[ ASL ] • 40 MENYESAL

12.9K 476 3
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

CHAPTER 40. MENYESAL

Jalanan pagi ini lumayan ramai karena banyak dari semua manusia di kota ini yang memulai rutinitas mereka seperti kerja, sekolah, kuliah, dan lain sebagainya. Di dalam mobil Lilian tengah terjebak macet. Pikirannya masih tertuju pada pertengkarannya kemarin dengan Nagisa. Jujur Lilian sangat merasa bersalah sudah berkata kasar pada Nagisa. Tapi di lain sisi Nagisa juga harus sadar bahwa apa yang dia lakukan itu sangat salah.

Suara dering ponselnya yang terdengar membuat Lilian tersentak dari lamunan. Perempuan itu mengulurkan tangan mengambil ponselnya di atas dashboard dan melihat nama Nagisa tertera di sana.

Menghela napas, Lilian mengangkat panggilan itu. "Halo?"

"Li..."

Kening Lilian berkerut mendengar suara Nagisa yang parau di ikuti isak tangis. "Sa? Lo kenapa? Lo nangis?" Lilian sangat khawatir sekarang.

"Li... gue butuh lo, hiks..."

"Lo di penthouse, kan? Gue kesana sekarang." Lilian memutuskan sambungan telepon tersebut dan langsung memutar otak untuk keluar dari kemacetan yang sangat menyebalkan ini.

Tak lama, mobil Lilian memasuki basemant gedung apartemen mewah itu. Bergegas Lilian keluar dari mobil dan berlari menuju penthouse Nagisa. Dengan sedikit kasar Lilian membuka pintu kamar utama di penthouse itu dan melihat sahabatnya tengah duduk meringkuk di dekat kasur sembari memeluk dirinya sendiri. Kepalanya menunduk dan bahunya terlihat bergetar.

"Nagisa," panggil Lilian mendekat. Dia berlutut di depan Nagisa. Perlahan Lilian mengangkat kepala Nagisa yang tertunduk. Lilian terpaku dengan sesak di dada melihat wajah Nagisa sudah basah oleh air mata.

"Liiiiii!" Nagisa langsung memeluk Lilian dan tangisnya kembali pecah.

"Lo kenapa, Sa? Apa yang terjadi?" Lilian membalas pelukan Nagisa. Mengelus kepala dan punggung Nagisa untuk menenangkannya.

"Li... lo bener. Gue salah. Sangat salah!"

Lilian masih diam mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya. "Lo kenapa? Cerita sama gue. Apa yang terjadi sama lo?"

Perlahan Nagisa melepaskan pelukannya dan menunduk. Tangisnya masih belum reda. Nagisa bahkan sampai sulit mengatur napasnya saat ini karena tangisnya yang tidak bisa dia hentikan. Sungguh sakit rasanya.

"Sa, please cerita sama gue biar gue bisa bantu lo cari solusi kalau lo ada masalah." Lilian kembali memeluk Nagisa.

"G-gue... gue udah buat kesalahan yang sangat fatal, Li."

"Kesalahan apa yang fatal?"

Nagisa mengurai pelukan Lilian dan menatap sahabatnya itu dengan sedih. "Semalam, gue... gue tidur sama Dipta."

Kedua mata Lilian sontak membulat sempurna. Refleks tangannya langsung membekap mulutnya sendiri saking kagetnya dia mendengar pengakuan tersebut.

"Lo serius?!"

Nagisa mengangguk. Dia pun mulai menceritakan semua kejadian semalam yang dia ingat dengan sedikit tersendat-sendat. Lilian tidak bisa mengontrol ekspresinya saat ini. Dia benar-benar syok. Kaget bukan main mendengar cerita Nagisa.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang