingga dia hanya hanya berkata maaf tanpa suara kepada Angkasa yang menatap kepergian mereka.
Tok
Tok
TokTiga kali mengetuk, kemudian Galaksi memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat seorang pria paruh baya yang menatap mereka tidak suka "Tidak Sopan" Dengusnya kemudian menyuruh mereka untuk duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/289451784-288-k141262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Me
Teen Fiction17+ Indah Menjalani kehidupan baru dengan tubuh berbeda. lalu apakah dia bisa melepas semua beban di pundaknya? Dia ingin menjadi orang yang bebas, dia ingin hidup berdasarkan keinginannya. Dia ingin meraih apa yang ingin di raih. Tapi lagi-lagi di...