Happy Reading
Maklum ya jika banyak typo^^
****
"Mari kita akhiri ini."
Pak Bimo mengangguk mengerti, melihat Andre yang sedang memakai baju tahanan rasanya seperti melihat Kenzie dahulu.
Bukti eksperimen ilegal yang dilakukan oleh Gerlan memang lah belum terkumpul semua. Namun cukup untuk menangkap dan menjebloskan orang gila itu ke dalam penjara. Tunggu, bukankah orang gila itu lebih pantas diberi hukuman mati?
"Kenzie ternyata sangat cerdik, ya," Andre tersenyum kecil. Walaupun malas untuk mengakuinya, tapi Andre tidak akan menyanggah bahwa Kenzie itu jenius.
Andre baru menyadari bahwa Pak Bimo bekerja untuk Kenzie bukanlah semata-mata ingin mencari penghasilan dengan cara ilegal. Kenzie dan juga Pak Bimo dari awal sudah mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan semua tindakan dan eksperimen Gerlan. Tapi, tidak ada yang tau apakah Gerlan menyadari dirinya sedang diselidiki atau tidak.
"Kau tidak apa-apa? Jika ingin mengakhiri ini, kau harus bersaksi nantinya."
"Tentu saja, aku sudah muak dengan orang itu. Aku tidak ingin ada yang menjadi korban lagi."
"Baiklah."
****
Diana mengambil salah satu bunga mawar dari dalam vas. Memandangi bunga itu dengan seksama lalu pergi keluar kamar seraya membawa mawar itu.
Dengan gaun putih yang panjangnya menyentuh lantai serta rambutnya yang ikal panjang tergerai indah membuat Diana terlihat seperti seorang malaikat yang sedang berjalan di lorong pada tengah malam.
Diana memasuki sebuah kamar. Meninggalkan bunga mawar yang dibawanya di atas ranjang lalu menatap kedua insan yang tengah tertidur.
"Maafkan aku, jika aku sedikit lebih erat untuk memegang tali pengikat serigala itu, kalian tidak akan terkena taringnya. Ini semua salahku."
Tidak bisa dipungkiri dengan melihat dua wajah ini membuat hati Diana kembali teriris.
Diana berjalan menuju anak laki-laki yang tengah tertidur di atas sofa. Berjongkok dihadapannya lalu mengusap kepala itu dengan lembut,"aku menyayangimu, Ken. Maaf, aku terlambat menyadarinya. Kali ini kau harus bahagia, ya. Sampai kapanpun, aku akan selalu melindungimu, anakku."
Tak ingin membangunkan mereka, Diana segera keluar dari kamar itu. Melihat Kenzie untuk pertama kalinya setelah sekian lama membuat Diana bahagia sekaligus sedih. Karena waktu mereka terlalu singkat.
Diana mengangkat sedikit gaunnya agar dia bisa berjalan lebih cepat. Jika tidak Gerlan akan sadar bahwa dia keluar kamar secara diam-diam.
"Tunggu."
Langkah Diana terhenti saat suara itu menggema di lorong. Diana menoleh dan mendapati seorang gadis tengah menatapnya. Dia adalah gadis yang tertidur di kamar yang sama dengan Kenzie tadi.
"Aku ingin berbicara denganmu, sebentar saja."
Hana menghampiri wanita itu. Dia wanita yang baru saja berbicara dengan Kenzie tadi. Dan apa maksud ucapannya tadi? 'Anakku?' apa dia ibunya Kenzie? Tapi bukankah kedua orang tua Kenzie sudah meninggal? Banyak pertanyaan yang berputar di otak cantik Hana.
"Apa kau ibunya Kenzie?" tanya Hana tanpa basa-basi.
Diana tersenyum, anak ini cukup menarik. Diana mengangguk menanggapi pertanyaan Hana.
"Bagaimana bisa?" tanya Hana bingung.
"Apa maksudmu? Tentu saja bisa karena aku yang melahirkannya. Dia keluar dari rahimku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Patient (REVISI)
Misteri / ThrillerHighest Rank #1-kelainan [11-02-2021] #1-psikiater [05-03-2021] #1-gangguanjiwa [15-05-2021] #1-jiwa [16-05-2021] #1-dendam[21-05-2021] #1-pembunuh[24-05-2021] #2-kenzie[24-05-2021] #2-depresi[29-05-2021] #1-psikopat[01-06-2021] #8-misteri[01-06-202...