SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️
PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️
••••
CHAPTER 48. OBSESI BERALASAN CINTA
Perlahan kelopak mata Nagisa terbuka. Pandangan yang semula mengabur perlahan mulai bisa di lihat dengan jelas. Langit-langit berwarna putih dan suara dari mesin EKG terdengar nyaring dan stabil. Nagisa berusaha mengingat apa yang terjadi sampai dia berakhir terbaring lemah di sini.
Ah, yang Nagisa ingat adalah saat dia bertengkar dengan Dipta kemudian ada Anggun yang menyiksanya dengan beringas.
Nagisa mengusap perutnya yang masih terasa ngilu. Entah kenapa, perasaannya tiba-tiba sesak seolah sesuatu yang berharga telah hilang diambil darinya.
"Gisa, kamu sudah sadar?"
Nagisa melirik Nevan dan Lilian yang mendekat ke kasur. Dengan lembut, Nevan mengusap kepala Nagisa. Mata Nagisa kembali berkaca-kaca.
"Bang..." lirih Nagisa pelan. Menetes air matanya di sudut mata melihat Nevan masih setia disampingnya dan menemaninya.
"Abang di sini, dek." Nevan mencium kening Nagisa. "Apa ada yang sakit? Bilang sama Abang."
Nagisa mengusap perutnya. "Di sini," Kemudian tangannya naik ke dadanya. Nevan terus memperhatikan pergerakan Nagisa. "Dan di sini. Sakit banget, Bang."
Nevan mengangguk kemudian memeluk Nagisa dengan hati-hati. Tangis Nagisa kembali pecah. Sakitnya benar-benar tidak bisa di bendung lagi. Nagisa lelah. Nagisa ingin bebas dari sakit ini.
Lilian yang tidak kuat melihat Nagisa menangis seperti itu memilih keluar dari kamar rawat Nagisa. Dia kemudian pergi untuk mencari seseorang yang patut di mintai pertanggung jawaban atas semua yang sudah terjadi pada sahabatnya.
Varez yang baru sampai di parkiran rumah sakit VICTORY tidak sengaja melihat Lilian masuk ke mobilnya dengan raut wajah emosi. Saat mobil Lilian beranjak, dia pun melajukan mobilnya mengikuti Lilian dari belakang, tanpa ketahuan oleh perempuan itu.
Tak lama mereka sampai di rumah sakit yang kalau Varez tidak salah ingat jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung penthousenya. Saat Lilian keluar dari mobil, Varez kembali mengikuti. Terus membuntuti Lilian sampai perempuan itu masuk ke sebuah kamar rawat. Diam-diam, Varez mengintip dari jendela kecil di pintu. Kedua matanya menangkap beberapa orang di dalam sana.
"Puas lo, Pradipta?" tanya Lilian sinis pada Dipta yang duduk di kasurnya. "UDAH PUAS LO NGEHANCURIN HIDUP SAHABAT GUE?!!" Lilian menampar keras Dipta membuat Anggun dan Tamara beranjak dan mendorong Lilian menjauh dari Dipta.
Kedua mata Varez menatap lurus pada Tamara yang berada di sana. Ternyata benar Tamara dan Dipta punya hubungan keluarga. Varez sudah memerintahkan Zein untuk mencaritahu soal Dipta dan saat Zein mengatakan kalau Dipta memiliki hubungan keluarga dengan Tamara serta menunjukkan semua bukti yang dia dapatkan.
Varez jadi teringat perkataan Anggi semalam. Di mana Anggi mendatanginya dengan keberanian setelah Varez mengancam agar Anggi tidak lagi memperlihatkan wajahnya dihadapannya.
"Kayaknya lo bosan hidup sampai lo nggak dengerin ancaman gue waktu itu. Lo pikir gue main-main dengan perkataan gue?" sinis Varez menatap Anggi yang berdiri didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Sky Lawrence [END]
Romance[ The Series of Sky Lawrence Stories #4 ] [ Sequel of SKY TRIPLETS ] **** Alvarez Sky Lawrence. Siapa yang tidak kenal dia? Laki-laki tinggi berperawakan tampan, berkharisma, dan penuh wibawa serta kaya raya yang banyak di gandrungi dan menjadi idam...