13. Penjara Jiwa

7.8K 1K 20
                                    

Happy Reading

****

"Apa kau sudah gila?!!" teriak Hana.

Mobil Kenzie melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Menyapu jalanan ibarat hembusan angin. Semenjak dari toko baju tadi, Kenzie bersikap sangat aneh. Pertanyaan Hana sama sekali tidak digubris oleh laki-laki itu. Hana tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Kenzie saat ini.

Mobil Kenzie berbelok, menimbulkan decitan dari suara gesekan antara ban mobil dan jalan berlapis aspal. Beruntung jalanan di daerah ini sedang sepi. Jika tidak, sudah pasti terjadi kecelakaan beruntun.

"Bukankah itu mobil polisi?" tanya Hana melihat mobil polisi yang tepat berada di belakang mereka.

Mobil Kenzie melaju semakin kencang. Hana berpegangan erat, matanya fokus ke depan waspada jika Kenzie kehilangan konsentrasi. Hana menoleh kesamping memperhatikan Kenzie. Tatapan matanya belum berubah sama sekali. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?

Suara sirine mobil polisi semakin jelas terdengar. Sadar polisi mengincar mereka, Kenzie mengarahkan mobilnya masuk ke dalam gang. Gang kecil yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil.

"Ken berhenti!" perintah Hana disaat Kenzie semakin menggila setelah keluar dari dalam gang. Hana sudah tidak bisa berpikir lagi, perutnya juga terasa mual.

"Kau siapa beraninya memerintahku?" tanya Kenzie dingin.

Mobil mereka berhasil menerobos lampu merah. Kenzie juga menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya. Sedangkan mobil polisi masih setia mengikuti mereka dari arah belakang.

"Aku tidak tau kau kenapa, tapi jika kau sedang marah lampiaskan saja padaku! Jangan kepada mereka yang tidak bersalah!" teriak Hana parau dengan kerongkongan yang sudah kering.

Kenzie bisa saja menabarak kendaraan yang berada di jalan yang sama. Kecelakaan mungkin tidak akan bisa terelakkan. Dari pada memakan korban, Hana lebih memilih Kenzie melampiaskan semuanya kepada dirinya.

"Cih, baik hati sekali kau," Kenzie tersenyum meremehkan. Mobil Kenzie kembali menyalip sebuah truk besar. Tubuh Hana bisa merasakan hembusan angin yang terasa panas dari kendaraan besar itu.

"Aku memang baik hati maka dari itu berhentilah!"

Mobil Kenzie berhenti secara mendadak di atas jembatan. Hampir saja kepala Hana membentur mobil jika Kenzie tidak mengarahkan telapak tangannya untuk melindungi kepalanya.

"Sudah cukup bermain-mainnya, sedikit memuaskan untukku." Kenzie tersenyum.

Hana terperangah untuk sesaat. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki itu.

"Kau puas telah adu balapan dengan polisi?" Hana menatap Kenzie tak percaya.

Kenzie terkekeh, dia menyeringai," tidak. Tapi puas melihat kau bahagia seperti tadi."

Mulut Hana terbuka lebar. Tidak percaya Kenzie akan mengatakan itu. Bahagia katanya?

Tak lama polisi menghampiri mereka. Kenzie keluar dari dalam mobil. Polisi itu memberikan surat tilang dan meminta Kenzie ke kantor polisi untuk menjelaskan tindakan yang dilakukannya hari ini. Hana bahkan juga ikut terkena getahnya.

"Kau sudah pernah masuk kantor polisi? Setahuku itu tempat bermain yang sangat menarik." bisik Kenzie pada Hana.

Hana menoleh, memberikan sorot tajamnya. Di dalam hidup Hana, baru kali ini tangannya dipasang borgol dan berada di dalam mobil polisi menuju kantor polisi.

"Aku benar-benar ingin membunuhmu," gumam Hana melihat senyuman Kenzie.

****

"Aku tau dia berpura-pura tidak tau saat semua orang membicarakan ibunya yang gila," ujar seorang gadis pada teman-temannya.

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang