[ ASL ] • 09 PENTHOUSE

29.3K 1.3K 10
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

CHAPTER 09. PENTHOUSE

Ting!

Pintu lift terbuka ketika sudah sampai pada lantai yang di tuju. Nagisa melangkah keluar lebih dulu dengan raut wajah masam. Membuat Varez yang berjalan santai dibelakangnya terkekeh.

"Sayang, jangan cepat-cepat."

Langkah Nagisa berhenti lalu menoleh, melemparkan tatapan tajamnya pada Varez yang masih bersikap santai setelah apa yang pria itu lakukan pagi tadi.

"Masih kesel?" Varez berhenti tepat di depan Nagisa tak lupa dengan senyuman yang terukir di wajahnya membuat Nagisa masih berusaha menahan kekesalannya.

"Seharusnya lo mikir dengan sikap lo itu! Gue yang malu tahu!"

"Kok malu sih? Biasa aja kali. Kita, kan, udah nikah. Jadi melakukan hal itu wajar-wajar saja." Varez mengedikkan bahu santai.

Nagisa mendesis kesal. Ingatannya kembali tertarik pada kejadian tadi pagi saat di rumah orang tua Varez. Bagaimana bisa pria itu dengan santai menjawab pertanyaan iseng Loovy soal malam pertama antara dirinya dan Nagisa? Benar-benar memalukan!

Cup!

Dengan lembut Varez mengecup singkat pipi Nagisa membuat perempuan itu menoleh dengan kedua pupil melebar.

"Lo apa-apaan sih?" Kepala Nagisa memperhatikan sekitar, was-was jika ada orang yang melihat Varez barusan menciumnya.

"Makanya jangan marah-marah mulu! Tua baru tahu rasa!" Varez meraih tangan Nagisa, menggenggamnya lembut dan kembali berjalan.

Langkah keduanya berhenti tepat di depan pintu salah satu unit. Varez mengeluarkan sebuah kartu khusus yang menjadi kuncinya. Setelah terbuka mereka kemudian masuk ke dalam.

Seketika Nagisa terdiam dengan tatapan kagum melihat betapa mewahnya penthouse ini. Di tambah dengan pemandangan luar yang mengagumkan.

"Mulai hari ini, kita akan tinggal di sini, berdua."

Nagisa menoleh pada Varez yang ternyata sejak tadi terus memperhatikannya.

"Bagaimana? Suka?"

Nagisa mengangguk. "Bagus."

Varez tersenyum lalu menarik tangan Nagisa menaiki tangga menuju lantai atas. Varez membuka salah satu pintu kemudian masuk. "Ini kamar kita."

Nagisa memperhatikan sekitar. Kamarnya besar dan luas. Ada sebuah pintu yang ternyata menghubungkan ke walk in closet dan kamar mandi. Nagisa menyingkap gorden besar di kamar itu yang langsung memperlihatkan suasana di luar.

Pandangan Nagisa terpaku pada langit cerah tak berawan siang ini kemudian pandangannya turun melihat gedung-gedung yang terlihat kecil di bawah sana. Seperti mainan rumah-rumahan.

"Suka?" bisik Varez tepat di samping telinga Nagisa. Kedua tangannya kini sudah melingkar mesra di perut Nagisa dan dagu yang bertumpu pada pundak perempuan itu.

"Gue di bantu Mama buat dekor tempat ini supaya nyaman juga buat lo," kata Varez semakin mengeratkan pelukannya lalu mengecup sekilas rahang Nagisa dari samping.

"Rez, apa... nggak ada kamar lagi?" tanya Nagisa menoleh sehingga jarak antara wajahnya dan Varez kini begitu dekat.

Nagisa dapat melihat kedua alis Varez bertaut dengan tatapan bingung. "Maksudnya?" tanya Varez.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang