SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️
••••
CHAPTER 03. NAGISA KAY HARAN
Hari yang di tunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Aula yang besar itu kini sudah di sulap dengan berbagai macam dekorasi yang cantik. Sebuah band terkenal pun turut didatangkan untuk menghibur para tamu yang datang. Aroma masakan pun tercium harum membuat perut seketika lapar dan ingin mencicipi semua hidangan yang sudah disiapkan oleh tuan rumah.
Setelah proses akad yang berjalan lancar dan hikmat pagi tadi, kini adalah pesta perayaan. Kedua pasang pengantin kini sudah duduk di singgasana mereka. Mengucapkan terima kasih dan bersalaman kepada para tamu undangan. Doa-doa baik pun turut membanjiri kedua pasang pengantin itu.
"Jadi... kapan nyusul bos?" tanya Madeva pada Varez yang sedang menikmati makanannya.
Varez mengangkat pandangannya dari piring dan menatap ketiga sahabatnya yang duduk melingkar dengan meja bundar sebagai penghalang.
"Kayaknya di antara kita, cuma lo yang belum ada pawangnya," kekeh Madeva.
"Afkar yang petakilan aja bisa nikah. Masa lo enggak?" lanjutnya yang langsung mendapatkan toyoran di kepala dari Afkar.
"Bisa-bisanya lo ngatain gue," ujar Afkar memukul lengan Madeva.
"Hahaha, sorry, bercanda doang elah!"
"Bercandamu tidak lucu, Mas!" ujar Afkar meniru cara bicara banci yang seketika membuat mereka tertawa melihat sikap Afkar yang selalu mengundang sakit perut karena geli.
"Gue bukannya nggak mau. Ya gue mau nikah lah, masa enggak. Cuma masalahnya gue nikah sama siapa? Cewek aja nggak punya," ujar Varez.
"Bukannya homo atau gimana, ya. Wajah lo tuh cakep bos, lo bebas mau milih cewek yang mau lo jadiin istri," ujar Afkar.
"Lo pikir milih istri sama kayak milih baju di pasar minggu?" cetus Lembayung bersedekap.
"Tau lo! Ingat, nikah itu nggak main-main. Nikah itu ibadah. Kalau bisa, nikah sekali seumur hidup!" ujar Madeva.
"Gue masih agak ragu nih sama lo, Rez," ujar Lembayung menatap Varez serius. "Alasan lo sampai sekarang betah sendiri apa karena emang belum ada cewek yang srek di hati lo atau... lo masih gamon sama Trisha?"
Hening. Varez balas menatap Lembayung. Terdengar helaan napas dari pria itu. Tatapan Varez kini lurus ke arah pelaminan, di mana kedua saudara dan saudari iparnya sedang bersalaman dan berfoto bersama para tamu.
"Soal Trisha... gue udah ikhlas kok dan gue juga udah move on. Yaa, walaupun kadang-kadang masih sering terbayang sih," ungkap Varez jujur.
Lengkungan senyum lalu terukir di wajahnya. Melihat ekspresi bahagia kedua saudaranya membuat dia terharu sekaligus iri sih sebenarnya. Dari dulu mereka selalu bersama. Tapi sekarang dia di tinggalkan satu langkah oleh Antha dan Arsen.
Senyumannya perlahan memudar saat netranya tanpa sengaja melihat sosok anggun dengan gaun berwarna krem berjalan menaiki pelaminan. Rambutnya di gulung ke belakang dan poni tipis yang menutupi keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Sky Lawrence [END]
Romance[ The Series of Sky Lawrence Stories #4 ] [ Sequel of SKY TRIPLETS ] **** Alvarez Sky Lawrence. Siapa yang tidak kenal dia? Laki-laki tinggi berperawakan tampan, berkharisma, dan penuh wibawa serta kaya raya yang banyak di gandrungi dan menjadi idam...