[ ASL ] • 36 APAKAH MASIH ADA RASA?

11.7K 618 10
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

CHAPTER 36. APAKAH MASIH ADA RASA?

Pintu ruang kerja Nagisa di ketuk dari luar. "Masuk!" ujarnya tanpa mengalihkan pandangan pada berkas-berkas di atas mejanya.

"Permisi, ada kiriman untuk Dokter Nagisa."

Nagisa mendongak dan melihat Suster Ita yang masuk sembari membawa buket bunga mawar merah yang sudah di hias cantik.

"Dari siapa?" tanya Nagisa mengambil buket bunga itu dan mencium aromanya yang sangat wangi.

"Nggak ada nama pengirimnya, Dokter. Tadi di antar kurir di depan terus saya bawain langsung untuk Dokter."

"Terima kasih, Sus."

"Sama-sama, Dok. Saya keluar dulu, Dokter."

Nagisa mengangguk. Setelah Suster Ita keluar dari ruangannya, Nagisa kembali mencium wangi bunga itu sembari mengukir senyum. Nagisa penasaran bunga ini dari siapa.

"Apa jangan-jangan dari Varez?" gumamnya tidak bisa menahan senyum. Hatinya jadi berbunga-bunga. Suaminya itu begitu manis dan sangat romantis.

"Suka bunganya?"

Senyum Nagisa perlahan memudar ketika suara yang tidak asing itu menyapa telinganya. Jantungnya langsung berdebar kencang kala matanya terkunci dengan sepasang mata pria yang berdiri beberapa meter darinya.

Dipta.

Pria itu mendekat tanpa mengalihkan tatapannya dari Nagisa. Kini, dia sudah berdiri di hadapan Nagisa yang berdiri kaku. Dipta mengangkat tangan ingin menyentuh pipi Nagisa, namun suara yang teramat dingin itu membuat pergerakan Dipta seketika berhenti di udara.

"Jangan sentuh gue." Dengan menahan gejolak dalam dirinya, Nagisa menatap Dipta dengan amarah yang siap dilepaskan. Dengan kasar Nagisa mendorong Dipta menjauh darinya dan melemparkan buket bunga itu hingga mengenai wajah Dipta.

"Brengsek," desis Nagisa mengepalkan tangannya dengan kuat. "Sudah gue bilang JANGAN PERNAH MUNCUL DI HADAPAN GUE LAGI!!"

Nagisa hendak pergi namun langsung di tahan oleh Dipta. Pria itu memeluk Nagisa dari belakang, sangat erat.

"LEPASIN! GUE NGGAK MAU DI SENTUH SAMA LO!!"

"Sayang, aku minta maaf. Aku menyesal lepasin kamu. Aku mohon jangan benci aku. Kasih aku kesempatan sekali lagi, sayang. Aku mohon."

Nagisa berbalik dan melayangkan tangannya menampar Dipta dengan keras. Suara tamparan itu menggema di ruangan tersebut. Kepala Dipta menoleh ke samping saking kerasnya tamparan yang Nagisa berikan. Pipinya terasa panas dan nyeri secara bersamaan.

"Nggak akan pernah ada kesempatan untuk lo, Pradipta."

Dipta kembali menatap Nagisa. Dia mengabaikan perih yang masih terasa di pipinya. Tatapannya berubah sayu. Dengan cepat dia meraih tangan Nagisa dan menggenggamnya.

"Sayang, aku mohon. Satu kali saja kasih aku kesempatan. Aku masih sayang dan cinta sama kamu Nagisa."

"Tapi gue udah enggak! Gue nggak ada perasaan apapun lagi sama cowok brengsek kayak lo!!" Nagisa berusaha melepaskan tangan Dipta darinya. Namun, sangat sulit karena Dipta begitu erat menggenggamnya.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang