HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
TANDAI TYPO PRENN⚠️
••••
Tidur Varez terusik ketika mendengar suara gedoran di pintu kamarnya bersamaan dengan suara panggilan Arsha. Bukannya bangun, Varez malah menarik selimut menutupi kepalanya dan berusaha tidur dengan lelap. Namun bukannya berhenti, gedoran di pintu kamarnya malah semakin kasar bahkan Arsha sampai berteriak.
"PAPA!! MAMA!! BANGUN!!"
"PAPAAAA!! MAMAAAA!!"
Varez benar-benar tidak tahan lagi. Suara Arsha benar-benar melengking membuat telinganya sakit. Dengan terpaksa Varez bangun meskipun kesadarannya masih mengambang di awang-awang. Varez mengacak rambutnya berusaha sabar menghadapi kerandoman putranya sendiri.
"PAPAAA!! MAMAAA!!" panggil Arsha lagi.
Varez mengambil jubah tidurnya dan memakaikannya di tubuhnya yang tanpa sehelai kain pun. Dia kemudian berjalan ke pintu dan membukanya. Matanya langsung tertuju pada Arsha yang berdiri dengan kedua tangan berkacak pinggang. Anaknya itu masih memakai baju tidur berwarna biru bergambar Tayo dan boneka marvel Iron Man favoritnya yang selalu dia peluk saat tidur.
"Arsha, kenapa ribut pagi-pagi, Nak? Papa masih mau tidur lho." Varez menguap. Sungguh, dia masih ingin tidur karena semalam dia dan Nagisa baru tidur jam 3 dini hari. Varez benar-benar belum puas tidur.
"Mama mana?" tanya Arsha tidak melihat keberadaan Mamanya.
"Mama masih bobok. Udah, Arsha ke kamar dan bobok lagi. Jangan ganggu Mama—eehh, Arsha!"
Arsha tidak mendengarkan Papanya dan nyelonong masuk ke kamar orang tuanya begitu saja. Arsha melihat Mamanya masih tidur dengan posisi membelakanginya. Lantas Arsha naik ke kasur dan membangunkan Mamanya.
"Mama! Mama! Bangun! Mama bangun!"
Nagisa melenguh ketika telinganya mendengar suara Arsha. Dia membuka mata dan melihat putranya sudah ada didepannya. "Arsha?"
"Mama ayo bangun! Sudah siang, Mama!"
"Sudah siang?" Nagisa menoleh pada Varez yang berjalan dari arah pintu kemudian duduk di pinggir kasur.
"Baru setengah enam pagi, sayang," jawab Varez mengelus kepala Nagisa.
Astaga, Nagisa pikir benar-benar sudah siang. "Sebentar lagi ya, Nak. Mama masih mau bobok."
Arsha merengut. Tiba-tiba Arsha menarik selimut dan melihat Mamanya tidur tidak pakai baju. "Mama bobok ndak pakai baju?"
Nagisa buru-buru menarik selimut menutupi tubuhnya lagi. Dia menatap Varez yang malah terlihat santai-santai saja. Padahal Nagisa sudah panik saat ini. Alasan apa yang akan dia berikan pada Arsha? Secara anaknya itu akan terus bertanya tanpa henti sampai rasa penasarannya terpuaskan. Satu pertanyaan akan merambah ke pertanyaan lain.
"Papa, Mama bobok ndak pakai baju," adu Arsha pada Papanya. Varez malah mengangguk-angguk saja dengan tenang sembari mengelus kepala Arsha.
"Iya, sayang. Mama dan Papa bobok nggak pakai baju. Kan Arsha katanya mau punya adek." Dengan santai Varez malah menjawabnya seperti itu.
"Varez," tegur Nagisa memperingati. "Jangan bicara yang aneh-aneh sama Arsha. Dia masih kecil."
"Nggak aneh-aneh kok, sayang. Kan bener kita lagi proses buat adek untuk Arsha." Varez mendekat, mencium kening Nagisa dengan senyum jahil di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Sky Lawrence [END]
Romance[ The Series of Sky Lawrence Stories #4 ] [ Sequel of SKY TRIPLETS ] **** Alvarez Sky Lawrence. Siapa yang tidak kenal dia? Laki-laki tinggi berperawakan tampan, berkharisma, dan penuh wibawa serta kaya raya yang banyak di gandrungi dan menjadi idam...