SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️
PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️
••••
CHAPTER 38. EGOIS
Selesai meeting, Varez berjalan keluar dari ruangan tempat diadakannya pertemuan dengan petinggi rumah sakit VICTORY yang bertempat di Bali—salah-satu anak perusahaan VICTORY GROUP. Sembari berjalan di lorong, Varez terus mencoba menelepon Nagisa namun lagi-lagi tidak di angkat. Akhirnya, decakan pun keluar dari bibirnya.
Sejak kemarin Nagisa benar-benar sangat susah untuk di hubungi. Mereka hanya telfonan semalam, itu pun hanya sebentar karena Nagisa katanya sudah mengantuk. Walaupun sedikit tidak rela sambungan teleponnya dengan sang istri selesai begitu saja—karena Varez masih rindu Nagisa—dengan berat hati Varez harus mengakhiri sambungan telepon tersebut.
Varez tidak ingin egois mengingat profesi Nagisa adalah seorang Dokter spesialis yang memiliki waktu tidur sedikit. Bahkan saat tengah malam pun, ketika ada panggilan mendadak dari rumah sakit Nagisa akan langsung pergi untuk memeriksa pasien yang membutuhkan dirinya.
Varez bukannya tidak ingin mempekerjakan bodyguard untuk keamanan istrinya saat dia pergi. Varez percaya sama Nagisa. Sangat-sangat percaya bahwa Nagisa akan baik-baik saja. Dan juga percaya kalau istrinya pandai menjaga hatinya saat mereka berjauhan.
Varez berhenti berjalan dan sekali lagi dia mencoba menghubungi Nagisa. Dan sama seperti sebelumnya. Hanya suara operator yang terdengar di telinga.
"Kamu sibuk banget ya sampai susah banget aku hubungi?" gumam Varez mengembuskan napas kemudian memejamkan mata. Ternyata seperti ini rasanya LDR? Jauh dari sang pujaan hati dan begitu sulit untuk di hubungi untuk sekedar memberitahukan keadaan masing-masing. Varez tidak suka dan benci dengan keadaan ini. Rasanya dia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya di sini dan pulang. Dia benar-benar tidak tahan dengan rindu yang terus bergejolak hebat pada Nagisa.
"Pak Varez!" Seseorang memanggilnya membuat Varez dan Zein menoleh ke belakang.
"Ada apa, Pak Gunawan?" tanya Varez langsung setelah Pak Gunawan dan seorang perempuan asing yang mengikuti Pak Gunawan berdiri dihadapannya.
"Sebelumnya terima kasih karena Pak Varez sudah mau repot-repot datang kesini secara langsung untuk melihat keadaan rumah sakit." Pak Gunawan adalah kepala di rumah sakit ini yang sudah Varez percayakan bahwa beliau bisa mengontrol keadaan di sini. Karena tidak mungkin juga setiap minggunya Varez bolak-balik dari Jakarta ke Bali untuk mengecek keadaan di sini.
"Sudah tugas saya," jawab Varez sekenanya.
"Oh iya, Pak. Perkenalkan ini Angel, putri saya." Pak Gunawan memperkenalkan perempuan yang sedari tadi berdiri disampingnya seraya melirik Varez dengan senyum manis.
"Salam kenal, Pak Varez." Angel berucap dengan suara lembut yang mendayu-dayu.
"Salam kenal," balas Varez singkat.
"Apa Pak Varez sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bareng, Pak?" tawar Pak Gunawan.
Varez melirik jam tangannya kemudian melihat layar ponselnya yang masih belum menunjukkan panggilan atau pesan dari Nagisa.
"Baiklah," putus Varez akhirnya. Rencananya dia mau balik ke hotel saja setelah meeting hari ini selesai. Namun rasanya tidak enak juga menolak permintaan Pak Gunawan. Toh dia juga jarang kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Sky Lawrence [END]
Romance[ The Series of Sky Lawrence Stories #4 ] [ Sequel of SKY TRIPLETS ] **** Alvarez Sky Lawrence. Siapa yang tidak kenal dia? Laki-laki tinggi berperawakan tampan, berkharisma, dan penuh wibawa serta kaya raya yang banyak di gandrungi dan menjadi idam...