18. Terjebak

5.9K 822 23
                                    

Happy Reading

****

"Hana, tolong aku! Kenzie itu gila!"

Sontak Hana mengernyit heran, mengapa Frans mengirim pesan ini pada dirinya? Apakah terjadi sesuatu? Hana menghela nafas panjang.

"Ini pasti hanya modus."gumam Hana lalu menyimpan ponselnya. Persetan dengan laki-laki itu, Hana sudah tidak peduli.

Terlepas dari Frans, Hana terdiam beberapa saat menatap lurus ke seberang jalan. Sesosok yang dilihatnya tadi sudah tidak ada. Menghilang tanpa tau dimana. Padahal Hana hanya melihat ponselnya sebentar. Makhluk itu, datang tanpa diundang, pergi tanpa pamit. Benar-benar setan menyebalkan.

"Kak Hana lagi liat apa?" tanya Laras ikut melihat arah pandangan Hana.

"Hah? Tidak ada." Hana tersenyum kembali berjalan menuju ruangannya.

Laras yang penasaran terus mengikutinya, melemparkan berbagai pertanyaan pada Hana.

"Kak Hana tadi wajahnya serius banget? Ada sesuatu?" Laras berdiri di dekat meja Hana. Setia menunggu jawaban dari atasannya itu.

"Aku tadi melihat sesuatu." Hana memakai kacamatanya.

Mendengar hal itu membuat Laras semakin penasaran dan kembali mendekat ke kursi Hana," liat apa kak?"

"Manusia ditempeli hantu, wajahnya tampan tapi tatapannya kosong. Mungkin karena hantu itu sering menempel padanya. Tapi, Wajah hantu itu-"

Hana menjeda kalimatnya dan menatap Laras horor," wajahnya penuh darah merah pekat dan luka sayatan yang sepertinya dalam. Mungkin dia mati dibunuh."

Laras mendekap mulutnya, cerita Hana benar-benar sadis. Membayangkannya saja perutnya sudah mulai mual.

"Kak Hana bisa melihat makhluk astral seperti hantu?" Laras kembali bertanya.

"Tentu saja tidak."

"Kak Hana! Aku udah hampir percaya tadi! Beruntung aku tidak muntah di sini!" Kesal Laras merasa dibodohi.

Hana tertawa, membuat orang kesal memang menyenangkan. Hana berdiri menepuk-nepuk punggung Laras," makanya, siapa suruh kamu banyak tanya."

"Iya maaf, aku keluar dulu."

Laras berjalan menuju pintu, sebelum keluar Laras memutar badan menghadap Hana seraya melotot tajam,"kakak memang menyebalkan."

Hana hanya terkekeh, Laras sepertinya sangat kesal. Lagi pula, tidak baik bukan terlalu ingin tau dengan urusan seseorang. Yah, walaupun cara Hana mengusir Laras tadi memang menyebalkan.

Ting!

Ponsel Hana bergetar di atas meja. Hana mengambil ponselnya. Sebuah pesan baru saja masuk. Hana pikir itu dari Frans namun nyatanya tidak. Itu dari orang tua Frans.

Hana maaf mengganggu mu, mama ingin bertanya apa Frans kemarin menginap di rumahmu? Dari kemarin malam dia tidak pulang, mama sangat khawatir dengannya. Jika Hana tau dimana Frans hubungi mama, ya.

Hana meletakkan ponselnya. Pikirannya mulai dipenuhi Frans. Sebenarnya, Hana tidak betul-betul membenci Frans. Dirinya hanya kesal karena perkataan Frans waktu itu padanya. Padahal Hana ingin menjelaskan apa hubungan dirinya dengan Kenzie. Tetapi Frans malah bersikap kekanak-kanakan dan menuduhnya sembarangan. Hana tidak suka dirinya dipojokkan seperti itu.

Hana kembali meraih ponselnya, dia membuka pesan dari Frans tadi. Waktu pesan itu dikirim sama saat dirinya melihat Kenzie di depan kliniknya tadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Kenzie melakukan sesuatu pada Frans? Tapi kenapa?

My Psychopath Patient (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang