[ ASL ] • 11 HUKUMAN

29.6K 1.2K 6
                                    

SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

CHAPTER 11. HUKUMAN

Benar seperti apa dugaan Nagisa saat Varez mengatakan bahwa dia harus di hukum karena masalah tadi pagi. Padahal Nagisa sudah meminta maaf namun Varez tetap akan menghukumnya. Saat mengatakan hal itu, Varez langsung menyeret Nagisa pulang. Tidak peduli dengan tatapan bingung para Dokter dan Suster serta orang-orang di rumah sakit yang melihat mereka. Dan disinilah Nagisa sekarang, di penthouse tempat tinggalnya dan Varez setelah menikah.

Dengan baju kaos putih polos, celana pendek, dan rambut yang di gulung asal, Nagisa menatap tajam pada Varez yang kini sedang menikmati kemalasannya. Duduk di sofa depan TV dengan popcorn sebagai cemilan.

Penampilan Nagisa begitu berbeda sekarang. Bukannya terlihat seperti nyonya, malah terlihat seperti babu.

Ya, Varez memberikan hukuman pada Nagisa untuk membersihkan penthouse mereka, sen-di-ri. Meskipun ada ART yang seharusnya bekerja hari ini, Varez sengaja undur dan memerintahkan ART tersebut bekerja besoknya.

Dengan sarbet di pundak dan pel di tangannya, Nagisa mulai mengerjakan satu persatu pekerjaan rumah. Meskipun kesal dengan Varez, toh dia bisa apa?

Varez itu menyebalkan! Punya banyak akal untuk membuat Nagisa tidak berkutik dan juga dia pantang kalah kalau sudah berdebat.

Sedangkan Nagisa? Dia perempuan yang tidak mau ribet dan memperpanjang urusan. Jadinya dia banyak mengalah agar masalah tidak semakin banyak padanya.

"Yang bersih, ya, Mbok," ejek Varez melirik Nagisa yang sedang mengepel didekatnya.

Nagisa langsung memberikan lirikan tajam dari ujung matanya yang langsung di balas senyuman menyebalkan oleh pria itu.

"Tuh, di bawah meja jangan lupa bersihin juga. Tuh, di sudut dekat lemari kaca juga. Nah, itu di dekat vas juga kotor tuh. Bisa bersihin nggak sih?"

Cukup! Nagisa benar-benar kesal sekarang. Telinganya benar-benar panas mendengar Varez yang terus-menerus memerintahnya seenak jidat. Padahal pekerjaan yang satu saja belum dia selesaikan.

"Lo tuh bisa diem, hah?!" Nagisa dengan sadis melemparkan sarbet dipundaknya tepat mengenai wajah Varez.

"Heh! Nggak sopan lo sama suami!" Varez melempar balik sarbet itu yang dengan sigap di tangkap Nagisa.

"Lo berisik! Gue pasti bersihin semuanya tapi satu-satu! Dan gue cuma sendiri bersihin nih tempat!"

"Ya itu derita lo."

"Derita lo, derita lo. Dasar kuyang!!" teriak Nagisa benar-benar emosi dengan sikap Varez.

"Heh! Darimana lo tahu nama lain gue?"

"Dari Loovy! Kenapa? Nggak suka gue panggil kuyang?"

"Dasar buntelan cengeng!"

"Apa lo bilang?!"

"Buntelan cengeng. Kenapa? Nggak suka gue panggil buntelan, hah?!" Varez membalik kata-kata Nagisa padanya.

Pegangan Nagisa pada gagang pel semakin menguat seolah gagang pel itu akan patah olehnya. Wajahnya pun mulai memerah dengan emosi yang siap meledak. Kalau di komik-komik, pasti sekarang terlihat kepala dan telinga Nagisa yang mulai keluar asap.

Varez perlahan mulai bangkit, dengan was-was melihat perubahan di raut wajah istrinya itu. Entah kenapa perasaannya mulai tidak tenang. Seolah akan terjadi bencana padanya sebentar lagi.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang