36. Impulsif: Tiga

2.5K 439 119
                                    

Happy Reading

****

"Kita mau kemana?" tanya Kenzie pada Hana.

"Kau mau kemana?"Hana balik bertanya pada Kenzie. Dia memamerkan senyumnya yang khas itu untuk kesekian kalinya pada Kenzie.

Kenzie tersenyum miring,"apa kau sedang menjual waktumu untukku?"

"Menurutmu?" Hana kembali tersenyum dengan memiringkan kepalanya.

"Baik, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini," Kenzie mendekatkan wajahnya pada Hana," aku akan membelinya dengan harga tinggi."

"Bagus. Kau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan ini di lain waktu."

Hana memberikan kunci mobilnya pada Kenzie lalu berjalan menuju pintu mobil.

"Tunggu."

Kenzie berjalan mendekat pada Hana seraya menyeka rambutnya yang basah oleh keringat ke belakang. Apa-apaan Hana ini, kenapa dia bertingkah seperti ini? Mungkinkah dia sedang merencanakan sesuatu? Kira-kira itulah pernyataan yang sedari tadi berputar di otak Kenzie. Namun, apakah prasangka-prasangka itu penting bagi Kenzie saat ini? Oh, tentu saja tidak. Kenzie tidak suka membuang-buang kesempatan yang datang padanya.

Kenzie membukakan pintu mobil untuk Hana," Silahkan, my lady."

"Good boy."

'Apakah dengan ini Kenzie akan melupakan amarahnya pada Laras?'

Hana menatap Kenzie yang tengah mengemudi dengan wajah berseri-seri.

'Sial, aku meragukannya.'

****

"Taman bermain?" gumam Frans membaca pesan dari Kenzie.

"Apa? Apakah psikopat itu sudah tidak waras?" sahut Ciko yang ikut membaca pesan itu.

"Hei, bodoh."

"Apa? Kau panggil aku apa?" tanya Ciko yang tersulut emosi mendengar ucapan Frans.

"Lupakan, memang sejak kapan anak itu waras?" Ujar Frans lalu pergi meninggalkan Ciko yang mengangguk-angguk membenarkan ucapan laki-laki itu.

"Ciko," panggil Frans

Ciko membulatkan matanya,"wah, akhirnya kau memanggilku dengan nama. Perkembangan yang bagus, tapi tolong hentikan tatapan tak biasa mu itu. Kau terlihat seperti bapak tiri."

"Aku akan ke parkiran, kau jangan lupa membawa gergaji."

Ciko tidak banyak bertanya. Gergaji itu pasti permintaan Kenzie. Ciko menghirup nafas dalam. Kali ini siapa yang akan menjadi mangsa Kenzie?

****

Anak-anak suka taman bermain. Pertanyaannya, kenapa mereka menyukainya?

"Kau yakin dengan ini?" tanya Hana tak percaya pada Kenzie.

Mereka saat ini berada di taman bermain. Melihat wajah Kenzie yang sedari tadi berseri-seri, sepertinya laki-laki itu sedang tidak bercanda.

"Tentu saja. Kenapa kau tidak percaya seperti itu?" tanya Kenzie bingung.

"Tidak, aku bukan tidak percaya. Aku hanya sedikit terkejut. Nah, sekarang wahana mana yang ingin kau coba?" tanya Hana.

Kenzie tersenyum miring. Dia menatap Hana lama. Cukup lama hingga membuat Hana risih. Apa Kenzie sedang mengerjainya?

"Kenapa kau tersenyum miring seperti itu?"

"Kau tau kenapa anak-anak menyukai taman bermain?"

"Memangnya kau anak-anak?"

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang