[ ASL ] • 10 MARAHAN

28.2K 1.2K 5
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

CHAPTER 10. MARAHAN

Varez melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tangannya meremas setir dengan rahang mengeras. Terlihat jelas kekesalan dari raut wajahnya.

Bagaimana tidak? Nagisa yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya itu meninggalkannya begitu saja di rumah. Bahkan pada saat itu Varez masih tertidur.

Saat dia mencari keberadaan Nagisa, perempuan itu sudah tidak ada dimanapun. Dan Varez baru tahu kalau Nagisa buru-buru ke rumah sakit dari sticky notes dengan tulisan perempuan itu yang tertempel di pintu kulkas.

"Sial!" kesal Varez memukul setirnya antara geram dan kesal. Padahal Nagisa masih mempunyai masa cuti pernikahan mereka beberapa hari lagi, namun bisa-bisanya perempuan itu pergi tanpa izin darinya.

"Awas lo buntelan, sampai gue dapatin lo, gue pastiin lo nggak akan bisa keluar dari rumah."

"Enak aja pergi tanpa seizin gue."

"Heh! Gue suami lo! Su-a-mi!"

"Bisa-bisanya tuh buntelan cengeng ninggalin gue pas lagi tidur."

"Awas lo Nagisa!"

Berbagai macam umpatan terus dia utarakan untuk Nagisa sebagai bentuk kekesalannya. Varez tidak terima hal ini! Sangat tidak terima!

"Telfon gue nggak di angkat lagi!" Varez geram. Ingin mempercepat laju mobilnya ke rumah sakit. Menyusul istrinya itu dan menariknya pergi. Terserah dengan cara apapun, mau itu lembut atau pemaksaan. Intinya Nagisa harus pulang bersamanya!

"Nih siapa lagi mbak-mbak satu?" ujar Varez pada ponselnya saat suara dari operator terdengar ketika dia masih berusaha untuk menghubungi Nagisa.

"Gue mau nelfon istri gue woy! Gue mau denger suaranya! Bukan suara lo!" teriak Varez pada ponselnya sendiri. Sepertinya dia benar-benar frustasi atau gila sekarang?

Brakk!

Varez tersentak merasakan sundulan di belakang mobilnya. Lantas dia menepi lalu keluar dari mobil. Napas berat kini lolos dari bibirnya dengan wajah yang semakin berkali-kali lipat lebih kesal. Salah satu lampu mobil bagian belakangnya pecah.

Varez mendekat ke mobil yang barusan menabraknya itu. Ternyata dia berhenti. Tau juga kesalahannya apa.

Masih berusaha sabar, Varez mengetuk jendela mobil itu. "Keluar! Keluar woy! Nggak mau tanggung jawab lo? Keluar!"

Seseorang akhirnya keluar dari mobil BMW itu. Seorang pria paruh baya dengan pakaian supir berjalan mendekati Varez yang sudah berkacak pinggang dengan tatapan tajam.

"Lo, kan, yang udah nabrak mobil gue?" tanya Varez sambil menunjuk ke arah mobilnya.

Pria itu menoleh kemudian meringis menyadari kesalahannya.

"M-maaf, Tuan. Saya tidak sengaja."

"Nggak sengaja?" Varez bersedekap. "Lo punya mata, kan? Di pake! Nggak sengaja, nggak sengaja, lihat tuh lampu mobil gue sampai pecah!"

"Lo bisa bawa mobil atau enggak sih, hah?" Tatapan Varez semakin menajam. "Lo tau nggak gue lagi-lagi buru-buru? Urusan gue banyak dan waktu gue terbuang sia-sia di sini karena ulah lo!"

Tiba-tiba seorang pria berpakaian stylish dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya serta masker dan topi hitam yang membuat wajahnya tidak terlihat keluar dari mobil itu kemudian mendekat.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang