45. Perdagangan Manusia: Empat

1.5K 253 25
                                    

Happy Reading

****

"Apa yang kau lakukan disini?"

Kenzie melepas sarung tangannya. Dia mendekati Zio lalu memberikan satu pukulan di wajah laki-laki itu.

"Entah kenapa tiba-tiba kau menjadi bodoh. Saat kau tau Hana hilang, kenapa kau ikut panik dan tidak bisa berpikir jernih?"

Zio meraih kerah baju Kenzie lalu menatapnya nyalang, dia tidak tau apa maksud Kenzie namun nada bicaranya terdengar sangat menyebalkan hingga rasanya ingin menghabisi Kenzie saat ini juga. Apakah dia tidak pernah bercermin?

"Bicaralah yang jelas, jangan berputar-putar!"

Kenzie menepis kasar tangan Zio dari kerah bajunya,"GPS, bukankah kau memasang GPS di ponsel Hana? Aku ingat saat kau berhasil menemukan Hana di rumah kosong bersama denganku. Dan, yah, kau juga tidak lupa bukan tindakan kekanak-kanakan mu waktu itu?"

Benar juga. Kenapa selama ini tidak pernah terpikirkan oleh dirinya? Tapi, saat Kenzie memberitahu dirinya bahwa Hana hilang, Bianca juga memberitahunya untuk tidak khawatir.

"Sial, seharusnya aku tidak mempercayai perkataan Bianca. Gadis itu selalu senang melihat Hana dalam bahaya," Zio bergumam lalu merogoh ponselnya untuk melacak Hana.

"Tempat ini ..." Zio tak bisa melanjutkan kalimatnya saat mengetahui lokasi Hana.

"Apa? Berikan padaku."

Kenzie merebut ponsel Zio, rahangnya mengeras saat mengetahui tempat apa itu. Itu adalah sebuah Casino yang cukup terkenal. Ada banyak kegiatan kotor yang dilakukan disana. Dan yang paling terkenal adalah Perdagangan Manusia.

Namun, tidak ada yang tau pasti apakah benar disana ada perdagangan manusia atau hanyalah sebuah rumor yang tersebar di masyarakat. Apa karena yang datang kesana kebanyakan dari kalangan pejabat dan anggota pemerintahan?

Tetapi, Kenzie tau itu. Dia tau tempat itu milik siapa. Casino itu milik Andre. Ternyata laki-laki itu berhasil kabur dari genggamannya.

"Aku akan mencari Hana-"

"Aku ikut denganmu!" teriak Zio sebelum Kenzie menyelesaikan kalimatnya.

"Jangan ikut campur dalam urusan rumah tanggaku dengan Hana. Kau pergilah mencari Bianca, firasatku berkata dia sedang dalam bahaya. Atau mungkin saja dia sudah mati," ujar Kenzie dengan enteng lalu mengibaskan tangannya dan pergi meninggalkan Zio yang mematung.

"Hah?" bingung Zio,"kenapa orang gila itu selalu berbicara setengah-setengah?"

Zio menatap telapak tangannya. Dia baru sadar telah kehilangan sesuatu.

"KAU MEMBAWA PONSELKU, SIALAN!"

****

"Kenapa ponsel ini ada padaku?" gumam Kenzie menatap ponsel milik Zio.

Pak Bimo hanya tersenyum memperhatikan Kenzie. Dia sadar Kenzie lah yang berniat mencuri ponsel itu dari Zio beberapa jam yang lalu.

"Ini ponsel mahal bukan? Apa merk nya? Aku lupa, nanti aku akan menjualnya. Setelah membawa Hana pulang, antarkan aku ke tempat pegadaian."

Tidak ada yang tau kenapa Kenzie sangat santai seperti ini. Pak Bimo sempat berpikir bahwa Kenzie akan memporak-porandakan tempat ini, tetapi tanpa diduga Kenzie menjadi kelewat santai. Seperti bukan dirinya sendiri.

Pak Bimo mengikuti Kenzie saat memasuki Casino.

"Sampai disini saja, tunggu aku diluar. Ini tak akan lama." ujar Kenzie dengan langsung disetujui oleh Pak Bimo.

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang